Teologi penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Kristen (HotCat)
keterlaluan
Baris 1:
[[Berkas:Creation of Adam.jpg|thumb|right|.'''Kisah penciptaan''' merupakan awal sejarah kehidupan [[manusia]] di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan [[Allah]] di tengah-tengah kehidupan [[manusia]]. Kisah penciptaan masih diyakini [[manusia]] sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]]
'''Teologi penciptaan''' adalah kajian dalam ilmu teologi yang menyelidiki pandangan Kristen tentang penciptaan dunia. Hal itu berkaitan dengan kepeduliaan [[manusia]] akan keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan 'dari mana' dan meluas sampai mencakup kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1: [[Allah]] Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref>
 
== Penciptaan menurut Perjanjian Lama ==
=== Kitab Kejadian ===
Cara Kejadian 1 dan Kejadian 2 mengungkapkan tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda, sebab sumber cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno">{{id}} Abineno, J.L.Ch. 1987. ''Manusia Dan Sesamanya Di Dalam Dunia''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1-12.</ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diambil dari sumber Yahwist yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
 
==== Penciptaan menurut Priester ====
Cerita penciptaan dimulai dari sekelompok [[imam]] [[Israel]] (disebut juga [[Priester]])yang memelihara cerita tradisional dengan hati-hati, hukum, dan tulisan-tulisan lain, di mana cerita seperti itu sudah telah berkembang di sekitar orang Israel selama berabad-abad.<ref name=" Major ">{{en}} Joan ‘brien Wilfred. 1982. '' In The beginning Craetion Myths From Ancient Mesopotamia, Israel and Greece''. USA: American Academy Of Religion. 34-38.</ref> Priester memelihara tulisan-tulisan selama masa [[Pembuangan Israel|Pembuangan]] tahun 550-500 SM dengan tujuan iman Israel tidak akan terlupakan. <ref name=" Major "></ref> Meskipun cerita penciptaan menggunakan perumpamaan dalam pujian atau pun puisi mengenai penciptaan, kelompok Priester memberikan perhatian pada logika dan struktur untuk menyampaikan pesannya. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Struktur memperlihatkan proses yang teratur ketika [[Allah]] menciptakan dunia. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Hal ini jelas bahwa [[Tuhan]] mempunyai rencana secara keseluruhan untuk penciptaan dan setiap bagian dari yang paling sederhana sampai keseluruhan secara harmonis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] bergerak dari bumi ke makhluk tertentu yang akan mengisi bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Allah mencipatakan dunia mulai dari massa kacau hingga adanya kemajuan langkah demi langkah dari kekacauan kepada penciptaan objek yang mati, benda hidup, dan akhirnya pada [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
[[Allah]] adalah hal yang melampaui segalanya dan tidak terbatas, di mana [[Allah]] berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. [[Allah]] bekerja sendiri. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat dan memberi tanda bahwa karya-Nya telah selesai. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam waktu enam hari [[Allah]] mengatur karyanya dengan caranya sendiri yang logis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada tiga hari pertama, [[Allah]] menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada hari keempat, kelima, dan keenam, [[Allah]] menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, kemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Setelah [[Allah]] selesai menciptakan semua itu, [[Allah]] menilai bahwa semua itu baik. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan semua itu melalui Friman. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
Priester menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh langkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
Baris 20:
# "Jadilah petang dan pagi".<ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
[[Allah]] menciptakan segala sesuatu di dunia selalu menggunakan pola dengan tujuh langkah yang telah disebutkan di atas. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dengan kata lain, Priester menekankan selesainya peristiwa [penciptaan]] ketika [[Allah]] memperhatikan hasil ciptaan, dan tidak lagi menciptakan sesuatu. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Ada beberapa ayat-ayat yang digunakan untuk menggambarkan penciptaan [[manusia]] (1:26-28). <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Manusia]] diciptakan untuk menguasai dunia yang dibuat-Nya menurut [[gambar]] [[Allah]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan bumi sebagai permukaan darat dengan kubah yang mencakup seperti mangkuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Kubah ini mencegah air di atasnya, supaya air tidak menenggelamkan bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Di bawah bumi adalah tempat kekacauan dan kegelapan yang masih belum terbentuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam Priester, seluruh dunia adalah sangat baik".<ref name=" Major "> 34-38</ref> Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptan lainnya. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
==== Penciptaan menurut Yahwist ====
Cara Kejadian 1 dan Kejadian 2 mengungkapan cerita tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda, sebab keduanya berasal dari dua sumber yang berbeda..<ref name="Abineno"></ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. <ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada masa permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diambil dari Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
 
Sumber cerita Yahwist berusaha memberikan keterangan tentang hal-hal aneh yang ada di dunia ini.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Cerita seperti itu disebut cerita keterangan. <ref name="Wahono">82</ref> Kitab Kejadian mengungkapkan isi cerita secara berbeda. <ref name="Wahono">82</ref> Misalnya, cerita dalam Kejadian 1 menggambarkan suatu dunia yang basah, hijau, dan makmur. <ref name="Wahono">82</ref> Cerita tersebut berbeda dengan cerita di dalam Kejadian 2:4b-7 memperlihatkan suasana dunia yang gersang.<ref name="Wahono">82</ref> Padang yang gersang itu disuburkan oleh ‘kabut yang naik... dan membahasi sampai ke seluruh permukaan (2:6).<ref name="Wahono">82</ref> Kemudian, keadaan itu menjadi tempat [[manusia]] hidup.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] adalah makhluk bumi, sebab [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah).<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]] menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan napas hidup kepadanya (2:7).<ref name="Wahono">82</ref>
 
[[Manusia]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang makan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah]] yaitu kekekalan.<ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.<ref name="Wahono">82</ref>
 
=== Mazmur ===
Kisah penciptaan dalam kitab Mazmur mengungkapkan tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya yang menjadi lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur 74: 13-15 tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur – mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan Allah. <ref name="Abineno"></ref> Pernyataan mengenai penciptaan langit dan bumi terdapat dalam “ajaran” dan penghayatan iman. <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazmur karya penciptaan [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi melalui perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ay. 5), dan [[Allah]] dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ay. 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ay. 18). <ref name="Abineno"></ref> Kitab Mazmur juga mengungkapkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. <ref name="Abineno"></ref> Cerita penciptaan dan sejarah keselamatan disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel. <ref name="Abineno"></ref>
 
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]]. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Air itu mendukung [[Sorga]] (Mzm. 78:23). <ref name=" Hadiwijono "></ref> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang besar. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang memisahkan bumi dari air. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
 
=== Ayub ===
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini ialah Ayub dalam keluhannya yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya.<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub sendiri.<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dalam Ayub 38:4 tertulis “dimanakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? <ref name="Abineno"></ref> Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! <ref name="Abineno"></ref> Ayub bertanya “Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?”<ref name="Abineno"></ref> ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat penciptaan [[Allah]] ialah supaya mujizat penciptaan-Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangkan mujizat penciptaan-Nya sebagai saksi. <ref name="Abineno"></ref>
 
Dalam Ayub 28 merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. <ref name="Abineno"></ref> Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). <ref name="Abineno"></ref> Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpa Ayub merupakan hukuman dari [[Allah]] atas [[dosa]]-[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar memenuhi jalan buntu. <ref name="Abineno"></ref>
 
[[Allah]] menjawab permintaan pertanggungjawaban dari Ayub melalui pernyataan hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hikmat di sini memberi tanda adanya rahasia penciptaan yaitu tatanan yang pada satu pihak terdapat dalam penciptaan, tetapi pada pihak lain terlepas dari penciptaan dan berfungsi sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tersembunyi bagi [[manusia]] dan hanya [[Allah]] yang mengetahuinya. <ref name="Abineno"></ref> Ayat terakhir dalam Ayub 28 menjelaskan makna hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hikmat berarti takut dan hormat akan [[Allah]] . <ref name="Abineno"></ref> Pengetahuan yang benar ialah menjauhi kejahatan dan segala ketidakbenaran. <ref name="Abineno"></ref> Pengetahuan yang dimaksud di sini ialah akal budi. <ref name="Abineno"></ref>
 
== Penciptaan menurut PB ==
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang penciptaan. <ref name="Abineno"></ref> Pertama, Kisah Para Rasul 14:15-17 yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra di mana mereka menilai Rasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam wujud [[manusia]]”. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref> Kedua, Kisah Para Rasul 17:22-31 berisi pemberitaan yang terkenal dari Rasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan itu juga bertolak dari peran [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
 
=== Roma ===
Surat Roma dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma menggunakan bahasa yang lain dari pada bahsa yang digunakannya dalam surat Kisah Para Rasul. <ref name="Abineno"></ref> Paulus mengungkapkan bahwa “kekuatan [[Allah]] yang kekal dan keilahian-Nya sejak penciptaan yang nampak dalam karya-karya-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, Paulus melakukan pendekatan terhadap orang-orang kafir dengan bertitik tolak dari [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
 
=== Kolose ===
Kolose berisi pujian yang memuliakan [[Kristus]] sebagai “perantara” penciptaan dan “penguasa” dari seluruh kosmos. <ref name="Abineno"></ref> Paulus mempunyai maksud lain dalam penulisan pujian itu. <ref name="Abineno"></ref> Ia ingin suratnya sebagai alat untuk melawan penghormatan yang diberikan oleh orang-orang Kolose kepada penguasa-penguasa kosmis melalui pernyataan bahwa penguasa-penguasa kosmis itu diciptakan oleh [[Kristus]] sehingga mereka takhluk kepada-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, hal hendak ditekankan oleh Paulus ialah bukan hanya [[Kristus]] sebagai “perantara” penciptaan, tetapi juga kekuasaan [[Kristus]] melebihi penguasa-penguasa kosmis yang saat itu ditakuti oleh orang-orang Kolose. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan mengenai [[Kristus]] adalah “perantara” penciptaan yang sangat kuat dipengaruhi oleh paham Perjanjian Lama mengenai hikmat.<ref name="Abineno"></ref> Hal yang hendak ditekankan Paulus, bukan menjelaskan peranan [[Kristus]] dalam penciptaan, tetapi menekankan bahwa [[Kristus]] adalah “rahasia” penciptaan dan penciptaan didasarkan atas [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
== Manusia sebagai gambar Allah ==
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] harus takhluk kepada [[Allah]] .<ref name="Abineno"></ref> Meskipun, [[manusia]] diciptakan segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]].<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhluk.<ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] bukan ilah, tetapi juga bukan makhluk ilahi, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya.<ref name="Abineno"></ref> Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”.<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <re name="Abineno"></ref> [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut.<ref name="Abineno"></ref> Setelah itu, [[Allah]] menghembuskan napas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup.<ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki tubuh yang berjiwa.<ref name="Abineno"></ref> Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh.<ref name="Abineno"></ref> Misalnya, dalam Mzm. 103:1; Mzm. 104:1,35; dan Mzm 146:2 tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]].<ref name="Abineno"></ref>
 
Perbedaan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2. <ref name="Abineno"></ref>
# cerita penciptaan memberikan suatu uraian yang telah dipersiapkan dan tersusun rapi mengenai penciptaan langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu berbeda dengan cerita dalam Kejadian 1 yang mengungkapkan bahwa “waktu [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, belum ada semak apa pun di bumi, sebab [[Allah]] belum menurunkan hujan di bumi” (Kej. 2:4-5). <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 1 hanya menceritakan hal-hal yang penting-penting saja dan ada kaitannya dengan penciptaan [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref>
# cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”.<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang memiliki hubungan khusus. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”.<ref name="Abineno"></ref> Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus. <ref name="Abineno"></ref>
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama.<ref name="Abineno"></ref> Keduanya tidak ada perbedaan derajat.<ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari pada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama. <ref name="Abineno"></ref>
# Cerita dalam Kejadian [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. <ref name="Abineno"></ref> Cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”. <ref name="Abineno"></ref>
 
Kedua cerita penciptaan dalam pasal yang berbeda di kitab Kejadian memiliki persamaan yaitu manusia sebagai pengelolah dan pengurus. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, antara cerita penciptaan di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. <ref name="Abineno"></ref> Kesamaan dari kedua cerita penciptaan adalah [[Allah]] yang menciptakan [[manusia]] dan [[manusia]] lain dari pada makhluk lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki hubungan atau [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
== Referensi ==