Teologi penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
keterlaluan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
 
==== Penciptaan menurut Priester ====
Cerita penciptaan dimulai dari sekelompok [[imam]] [[Israel]] (disebut juga [[Priester]])yang memelihara cerita tradisional dengan hati-hati, hukum, dan tulisan-tulisan lain, di mana cerita seperti itu sudah telah berkembang di sekitar orang Israel selama berabad-abad.<ref name=" Major ">{{en}} Joan ‘brien Wilfred. 1982. '' In The beginning Craetion Myths From Ancient Mesopotamia, Israel and Greece''. USA: American Academy Of Religion. 34-38.</ref> Priester memelihara tulisan-tulisan selama masa [[Pembuangan Israel|Pembuangan]] tahun 550-500 SM dengan tujuan iman Israel tidak akan terlupakan. <ref name=" Major "></ref> Meskipun cerita penciptaan menggunakan perumpamaan dalam pujian atau pun puisi mengenai penciptaan, kelompok Priester memberikan perhatian pada logika dan struktur untuk menyampaikan pesannya. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Struktur memperlihatkan proses yang teratur ketika [[Allah]] menciptakan dunia. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Hal ini jelas bahwa [[Tuhan]] mempunyai rencana secara keseluruhan untuk penciptaan dan setiap bagian dari yang paling sederhana sampai keseluruhan secara harmonis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] bergerak dari bumi ke makhluk tertentu yang akan mengisi bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Allah mencipatakan dunia mulai dari massa kacau hingga adanya kemajuan langkah demi langkah dari kekacauan kepada penciptaan objek yang mati, benda hidup, dan akhirnya pada [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
[[Allah]] adalah hal yang melampaui segalanya dan tidak terbatas, di mana [[Allah]] berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. [[Allah]] bekerja sendiri. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat dan memberi tanda bahwa karya-Nya telah selesai. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalamalam waktu enam hari [[Allah]] mengatur karyanya dengan caranya sendiri yang logis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada tiga hari pertama, [[Allah]] menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada hari keempat, kelima, dan keenam, [[Allah]] menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, kemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Setelah [[Allah]] selesai menciptakan semua itu, [[Allah]] menilai bahwa semua itu baik. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan semua itu melalui Friman. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
Priester menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh langkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
# "[[Tuhan]] berkata"
Baris 18 ⟶ 17:
# penamaan [[Tuhan]] atau berkat dari makhluk tersebut
# [[Tuhan]] mengatakan bahwa semuanya itu baik, dan
# "Jadilah petang dan pagi".<ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
[[Allah]] menciptakan segala sesuatu di dunia selalu menggunakan pola dengan tujuh langkah yang telah disebutkan di atas. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dengan kata lain, Priester menekankan selesainya peristiwa [penciptaan]] ketika [[Allah]] memperhatikan hasil ciptaan, dan tidak lagi menciptakan sesuatu. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Adada beberapa ayat-ayat yang digunakan untuk menggambarkan penciptaan [[manusia]] ({{Alkitab|Kejadian 1:26-28}}). <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Manusia]] diciptakan untuk menguasai dunia yang dibuat-Nya menurut [[gambar]] [[Allah]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan bumi sebagai permukaan darat dengan kubah yang mencakup seperti mangkuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Kubah ini mencegah air di atasnya, supaya air tidak menenggelamkan bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Di bawah bumi adalah tempat kekacauan dan kegelapan yang masih belum terbentuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam Priester, seluruh dunia adalah sangat baik".<ref name=" Major "> 34-38</ref> Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptan lainnya. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
==== Penciptaan menurut Yahwist ====
Cara Kejadian 1 dan Kejadian 2 mengungkapan cerita tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda, sebab keduanya berasal dari dua sumber yang berbeda.. Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada masa permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diambil dari Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja. Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda. Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.
 
Sumber cerita Yahwist berusaha memberikan keterangan tentang hal-hal aneh yang ada di dunia ini.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Cerita seperti itu disebut cerita keterangan. <ref name="Wahono">82</ref> Kitab Kejadian mengungkapkan isi cerita secara berbeda. <ref name="Wahono">82</ref> Misalnya, cerita dalam Kejadian 1 menggambarkan suatu dunia yang basah, hijau, dan makmur. <ref name="Wahono">82</ref> Cerita tersebut berbeda dengan cerita di dalam {{Alkitab|Kejadian 2:4b4-7}} memperlihatkan suasana dunia yang gersang.<ref name="Wahono">82</ref> Padang yang gersang itu disuburkan oleh ‘kabut yang naik... dan membahasi sampai ke seluruh permukaan ({{Alkitab|Kejadian 2:6}}).<ref name="Wahono">82</ref> Kemudian, keadaan itu menjadi tempat [[manusia]] hidup.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] adalah makhluk bumi, sebab [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah).<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]] menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan napas hidup kepadanya ({{Alkitab|Kejadian 2:7}}).<ref name="Wahono">82</ref>
 
[[Manusia]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang makan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah]] yaitu kekekalan.<ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.<ref name="Wahono">82</ref>
 
=== Mazmur ===
Kisah penciptaan dalam kitab Mazmur mengungkapkan tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya yang menjadi lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. {{Alkitab|Mazmur 74: 13-15}} tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air. Mazmur – mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan Allah. Pernyataan mengenai penciptaan langit dan bumi terdapat dalam “ajaran” dan penghayatan iman. Dalam mazmur karya penciptaan [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi melalui perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ay. 5), dan [[Allah]] dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ay. 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ay. 18). Kitab Mazmur juga mengungkapkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. Cerita penciptaan dan sejarah keselamatan disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel.
 
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]]. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Air itu mendukung [[Sorga]] (Mzm.{{Alkitab|Mazmur 78:23}}). <ref name=" Hadiwijono "></ref> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang besar. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang memisahkan bumi dari air. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
 
=== Ayub ===
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini ialah Ayub dalam keluhannya yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya. [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub sendiri. [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. Dalam {{Alkitab|Ayub 38:4}} tertulis “dimanakah“di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! Ayub bertanya “Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?” ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat penciptaan [[Allah]] ialah supaya mujizat penciptaan-Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangkan mujizat penciptaan-Nya sebagai saksi.
 
Dalam Ayub 28 merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpa Ayub merupakan hukuman dari [[Allah]] atas [[dosa]]-[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar memenuhi jalan buntu.
Baris 42 ⟶ 41:
 
== Penciptaan menurut PB ==
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang penciptaan. Pertama, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 14:15-17}} yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra di mana mereka menilai Rasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam wujud [[manusia]]”. Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. Kedua, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 17:22-31}} berisi pemberitaan yang terkenal dari Rasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. Pemberitaan itu juga bertolak dari peran [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi.
 
=== Roma ===
Baris 51 ⟶ 50:
 
== Manusia sebagai gambar Allah ==
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] harus takhluk kepada [[Allah]] . Meskipun, [[manusia]] diciptakan segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]]. [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhluk. [[Manusia]] bukan ilah, tetapi juga bukan makhluk ilahi, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <re name="Abineno"></ref> [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut. Setelah itu, [[Allah]] menghembuskan napas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. [[Manusia]] memiliki tubuh yang berjiwa. Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. Misalnya, dalam Mzm.{{Alkitab|Mazmur 103:1; Mzm.Mazmur 104:1,35; dan MzmMazmur 146:2}} tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]].
 
Perbedaan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2.
# cerita penciptaan memberikan suatu uraian yang telah dipersiapkan dan tersusun rapi mengenai penciptaan langit dan bumi. Hal itu berbeda dengan cerita dalam Kejadian 1 yang mengungkapkan bahwa “waktu [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, belum ada semak apa pun di bumi, sebab [[Allah]] belum menurunkan hujan di bumi” (Kej.{{Alkitab|Kejadian 2:4-5}}). Kejadian 1 hanya menceritakan hal-hal yang penting-penting saja dan ada kaitannya dengan penciptaan [[manusia]].
# cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang memiliki hubungan khusus. Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”. Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus.
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. Keduanya tidak ada perbedaan derajat. Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari pada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama.
Baris 64 ⟶ 63:
{{reflist}}
 
[[Kategori: Teologi Kristen]]