Imam Zarkasyi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ChuispastonBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Membuang: en:Imam Zarkasyi, jv:Imam Zarkasyi
PM Darul Qiyam (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
}}
 
'''KH. Imam Zarkasyi''' ({{lahirmati|[[Gontor]]|21|3|1901|[[Madiun]]|30|4|1985}}) adalah Trimurti Pendiri [[Pondok Modern Darussalam Gontor]] [[Ponorogo]] bersama 2 orang lainnya [[KH Ahmad Sahal]] dan [[KH Zainuddin Fananie]]. Ia adalah putera keenamketujuh dari Kyai Santoso Anom Besari.<ref>http://gontor.ac.id/pimpinan/kh-imam-zarkasyi/</ref>
 
== Pendidikan dan Latar Belakang ==
== Riwayat Hidup ==
'''KH. Imam Zarkasyi''' lahir di desa [[Gontor]], Jawa Timur pada tanggal 21 Maret 1910 M. Belum genap usia beliau 16 tahun, Imam Zarkasyi muda mula-mula menimba ilmu di beberapa pesantren yang ada di daerah kelahirannya, seperti Pesantren Josari, Pesantren Joresan dan Pesantren Tegalsari. Setelah menyelesaikan studi di [[Sekolah Ongkoloro]] (1925), beliau melanjutkan studinya di [[Pondok Pesantren Jamsarem]] [[Solo]]. Pada waktu yang sama beliau juga belajar di Sekolah [[Mamba’ul Ulum]]. Kemudian masih di kota yang sama ia melanjutkan pendidikannya di [[Sekolah Arabiyah Adabiyah]] yang dipimpin oleh [[KH. M. O. Al-Hisyami]], sampai tahun 1930. Selama belajar di sekolah-sekolah tersebut (terutama Sekolah Arabiyah Adabiyah) beliau sangat tertarik dan kemudian mendalami pelajaran bahasa Arab. <ref>http://gontor.ac.id/pimpinan/kh-imam-zarkasyi/</ref>
 
Sewaktu belajar di Solo, guru yang paling banyak mengisi dan mengarahkan Imam Zarkasyi adalah al-Hasyimi, seorang ulama, tokoh politik dan sekaligus sastrawan dari Tunisia yang diasingkan oleh Pemerintah Perancis di wilayah penjajahan Belanda, dan akhirnya menetap di Solo.
 
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo, Imam Zarkasyi meneruskan studinya ke [[Kweekschool]] di [[Padang Panjang]], [[Sumatera Barat]], sampai tahun 1935.<ref>http://gontor.ac.id/pimpinan/kh-imam-zarkasyi/</ref>
 
 
Setelah tamat belajar di [[Kweekschool]], beliau diminta menjadi direktur Perguruan tersebut oleh gurunya, [[Mahmud Yunus]]. Tetapi Imam Zarkasyi hanya dapat memenuhi permintaan dan kepercayaan tersebut selama satu tahun (tahun 1936), dengan pertimbangan meskipun jabatan itu cukup tinggi, tetapi ia merasa bahwa jabatan tersebut bukanlah tujuan utamanya setelah menuntut ilmu di tempat itu. Imam Zarkasyi yang dinilai oleh [[Mahmud Yunus]] memiliki bakat yang menonjol dalam bidang pendidikan, namun ia melihat bahwa Gontor lebih memerlukan kehadirannya. Di samping itu, kakaknya [[Ahmad Sahal]] yang tengah bekerja keras mengembangkan pendidikan di [[Gontor]] tidak mengizinkan Imam Zarkasyi berlama-lama berada di luar lingkungan pendidikan Gontor.
== Pengalaman dan Riwayat Hidup ==
 
Setelah tamat belajar di [[Kweekschool]], beliau diminta menjadi direktur Perguruan tersebut oleh gurunya, [[Mahmud Yunus]]. Tetapi Imam Zarkasyi hanya dapat memenuhi permintaan dan kepercayaan tersebut selama satu tahun (tahun 1936), dengan pertimbangan meskipun jabatan itu cukup tinggi, tetapi ia merasa bahwa jabatan tersebut bukanlah tujuan utamanya setelah menuntut ilmu di tempat itu. Imam Zarkasyi yang dinilai oleh [[Mahmud Yunus]] memiliki bakat yang menonjol dalam bidang pendidikan, namun ia melihat bahwa Gontor lebih memerlukan kehadirannya. Di samping itu, kakaknya [[Ahmad Sahal]] yang tengah bekerja keras mengembangkan pendidikan di [[Gontor]] tidak mengizinkan Imam Zarkasyi berlama-lama berada di luar lingkungan pendidikan Gontor. <ref>http://gontor.ac.id/pimpinan/kh-imam-zarkasyi/</ref>
 
Setelah menyerahkan jabatannya sebagai direktur Pendidikan Kweekschool kepada Mahmud Yunus, Imam Zarkasyi kembali ke Gontor. Pada tahun 1936 itu juga, genap sepuluh tahun setelah dinyatakannya Gontor sebagai lembaga pendidikan dengan gaya baru, Imam Zarkasyi segera memperkenalkan program pendidikan baru yang diberi nama Kulliyatu-l Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) dan ia sendiri bertindak sebagai direkturnya.
Baris 52 ⟶ 55:
Pada tanggal 30 April 1985 pukul 21.00 WIB beliau meninggal dunia di Rumah Sakit Umum [[Madiun]].beliau meninggalkan seorang istri dan 11 orang putra-putri.
 
Selain dikenal sebagai aktivis dalam bidang pendidikan, sosial dan politik kenegaraan, Imam Zarkasyi juga ternyata seorang ulama yang produktif dalam bidang tulis-menulis. Dalam kaitan ini, beliau banyak sekali meninggalkan karya ilmiah yang hingga saat ini masih dapat dinikmati. Ini sesuai dengan niatan beliau pada awal dibukanya KMI tahun 1936, beliau berkata: “Seandainya saya tidak berhasil mengajar dengan cara ini, saya akan mengajar dengan pena.”<ref>http://wwwgontor.facebookac.comid/pagespimpinan/KHkh-Imamimam-Zarkasyi/290536611544?sk=infozarkasyi/</ref>
 
== Karya Tulis ==
Baris 60 ⟶ 63:
 
== Referensi ==
* [KH. Imam Zarkasyi, http://wwwgontor.facebookac.comid/pagespimpinan/KHkh-Imamimam-Zarkasyi/290536611544?sk=infozarkasyi/] KH. Imam Zarkasyi]<references/>
* [KH. Imam Zarkasyi, http://www.facebook.com/pages/KH-Imam-Zarkasyi/290536611544?sk=info/ ]<references/>
 
{{Pimpinan Pesantren Indonesia}}