Pragaan, Sumenep: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raziq hasan (bicara | kontrib) |
Raziq hasan (bicara | kontrib) |
||
Baris 48:
Kondisi infrastruktur Desa sangat memadai. Desa ini dilalui oleh transportasi utama lintas propinsi. Selama 24 jam kendaraan umum dapat diakses. Bus jurusan Jakarta cukup banyak beroperasi. Pada jaman Belanda transportasi laut juga sangat pesat berkembang terutama oleh padra pengusaha Cina yang melayani rute dari desa ini ke pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa Timur. Pada jaman itu jalur kereta api madura Jawa juga dibangun dan berkembang dengan pesat. Hasil pertanian utama yang banyak diikirim ke Jawa adalah gula, jagung, produk kerajinan daun lontar dan ikan asin. Saat ini perkantoran tingkat kecamatan ada di desa ini. PLN juga dibuka pada tahun 1970-an. Perusahaan air minum yang dikelola oleh swasta juga sudah beroperasi secara baik sejak sekitar tahun 1990-an. Rumah-rumah baru dengan gaya arsitektur modern banyak tumbuh dan mobil-mobil mewah menjadi pemandangan biasa di desa ini. Salah satu rumah yang menonjol akibat pergauan pedagang dengan para juragan di Jawa khususnya pabrik tembakau adalah kemunculan rumah dengan [http://arsitektur%20jengki arsitektur jengki]. Pada umumnya rumah jenis ini dimiliki oleh saudagar tembakau. Beberapa diantaranya milik H.Hasan Basri, H. Samsul di Kapedi dan milik keluarga H. Monier dan keluarga H. Fathorrahman
===Hubungan Sosial Agama===
Satu hal yang sangat penting pula adalah peran penguasaha dalam pengembangan keislaman di desa. Pengusaha dan kiyai berkolaborasi dalam mejukan pendidikan di desa. Pengusaha menjadi tulang punggung dalam pendanaan pengembangan pondok pesantren. Demikian pula banyak pemuda-pemuda yang cerdas diberangkatkan ke berbagai kota untuk menimba ilmu ke Islaman atas biaya penguasaha dan selanjutnya para pemuda tersebut diminta kembali ke desa untuk bersama-sama mengembangkan ilmu dan pendidikan yang telah dirintis oleh para Kiyai. Beberapa diantaranya pemuda dari Desa ini yang telah berhasil menempuh pendidikan dan menjadi tokoh penting seperti: Prof Faisal Ismail (Sekjen Depag, sekarang Dubes di Kuwait), Drs Baidawi (mantan BPKP), Zuhairi Misrawi (Intelektual Muda NU), Suadi Saad (Dosen IAIN Serang), Achmad Mahally (BPPT), Hilmi Chozien (Departemen Agama)Raziq Hasan (Pembantu Dekan I Fakultas Teknik SIpil dan Perencanaan Universitas Gunadarma Jakarta), Farihen (Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Agama slam Universitas Muhammadiya Jakarta), Fathie Tohir (Kepala Sekolah SMA Negeri di Malang. Dan beberapa diantara alumni Pondok Pesantren mendirikan pondok di bebrapa kota di Indonesia seperti: KH. Ahmad Sonhaji (Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqien di Tangerang, dengan jumlah santri yang cukup besar). KH. Hilmie Abdul Mubien (Pimpinan Pondok Pesantren Ummul Quro di Leuwiliang Bogor), KH.Abdul Halim dan KH.Anwar Wahdie (Pimpinan Pondol di Tangerang)juga KH. Agul Goni (Pimpinan Pondok di Bandung).
{{Kabupaten Sumenep}}
|