Jeong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Cun Cun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Jeong''' adalah istilah dalam [[interaksi]] [[sosial]] dalam masyarakat [[Korea]], dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi secara mendalam antar individu dan kelompok, atauseperti menganggap orang asing sebagai satu keluarga. Jeong dianggap sebagai hubungan yang mengikat orang Korea dan meredam motif keegoisan untuk tujuan personal. Istilah jeong berakar dari doktrin [[Konfusianisme]] dan filosofinya didasari oleh salah satu prinsip kuno yang dicetuskan oleh [[Dangun]], pendiri kerajaan Gojoseon: ”hongik"[[Hongik ingan”Ingan]]" (hidup dan berbuat yang bermanfaat bagi semua mahkluk). Melalui Jeong, dikenal tradisi dalam masyarakat Korea untuk saling berbagi dengan orang lain, hidup dalam harmoni dan sukacita dalam kondisi apapun.
{{inuse|20 Juli 2011}}
 
Catatan mengenai jeong dalam pandangan orang asing pertama kali ditulis oleh [[Claude Charles Dallet]], seorang [[misionaris]] [[Perancis]] yang berkunjung ke Korea pada akhir periode [[Dinasti Joseon]] dalam buku karangannya ''A History of Korean Catholicism'':
'''Jeong''' adalah istilah dalam interaksi sosial dalam masyarakat Korea, dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi secara mendalam antar individu dan kelompok, atau menganggap orang asing sebagai satu keluarga. Jeong dianggap sebagai hubungan yang mengikat orang Korea dan meredam motif keegoisan untuk tujuan personal. Istilah jeong berakar dari doktrin Konfusianisme dan filosofinya didasari oleh salah satu prinsip kuno yang dicetuskan oleh Dangun, pendiri kerajaan Gojoseon: ”hongik ingan” (hidup dan berbuat yang bermanfaat bagi semua mahkluk). Melalui Jeong, dikenal tradisi dalam masyarakat Korea untuk saling berbagi dengan orang lain, hidup dalam harmoni dan sukacita dalam kondisi apapun.
 
”Apakah{{cquote|Apakah ia adalah orang asing atau kenalan, orang Korea menganggap sebagai hal yang memalukan dan tidak sopan apabila tidak menyajikan makanan kepada seseorang yang datang berkunjung pada waktu makan. Biasanya, bahkan petani miskin yang makan nasi di pinggir jalan akan jadi orang pertama yang menawarkan makanan mereka pada orang yang lewat..”}}
Catatan mengenai jeong dalam pandangan orang asing pertama kali ditulis oleh Claude Charles Dallet, seorang misionaris Perancis yang berkunjung ke Korea pada akhir periode Dinasti Joseon dalam buku karangannya A History of Korean Catholicism:
 
”Apakah ia adalah orang asing atau kenalan, orang Korea menganggap sebagai hal yang memalukan dan tidak sopan apabila tidak menyajikan makanan kepada seseorang yang datang berkunjung pada waktu makan. Biasanya, bahkan petani miskin yang makan nasi di pinggir jalan akan jadi orang pertama yang menawarkan makanan mereka pada orang yang lewat..”
[[Kategori:Budaya Korea]]