Mohammad Tidjani Djauhari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Subaniyah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
KH. Moh. Tidjani Djauhari MA lahir di Sumenep, Madura pada 24 Dzulqa’dah 1365 H/23 Oktober 1945 M. Alumni KMI Gontor (1964) ini menamatkan pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah Fakultas Syari’ah wa Dirasat al-Islamiyah pada 1969, dan lulus pendidikan S2 dengan yudisium Cumlaude di Universitas Malik Abdul ‘Aziz Makkah pada 1973 dengan tesis: “Tahqîq Kitâb Fadhâ`il al-Qur`ân wa Ma’âlimuhu wa Âdâbuhu li al-Imâm Abû ‘Ubaid al-Qâsim Ibnu as-Sallâm al-Harawi al-Baghdâdî”. Hingga akhir hayatnya, beliau masih terdaftar sebagai kandidat Doktor bidang Ilmu Tafsir di Universitas Al-Azhar Mesir.
Selama masa hidupnya, penulis telah dipercaya memegang beberapa jabatan penting internasional di Rabithah ‘Alam al-Islami (Muslim World League) dari kurun 1974-1988. Jabatan yang sempat dipercayakan antara lain: Anggota Bidang Riset (1974-1977), Sekretaris Departemen Konferensi dan Dewan Konstitusi (1977-1979), Direktur Bidang Penelitian Kristenisasi dan Aliran-aliran Modern yang Menyimpang (1979-1981), serta Direktur Bagian Keagamaan dan Aliran-aliran Menyimpang (1983-1988).
Sekembalinya ke tanah air, beberapa jabatan nasional juga telah beliau pegang. Antara lain: Pimpinan [[Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan]] Sumenep Madura (1989-akhir hayatnya), Koordinator Pusat Badan Silaturrahmi Ulama Madura (BASSRA) (1992), Ketua Forum Silaturrahmi Pimpinan Pondok Pesantren Alumni Pondok Modern Gontor (1992-2007), Dewan Pakar ICMI Jawa Timur (1995-2000), Pendiri Badan Silaturrahim Pondok Pesantren (BSPP) (1998), Pendiri Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUP-SPP) Jawa Timur (1998), Ketua II Majlis Ma’had ‘Ali Indonesia (2002), salah seorang Ketua MUI Jatim (2004-2006), dan Tim Penyusun Buku Pegangan Haji Departemen Agama.
Sebagai pribadi yang aktif, giat dalam bidang dakwah dan peduli dengan maslahat kaum muslimin, secara aktif beliau telah dipercaya untuk mengikuti 37 forum ilmiah internasional dan nasional, serta telah menyusun sekitar 51 karya ilmiah yang dipresentasikan di berbagai forum seminar.
Beliau wafat pada hari Kamis, 15 Ramadhan 1428 H/27 September 2007 M, meninggalkan seorang istri, Ny. Hj. Dra. Anisah Fathimah Zarkasyi, 3 orang putra dan 5 orang putri, serta 2 orang cucu.