Sukjong dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 3 perubahan terakhir (oleh Dara Swandana) dan mengembalikan revisi 4552329 oleh 02Wahyudi: diragukan
Baris 24:
Lima tahun kemudian di tahun 1694, fraksi Selatan merencakan pemberantasan lainnya terhadap fraksi Barat, menuduh mereka berkonspirasi untuk menempatkan kembali Ratu Inhyeon yang diasingkan, ketika Sukjong mulai menyesal telah mengasingkan Ratu Inhyeon dan menyayangi Selir Suk dari klan Choi (Selir Choi), sekutu Ratu Inhyeon dan fraksi Noron. Marah dengan usaha fraksi Selatan yang memberantas fraksi Barat, Sukjong tiba-tiba berbalik memberantas faksi Selatan dan membawa fraksi Barat kembali berkuasa. Fraksi Selatan tidak pernah pulih dari pukulan ini, juga disebut Gapsul hwanguk (갑술환국). Sukjong menurunkan gelar Ratu Jang menjadi Selir Jang dan menempatkan kembali Ratu Inhyeon. Selir Jang akhirnya dieksekusi dengan minum racun karena mengutuk Ratu Inhyeon setelah kemudian wafat. Fraksi Soron mendukung Putra Mahkota, putra Selir Jang, dan fraksi Noron mendukung putra Selir Choi, Yeonying-gun (kemudian menjadi [[Yeongjo dari Joseon|Yeongjo]]). Mendiang Ratu Inhyeon dan Ratu yang baru Inwon tidak memiliki keturunan.
 
Di tahun 1718, Sukjong membiarkan putra mahkota, yang bakal menjadi [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]], memerintah negara sebagai seorang wali raja. Ia wafat di tahun 1720 konon setelah memberitahu Yi Yi-myoung untuk menunjuk Yeonying-gun sebagai pewaris GyeongjongKyungjong, namun tanpa kehadiran pencatat sejarah atau diari kerajaan. Wasiat ini mengakibatkan pemberantasan lain yang mengakibatkan 4 pemimpin Noron di eksekusi di tahun 1721, diikuti oleh pemberantasan lainnya dengan eksekusi 8 anggota Noron di tahun 1722.
 
Sukjong mereformasi sistem pajak dan mengijinkan kelas menengah dan anak-anak selir untuk maju ke posisi pemerintah yang lebih tinggi di propinsi-propinsi.
Baris 42:
Putri Min Yoo-jung<ref>Entitled as "Internal Prince Yeoyang" (여양부원군).</ref> dan Lady Song<ref>Entitled as "Lady Eunseong, Princess Consort to the Internal Prince" (은성부부인).</ref>, ia menjadi Permaisuri Sukjong dengan pernikahan di tahun 1681. Ia mungkin dikenal sebagai salah satu Ratu yang terbaik di dalam Dinasti Joseon. Kehidupannya digambarkan di dalam banyak drama sejarah Korea. Ketika ''so-ui''<ref>''So-ui'' is the 3rd highest title for a King's concubine.</ref> Jang Ok-jeong melahirkan [[Gyeongjong dari Joseon|seorang putra]] di tahun 1688, terjadi perselisihan berdarah yang disebut ''Gisa Sahwa'' (기사사화). Selama ini, Sukjong ingin memberikan putra tertuanya (gelar ''wonja'' (元子 원자)<ref>Literally the "First Son".</ref>) gelar "Putra Mahkota" (王世子 왕세자 ''wangseja'') dan ingin mempromosikan Lady Jang dari status ''So-ui'' ke status ''Hui-bin''<ref>''Bin'' (translated as "Royal Noble Consort") is the highest title for a King's concubine, just under the Queen.</ref>. Aksi ini ditentang oleh fraksi ''Noron'' (dipimpin oleh Song Si-yeol, dengan Min Yoo-jung (ayah Inhyeon) sebagai anggotanya), dan ini didukung oleh fraksi ''Soron'' (dimana Jang Hui-jae (kemudian) abang Jang ''so-ui'' adalah salah seorang anggotanya). Sukjong menjadi marah dengan oposisi tersebut, dan banyak yang dibunuh termasuk Song Si-yeol. Banyak anggota termasuk Inhyeon dan keluarganya, dipaksa dibuang ke pengasingan. Ratu Inhyeon digulingkan dan Jang ''so-ui'' menjadi Jang ''hui-bin'', dan kemudian menjadi Permaisuri Ketiga.
 
Kemudian di tahun 1694, Sukjong, merasa menyesal atas sikap temperamennya, dan menyerah kepada penempatan kembali Inhyeon, yang dipimpin oleh ''Soron'' (kejadian ini disebut ''Gapsul Hwanguk'' (갑술환국)) Ia dibawa kembali ke istana dan dikembalikan statusnya sebagai Permaisuri, dengan Lady Jang diturunkan ke status ''hui-bin''. Di tahun 1701 di usia 34 tahun, ia jatuh sakit dan meninggal, penyebab penyakit tersebut tidak diketahui (diduga penyakit jantung)<ref>Others say she had been poisoned</ref>.
 
Konon ketika Sukjong sedang berkabung atas kematian Inhyeon, memimpikannya mengenakan pakaian ''sobok'' yang penuh bersimbahan darah. Sukjong bertanya pada Inhyeon bagaimana ia mati, yang kemudian menunjuk ke arah kamar Jang ''Hui-bin'' (tanpa berkata apa-apa). Sukjong terbangun dari mimpinya dan pergi ke kamar Jang. Ketika mendekat, ia mendengar musik dan suara tertawa. Dengan menguping ia melihat Jang ''Hui-bin'' dengan seorang [[Shamanisme Korea|Syaman]] di dalam kamarnya, sedang berdoa untuk kematian Ratu, dan menusuk sebuah boneka dengan panah. Ketika hal tersebut dipergoki oleh Sukjong, iashe (bersama dengan abangnya Jang Hee Jae) dieksekusi atas perbuatannya (dengan meminum racun (사사 ''sasa'')).
 
Salah satu pelayan Ratu menulis sebuah buku yang disebut ''Inhyeon Wanghu Jeon'' (仁顯王后傳 인현왕후전 ''Kisah Ratu Inhyeon''), yang masih ada sampai sekarang. Ia dimakamkan di Myeongreung (명릉) Propinsi Gyeonggi, dan Sukjong kemudian dimakamkan dekat dengannya di area yang sama. Ia tidak memiliki keturunan dengan Sukjong.
Baris 66:
Walaupun demikian, karena ia merupakan ibu dari [[Gyeongjong dari Joseon|Putra Mahkota]], ia diberikan gelar anumerta "Lady Oksan, Selir Istana yang Agung; Selir Prefektur yang Agung klan Indong Jang" (대빈궁옥산부대빈장씨 大嬪宮玉山府大嬪張氏).
 
==== [[''Suk-bin'' Choi Dong Yi (Suk Bin dari klan Choi)]] (1670-1718) ====
Tidak ada catatan tentang kehidupannya sebelum ia menjadi selir Sukjong. Ia adalah seorang [[Musuri|pelayan air]] di dalam istana, dibawah Ratu Inhyeon. Di suatu malam, ia berdoa di dalam kamarnya untuk kesehatan Inhyeon, ketika Sukjong yang lewat di depannya setelah bepergian dari luar istana mendengarnya dan tersentuh akan ketukusan hatinya (Sukjong yang sedang menyesal pada sat itu), menjadikannya sebagai selirnya. Ia menjadi ''suk-ui'' setelah melahirkan [[Yeongjo dari Joseon|seorang putra]] di tahun 1694. Selain anak ini, ia memiliki 2 orang putra lainnya (keduanya diragukan). Setelah Pangeran Yeoning (Yeongjo) lahir di tahun 1694, ia dipromosikan menjadi "suk bin"
Ia diberikan gelar anumerta "Lady Hwagyeong, Selir Suk dari klan Choi" (화경숙빈최씨 和瓊淑嬪崔氏).