Masjid Al Ihsaniyyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23:
Karena berada di bawah kekuasaan [[kolonial Belanda]]. para tokoh masyarakat meminta izin kepada Belanda. lalu masuklah permohonan pemugaran masjid ke pemerintah Belanda yang ada di Jambi dengan menceritakan latar belakang dan sejarah berdirinya masjid.
Tahulah Belanda bahwa Masjid Batu tersebut merupakan peninggalan Sayyid Idrus yang merupakan salah seorang sultan Jambi yang bergelar ''Pangeran Wiro Kusumo''. Karena menganggap bahwa masjid tersebut bernilai sejarah sebagai masjid sultan, tahun [[1937]] pihak [[kolonial Belanda|kolonial]] mengambil alih pembangunan masjid. Dana pun turun dari pihak kolonial dan pembangunan sepenuhnya berada dalam pengendalian Belanda. Padahal awalnya para tokoh masyarakat hanya perlu izin karena dana sudah tersedia. Jadilah dana dari masyarakat itu tidak terpakai yang akhirnya digunakan untuk membuat pagar mengelilingi [[masjid]].<ref>Majalah Hidayah edisi 58, Mei 2006 halaman 126-129
== Referensi ==
|