Seni Greko-Buddhis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 68:
 
===Kontribusi kaum Kushan===
[[Image:300px-LifeBuddha.JPG|thumb|300px|left|Adegan kehidupan Buddha. Abad ke-2 dan ke-3 Masehi. [[Gandhara]].]]Gand
Sejarah seni Buddha-Yunani yang lebih mutakhir di India barat laut seringkali dihubungkan dengan [[kekaisaran Kushan]]. Kaum Kushan merupakan bangsa nomad yang mulai bermigrasi dari [[Dataran Rendah Tarim]] di [[Asia Tengah]] dari kurang lebih [[170 SM]] dan berakhir dengan mendirikan sebuah kekaisaran di India barat daya mulai dari abad ke-2 SM. Mereka terpengaruh budaya Yunani karena kontak mereka dengan orang Baktria-Yunani dan kemudian orang Yunani-India dan bukan dari orang Yunani-Helenistik. Kaum Kushan mengambil dan menggunakan [[huruf Yunani]].
 
Kaum Kushan, di tengah-tengah [[Jalur Sutra]] secara antusias mengumpulkan karya-karya seni dari seluruh penjuru dunia kuna, seperti bisa dilihat dari penemuan-penemuan tempat penyimpanan harta karun di [[ibukota]] utara mereka di [[Begram]], [[Afghanistan]].
 
 
[[Image:300px-KanishkaI.jpg|thumb|300px|right|Koin emas Kanishka I dengan gambar [[Buddha]] (+/- 120 AD) dan nama "BODDO" (Buddha) dalam [[huruf Yunani]].]]
 
Kaum Kushan mensponsori agama Buddha bersama-sama dengan agama- agama Iran dan Hindu lainnya. Kemungkinan mereka pula yang ikut menggalakkan berkembangnya seni Buddha-Yunani. Tetapi di sisi lain koin-koin mereka menunjukkan tidak adanya kecanggihan artistik: penggambaran raja-raja mereka, seperti [[Kanishka]], cenderung agak kasar (tidak ada proporsi tubuh, gambar kasar), dan gambar Buddha merupakan kumpulan dari sebuah patung Buddha gaya Helenistik dengan kaki-kaki yang digambar jelek dan pisah satu sama lain mirip gambar raja Kushan. Gambar ini cenderung menunjukkan kekunaan patung-patung Buddha-Yunani, yang dipakai sebagai model dan korupsi selanjutnya oleh para seniman Kushan.
 
==Penyebaran Seni Buddha-Yunani ke Asia Tengah==
Pengaruh seni Buddha-Yunani secara alami mengikuti ekspansi agama Buddha ke Asia Tengah dan Asia Timur dari [[abad pertama SM]].
 
==Baktria==
[[Image:200px-GBA8.jpg|thumb|left|200px|[[Patung Buddha Bamiyan]] yang berdiri setinggi 52 meter, Afghanistan]]
[[Image:GBA1(trimmed).jpg|thumb|200px|Patung dari sebuah biara Buddha 700, Afghanistan]]
[[Baktria]] berada di bawah kekuasan langsung Yunani selama lebih dari dua abad dari penaklukkan oleh sang [[Alexander yang Agung]] pada [[332 SM]] sampai akhir masa kerajaan [[Baktria-Yunani]] pada sekitar tahun [[125 SM]]. Seni Baktria hampir seluruhnya juga Helenistik secara sempurna seperti bisa dilihat pada peninggalan-peninggalan arkeologis [[Baktria-Yunani]] di kota-kota seperti [[Alexandria di Oxus]] ([[Ai-Khanoum]]), atau seni [[numismatik]] (yang berhubungan dengan koin-koin) raja-raja Baktria-Yunani dan sering dianggap yang terbaik berasal dari Dunia Helenistik, termasuk koin-koin perak dan emas terbesar yang pernah dicetak oleh orang Yunani.
 
Ketika agama Buddha menyebar di Asia Tengah mulai [[abad pertama]], Baktria melihat datangya hasil pengaruh sinkretisme Buddha-Yunani datang di wilayahnya dari India, dan sebuah pembauran baru dalam seni perpatungan berada di sana sampai datangnya invasi Islam.
 
Perwujudan paling menyolok adalah [[Patung Buddha Bamiyan]]. Mereka kelihatannya berasal dari aabd pertama sampai abad ke-3 Masehi. Mereka dipengaruhi secara kuat oleh budaya Helenistik.
 
Di daerah Baktria lain yang bernama [[Fondukistan]], beberapa kesenian Buddha-Yunani lestari sampai [[abad ke-7]] di biara-biara Buddha, menunjukkan pengaruh Helenistik yang kuat dipadukan dengan gaya dekorasi dan corak India dan sedikit pengaruh kaum [[Sasanid]] Persia.
 
Sebagian besar karya-karya seni dari Baktria dirusak mulai abad ke-5: orang-orang Buddha sering dituduh sebagai penyembah berhala dan ditindas oleh orang-orang Muslim yang merusak simbol-simbol keagamaan (<i>iconoclastic</i>). Pengrusakan ini berlanjut sampai era modern pada masa [[Perang Afghanistan]] dan terutama dilakukan oleh rezim [[Taliban]] pada tahun [[2001]]. Kasus paling dikenal adalah penghancuran patung Buddha Bamiyan. Secara ironis karya-karya seni Afghanistan yang terselamatkan justru terjadi pada era kolonial dan dikeluarkan dari negara ini. Terutama, sebuah koleksi yang cukup kaya dipamerkan di [[Musee Guimet]] di [[Perancis]].
 
===Dataran Rendah Tarim===
[[Image:250px-SerindianGroup.JPG|thumb|250px|"Pose heroik sang [[Bodhisattwa]]", abad ke-6 sampai ke-7, [[terracotta]] dari Tumshuq (Xinjiang).]]
[[Image:150px-SerindiaHead.JPG|thumb|150px|left|Kepala seorang Bodhisattwa, abad ke-6 sampai ke-7, [[terracotta]] dari Tumshuq (Xinjiang).]]
 
Seni [[Dataran Rendah Tarim]], juga disebut [[Seni Serindia]], adalah seni yang berkembang mulai abad ke-2 sampai ke-11 di [[Serindia]] atau [[Xinjiang]], daerah China yang terletak paling barat yang merupakan bagian dari [[Asia Tengah]]. Seni ini muncul dari seni [[Gandhara]] dan secara jelas mengkombinasikan tradisi India dengan pengaruh Yunani dan Romawi.
 
Para misionaris atau pendakwah Buddha yang mengadakan perjalanan melalui [[Jalur Sutra]] memperkenalkan kesenian ini, bersama dengan [[agama]] [[Buddha]] sendiri ke Serindia, di mana kemudian berbaur dengan pengaruh China dan Persia.
 
''Lihat pula: [[Penyebaran agama Buddha melalui Jalur Sutra]]''
<br clear=all>
 
==Pengaruh Buddha-Yunani di Asia Timur==
[[Image:170px-NorthernWeiMaitreya.JPG|thumb|170px| Buddha Maitreya dari Wei Utara, [[443|443 Masehi]].]]
Kesenian Tiongkok, Korea dan Jepang mendapatkan pengaruh artistik Buddha-Yunani, tetapi cenderung mereka menambahinya dengan elemen-elemen lokal. Yang masih bisa ditengarai sebagai pengaruh seni Buddha-Yunai secara langsung adalah:
 
* Realisme idealistik umum figur-figur yang merupakan peninggalan seni Yunani.
* Elemen pakaian dengan gaya lipatan-lipatan Yunani yang sangat elaboratif.
* Rambut keriting yang merupakan khas Laut Tengah.
* Di beberapa pelukisan Buddha, ada tokoh-tokoh bersayap yang terbang dan memegang rangkaian bunga.
* Elemen-elemen pemahatan Yunani seperti daun anggur dan <i>lung-lungan</i> dedaunan.
 
===China===
[[Image:150px-WeiBuddha.JPG|thumb|150px|left|Tritunggal Buddha, Wei sebelah timur (534-550), China.]]
Unsur-unsur artistik Buddha-Yunani bisa dirunut semua karya seni Buddha-Tiongkok dengan beberapa variasi lokal dan waktu, tergantung pada karakter beberapa dinasti yang telah memeluk agama Buddha.
 
Beberapa patung [[Dinasti Wei Utara]] bisa dikatakan merupakan reminisensi patung-patung Buddha berdiri dari Gandhara meski gayanya lebih simbolis. Namun karakternya secara umum dan pelukisan pakaian masih sama. Patung-patung lain, misalkan dari [[Dinasti Qi Utara]], juga melestarikan gaya Buddha-Yunani secara umum, tetapi sifat realisme kurang dan memiliki unsur-unsur simbolis yang lebih kuat.
 
Beberapa patung Wei Timur (kiri) menunjukkan gambar Buddha dengan lipatan-lipatan jubah gaya Yunani yang megah dan dikelilingi tokoh-tokoh terbang yang membawa rangkaian bunga.
<br clear=all>
 
===Jepang===
[[Image:180px-AsukaSeatedBuddha.JPG|thumb|left|180px|Buddha, [[periode Asuka]], [[abad ke-7]].]]
[[Image:180px-BigBuddha.jpg|thumb|180px|right|Sebuah patung Buddha di [[Kamakura]] ([[1252]]), masih menampakkan pengaruh Buddha-Yunani.]]
Di Jepang, kesenian Buddha mulai berkembang setelah negara ini memeluk agama Buddha pada tahun [[548]]. Beberapa ubin dari [[periode Asuka]], periode pertama setelah rakyat Jepang mulai memeluk agama Buddha, menunjukkan gaya klasik yang menonjol, dengan penggunaan pakaian gaya Helenistik secara meluas dan pelukisan anatomi tubuh secara realistik, yang merupakan ciri khas gaya seni Buddha-Yunani.
 
Karya seni lainnya menggunakan beberapa variasi pengaruh China dan Korea, sehingga seorang pemeluk Buddha Jepang sangat bervariasi dalam berekspresi. Banyak unsur seni Buddha-Yunani masih lestari sampai sekarang, seperti [[Herakles]] yang merupakan di belakang para penjaga [[Nio]] di depan banyak kuil-kuil Buddha Jepang, atau representasi sang Buddha yang masih memperlihatkan gaya seni Yunani seperti patung Buddha di Kamakura.
<br clear=all>
 
[[Image:400px-WindGods.JPG|thumb|400px|Kiri: Dewa Angin Yunani dari [[Hadda]], abad ke-2. Kanan: Dewa Angin Jepang [[Fujin]], abad ke-17.]]
Beberapa pengaruh Buddha-Yunani lainnya bisa ditemukan di khazanah perdewaan Jepang. Salah satu contoh yang paling menonjol adalah Dewa Angin Jepang [[Fujin]]. Masih konsisten dengan ikonografi Yunani untuk Dewa Angin [[Boreas]], Dewa Angin Jepang di atas kepalanya memegang sebuah kain besar atau "kipas angin" dengan gaya penampilan yang sama. Rambut dan bulu muka yang lebat juga masih dipertahankan di pelukisan gaya Jepang, seperti juga rautan muka yang dilebih-lebihkan.
<br clear=all>
 
[[Image:400px-Heracles-Shukongoshin.JPG|thumb|400px|Evolusi ikonografis dari Dewa Yunani [[Herakles]] sampai Dewa Jepang [[Shukong&#333;shin]]. From left to right:<br>
1) [[Herakles]] (Museum Louvre, Paris).<br>
2) [[Herakles]] pada sebuah koin [[Baktria-Yunani]] raja [[Demetrius I dari Baktria|Demetrius I]].<br>
3-4) [[Bajrapani]], pelindung [[Buddha]], dilukis mirip Herakles dalam kesenian Buddha-Yunani dari [[Gandhara]].<br>
5) Shukong&#333;shin, manisfestasi [[Bajrapani]], sebagai Dewa pelindung di kuil-kuil Buddha Jepang.]]
Dewa Buddha lainnya, bernama [[Shukongoshin]], salah satu Dewa pelindung kuil Buddha di Jepang yang penuh murka, juga merupakan kasus menarik transmisi citra Dewa ternama Yunani, [[Herakles]] ke daerah Timur Jauh sepanjang [[Jalur Sutra]]. [[Herakles]] juga dipakai dalam Seni Buddha-Yunani untuk melukiskan [[Bajrapani]], sang pelindung Buddha, dan gambarannya kemudian dipakai di China dan Jepang untuk menggambarkan Dewa-Dewa pelindung kuil-kuil Buddha.
<br clear=all>
 
[[Image:250px-NaraTempleTiles.JPG|thumb|250px|Ubin kuil dari [[Nara]], [[abad ke-7]].]]
[[Image:NaraVines&Grapes.JPG|thumb|170px|left|Daun anggur dan anggur sebagai lingkaran penghias pilar dari Nara, abad ke-7.]]
Akhirnya, inspirasi artistik ukiran gaya <i>lung-lungan</i> dedaunan Yunani, bisa ditemukan secara [[harafiah]] pada genteng-genteng atap Jepang, salah satu elemen yang lestari pada arsitektur kayu selama berabad-abad. Salah satu contoh yang terang berasal dari ubin-ubin kuil [[Nara]], di mana beberapa di antaranya menunjukkan gambar anggur dan daun anggur. Corak-corak ini lalu berkembang menjadi lukisan yang lebih simbolis, namun sampai sekarang masih lestari dipergunakan di banyak gedung-gedung tradisional Jepang.
<br clear=all>
 
== Pengaruh Selatan Seni Buddha-Yunani==
===Seni Mathura===
[[Image:200px-MathuraBodhisattvaSide.JPG|thumb|200px|Sang [[Bodhisattwa]] [[Maitreya]], [[abad ke-2]], [[Mathura]].]]
[[Image:150px-MathuraBuddha.JPG|thumb|150px|left|Seorang Buddha, abad ke-2, Mathura]].
Pelukisan Buddha in [[Mathura]], di India Tengah Utara, secara umum ditarikh lebih mutakhir daripada yang ada di Gandhara, meski hal ini tidak tanpa pertentangan, jumlahnya juga jauh lebih sedikit. Sampai saat itu, kesenian Buddha India bersifat anikonik, menghindari segala penggambaran Buddha, kecuali simbol-simbolnya seperti [[mandala]], atau [[pohon Boddhi]], meski beberapa pahatan Mathura kuna berbentuk [[Yaksa]] ditarikh kurang lebih berasal dari [[abad pertama SM]]. Bahkan Yaksa-Yaksa ini memperlihatkan beberapa pengaruh Helenistik, kemungkinan hal ini disebabkan karena didudukinya Mathura oleh bangsa India-Yunani semasa [[abad ke-2 SM]].
 
Jika membicarakan teori artistik bagi pelukisan-pelukisan pertama sang Buddha, seni Yunani memberikan latar belakang yang sangat alami dan didukung dengan tradisi berabad-abad dalam menggambarkam tokoh dewa secara antromorfis, sedangkan sebaliknya “sebelumnya dalam ilmu perpatuangan India tidak sesuatu pun yang menyinggung akan adanya pembahasan bentuk atau pakaian, dan kumpulan Dewa-Dewi Hindu tidak memberikan model yang memadai bagi seorang makhluk Dewa yang bangsawan dan sepenuhnya manusiawi.”(Boardman) (aslinya dalam [[bahasa Inggris]]: “there was nothing in earlier Indian statuary to suggest such a treatment of form or dress, and the Hindu pantheon provided no adequate model for an aristocratic and wholly human deity” (Boardman)).
 
[[Image:300px-AmaravatiScroll.JPG|thumb|300px|Ukiran Yunani melingkar, penghias pilar yang didukung oleh Yaksa-Yaksa India, [[Amaravati]], [[abad ke-3]] Masehi.]]
Seni perpatungan Mathura menggunakan banyak unsur-unsur Helenistik, seperti realisme idealistik yang umum, beberapa ciri khas seperti rambut keriting dan lipatan-lipatan khas pakaian. Sedangkan ciri khas Mathura ialah iklim yang lebih panas dan terlihat dari pakaian yang lebih lebar dan secara bertahap lebih menutupi satu bahu daripada kedua bahu. Kemudian raut muka juga terlihat lebih India.
 
Pengaruh seni Yunani masih bisa dirasakan melampaui Mathura sampai sejauh [[Amaravati]] di pesisir timur India seperti bisa dilihat dari gaya <i>lung-lungan</i> dedaunan Yunani yang dikombinasikan dengan Dewa-Dewi Hindu. Corak-corak lain seperti kereta-kereta Yunani yang ditarik empat kuda juga bisa ditemukan di wilayah yang sama.
 
Secara kebetulan, [[seni Hindu]] mulai berkembang dari [[abad pertama]] sampai [[abad ke-2]] Masehi dan diilhami oleh seni Buddha Mathura. Seni ini secara berangsur-angsur memasukkan unsur-unsur asli Hindu dan simbolisme, meski bertentangan dengan keseimbangan umum dan kesederhanaan seni Buddha.
 
===Seni Gupta===
[[Image:150px-GuptaBuddha.JPG|thumb|80px|left|Masa [[Gupta]], abad ke-5, Mathura.]]
[[Image:200px-MathuraBuddhaHead.JPG|thumb|120px|right|Kepala Buddha, masa Gupta, abad ke-6.]]
 
Seni Mathura secara berangsur-angsur memasukkan unsur-unsur India dan mencapai puncaknya yang sangat tinggi pada masa [[kekaisaran Gupta]], antara [[abad ke-4]] dan [[abad ke-6]]. Seni Gupta dianggap sebagai puncak Seni Buddha India.
 
Unsur-unsur Helenistik masih bisa dilihat secara jelas dalam kemurnian patung-patung dan lipatan-lipatan pakaian, tetapi diperbaiki dengan sebuah penggambaran pakaian dengan seni pahat yang sangat halus dan semacam sinar yang diperkuat dengan penggunaan batu granit warna merah muda.
 
Detail-detail artistik cenderung nampak kurang realistik, seperti bisa dilihat pada keriting rambut yang mirip kerang yang dipakai untuk menggambarkan rambut sang Buddha.
 
===Kesenian Asia Tenggara===
[[Image:150px-CambodianBuddha.JPG|thumb|left|150px|Sebuah Buddha dari [[Kamboja]], [[abad ke-14]].]]
 
[[Image:CambodianLokesvara.JPG|thumb|180px| Bodhisattwa [[Awalokiteswara|Lokeswara]], [[Kamboja]] [[abad ke-12]].]]
 
Kebudayaan India terbukti sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan [[Asia Tenggara]]. Banyak negara mengambil aksara India dan budayanya, bersamaan dengan agama [[Hindu]] dan [[Buddha]] [[Mahayana]].
 
Pengaruh seni Buddha-Yunani masih nampak pada kebanyakan pelukisan Buddha di Asia Tenggara, meski mereka biasanya cenderung berbaur dengan kesenian Hindu-India dan kemudian mengambil unsur-unsur lokal.
<br clear=all>
 
==Dampak budaya seni Buddha-Yunani==
Di luar unsur-unsur gaya yang terbesar di seluruh [[Asia]] selama hampir seribu tahun, kontribusi utama seni Buddha-Yunani kepada agama Buddha adalah realisme idealistik yang diilhami seni Yunani dan membantu menggambar secara langsung dan visual, keadaan berkah pribadi dan pencerahan yang disiarkan oleh agama Buddha. Sosialisasi daripada pendekatan manusiawi agama Buddha dan keterbukaannya terhadap semua orang, kemungkinan besar terjadi berkat perpaduan seni Yunani dan seni Buddha.
 
==Lihat pula==
*[[Agama Hindu dan Buddha dari A - Z]]
*[[Seni Buddha]]
*[[Agama Buddha-Yunani]]
*[[Sejarah agama Buddha]]
 
==Referensi==
* "Religions and the Silk Road" by Richard C. Foltz (St. Martin's Press, 1999) ISBN 0312233388
* "The Diffusion of Classical Art in Antiquity" by John Boardman (Princeton University Press, 1994) ISBN 0691036802
* "Old World Encounters. Cross-cultural contacts and exchanges in pre-modern times" by Jerry H.Bentley (Oxford University Press, 1993) ISBN 0195076397
* "Alexander the Great: East-West Cultural contacts from Greece to Japan" (NHK and Tokyo National Museum, 2003)
* "The Greeks in Bactria and India" W.W. Tarn, Cambridge University Press
* "Living Zen" by Robert Linssen (Grove Press New York, 1958) ISBN 0802131360
* "Echoes of Alexander the Great: Silk route portraits from Gandhara" by Marian Wenzel, with a foreword by the Dalai Lama (Eklisa Anstalt, 2000) ISBN 1588860140
 
[[Category:Buddhisme]]
[[Kategori:Seni rupa Buddha]]
 
[[en:Greco-Buddhist art]]
[[es:Arte Greco-Budista]]
[[fr:Art gréco-bouddhique]]
[[sv:Greko-buddhistisk konst]]