Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 61.94.57.112 (Bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Thijs!bot |
A86nx Oenae (bicara | kontrib) |
||
Baris 125:
Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada Belanda pada tahun [[1903]] setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh seluruhnya pada tahun [[1904]]. Saat itu, hampir seluruh Aceh telah direbut Belanda.
Tapi sebenarnya wilayah Aceh tetap tidak bisa dikuasai Belanda seluruhnya, dikarenakan pada saat itu tetap saja terjadi perlawanan terhadap Belanda meskipun dilakukan oleh sekelompok orang (masyarakat). Karena pada hakikatnya masyarakat Aceh tidak pernah mau dijajah oleh bangsa lain. Hal ini berlanjut sampai Belanda enyah dari Nusantara dan diganti kedatangan penjajah baru yakni Jepang (Nippon)
Salah satu catatan penting pada Perang Aceh adalah tewasnya empat jenderal Belanda, yaitu Mayor Jenderal J.H.R Kohler, Mayor Jenderal J.L.J.H. Pel, Demmeni dan Jenderal J.J.K. De Moulin. Tewasnya empat jenderal Belanda merupakan peristiwa satu-satunya yang pernah dialami Belanda dalam sejarah perjalanan kerajaan tersebut dalam menyerang wilayah lainnya.
|