Koto Gadang, IV Koto, Agam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 95:
Tahun 1856, dari 28 Sekolah Desa dengan masa belajar tiga tahun yang berdiri di berbagai nagari di Sumatera Barat, satu terdapat di nagari Koto Gadang. Menurut laporan Steinmetz, sejak didirikan, ada 416 murid Sekolah Desa. Namun hanya 75 orang yang selesai. Selebihnya putus di tengah jalan, karena menikah atau lantaran berbagai sebab lain. Steinmetz menilai, kemajuan paling pesat tampak pada anak-anak Agam terutama dari Koto Gadang yang rajin dan cerdas.
Kesadaran menuntut ilmu di Koto Gadang dimulai di awal abad-20 ketika pembaharuan dimasukkan oleh laras Koto
Menurut laporan di Soeara Kemadjuan Kota Gedang (1916), demi kepentingan pendidikan, para orang tua yang waktu itu berpenghasilan rata-rata 15 gulden per bulan, sanggup membayar uang sekolah anaknya yang mencapai 5 gulden per bulan. Sebelum ada [[HIS|Hollands Inlandsche School (HIS)]], Sekolah Dasar tujuh tahun dengan bahasa pengantar Belanda, dan [[MULO|Meer Uitgebreid Lager Onderwojs (MULO)]] berdiri awal tahun 1900, sudah banyak anak Minang bersekolah ke [[STOVIA]], sekolah tinggi kedokteran di Jakarta, atau NIAS di Surabaya, terutama anak-anak Koto Gadang. Menurut data tahun 1926, dokter lulusan STOVIA asal Minang berjumlah 32 orang.
Baris 177:
Itulah sebabnya dikatakan ''Kotogadang nan tigo jurai nan ampek suku''.
== Referensi ==
* James, K.A., "De Nagarie Kota Gedang", Tijdschrift voor het Binnenlandsch Bestuur 49, 1916, pp. 185-195
* Graves, Elizabeth E., The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule in the Nineteenth Century, Equinox Publishing (Asia) Pte Ltd, Singapore, 2010, pp. 207-224
* Azizah Etek, Mursjid A.M., Arfan B.R., Koto Gadang Masa Kolonial, LKiS, 2007
== Pranala luar ==
|