Mohammad Hatta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib) k ←Suntingan 202.47.64.234 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Ennio morricone |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 55:
Pada usia [[17]] [[tahun]], [[Hatta]] lulus dari [[sekolah]] tingkat menengah (MULO). Lantas ia bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di [[Sekolah Tinggi]] Dagang Prins Hendrik School. Di sini, Hatta mulai aktif [[menulis]]. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera, "Namaku Hindania!" begitulah judulnya. Berkisah perihal janda cantik dan kaya yang terbujuk [[kawin]] lagi. Setelah ditinggal mati suaminya, [[Brahmana]] dari [[Hindustan]], datanglah [[musafir]] dari [[Dunia Barat|Barat]] bernama Wolandia, yang kemudian meminangnya. "Tapi Wolandia terlalu [[miskin]] sehingga lebih mencintai hartaku daripada diriku dan menyia-nyiakan anak-anakku," rutuk Hatta lewat Hindania.
Pemuda Hatta makin tajam pemikirannya karena diasah dengan beragam bacaan, [[pengalaman]] sebagai Bendahara JSB Pusat, perbincangan dengan tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau yang mukim di Batavia, serta [[diskusi]] dengan temannya sesama anggota JSB: [[Bahder Djohan]]. Saban [[Sabtu]], ia dan Bahder Djohan punya kebiasaan keliling kota. Selama berkeliling kota, mereka bertukar pikiran tentang berbagai hal mengenai [[tanah air]]. Pokok soal yang kerap pula mereka perbincangkan ialah perihal memajukan [[bahasa Melayu]]. Untuk itu, menurut Bahder Djohan perlu diadakan suatu majalah. Majalah dalam rencana Bahder Djohan itupun sudah ia beri nama Malaya. Antara mereka berdua sempat ada pembagian [[pekerjaan]]. Bahder Djohan akan mengutamakan perhatiannya pada persiapan redaksi majalah, sedangkan Hatta pada soal [[organisasi]] dan pembiayaan penerbitan. Namun, “Karena berbagai hal cita-cita kami itu tak dapat diteruskan,” kenang Hatta lagi dalam Memoir-nya.
Selama menjabat Bendahara JSB Pusat, Hatta menjalin kerjasama dengan [[percetakan]] [[surat kabar]] Neratja. Hubungan itu terus berlanjut meski Hatta berada di [[Rotterdam]], ia dipercaya sebagai koresponden. Suatu ketika pada medio [[tahun]] [[1922]], terjadi peristiwa yang mengemparkan [[Eropa]], [[Turki]] yang dipandang sebagai [[kerajaan]] yang sedang runtuh memukul mundur [[tentara]] [[Yunani]] yang dijagokan oleh [[Inggris]]. Rentetan peristiwa itu Hatta pantau lalu ia tulis menjadi serial tulisan untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian khalayak pembaca, bahkan banyak surat kabar di [[tanah air]] yang mengutip tulisan-tulisan Hatta.
Baris 113:
== Bacaan rujukan ==
* Hatta, Mohammad, Mohammad Hatta Memoir, Tinta Mas Jakarta, 1979
* Deliar Noer. 1990. ''Mohammad Hatta, Biografi Politik''. Jakarta: [[LP3ES]].
* Greta O. Wilson (ed.). 1978. ''Regents, reformers, and revolutionaries: Indonesian Voices of Colonial Days''. Asian Studies at Hawaii, no 21. The University Press of Hawaii.
|