Bahder Djohan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
'''Bahder Djohan''' ({{lahirmati|[[Padang]], [[Sumatera Barat]]|30|7|1902||8|3|1981}}) adalah [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada tahun 1950 hingga tahun 1951 dan tahun 1952 hingga tahun 1953. Djohan juga merupakan pimpinan [[Jong Sumatranen Bond]]. Djohan merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Mohamad Rapal gelar Sutan Boerhanoedin, orang Koto Gadang yang berprofesi sebagai jaksa dengan Lisah yang berasal dari Alang Lawas, Padang. Bahder Djohan sendiri menerima gelar Marah Besar pada pernikahannya dengan Siti Zairi.
 
== Latar belakang dan pendidikan ==
Ia bersekolah pertama kali pada sekolah Melayu di Pondok, Padang. Pada tahun 1910 ayahnya dipindahkan ke [[Kota Payakumbuh|Payakumbuh]]. Pindahlah Djohan bersekolah yang sederajat di kota yang baru tersebut. Pada tahun 1913, dimasukan oleh ayahnya ke sekolah 1e Klasse Inlandsche School di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]]. Di kota inilah bertama kali Djohan berkenalan dengan Mohammad Hatta yang kelak menjadi sahabatnya baik semasa sekolah maupun perjuangan. Hanya selama dua tahun ia bersekolah di sana dan pindah pulalah ia ke [[HIS]] Padang. Pada tahun 1917, Djohan telah menyelesaikan pendidikannya di HIS dan berhasil melanjutkan ke [[MULO]] di kota yang sama. Di MULO ini Djohan bertemu kembali dengan Mohammad Hatta.
Tahun 1919, Djohan diterima di [[STOVIA]] [[Batavia]] dan tinggal di asrama yang terdapat dalam kompleks sekolah itu. Pendidikan di STOVIA dilaluinya lebih kurang 8 tahun. Pada tanggal 12 November 1927 ia telah dapat menyelesaikan ujian akhir dan lulus dengan memperoleh gelar “Indish Arts”.