Strok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ESCa (bicara | kontrib)
ESCa (bicara | kontrib)
Baris 318:
}}</ref> Dengan mengatur pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol jahat (LDL)
serta olaraga secara teratur.
 
Pada manusia tanpa faktor risiko strok dengan umur di bawah 65 tahun, risiko terjadinya serangan strok dalam 1 tahun berkisar pada angka 1%.<ref>{{en}}{{cite web
| url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8700641
| title = [Atrial fibrillation and apoplexy--risks and prevention]
| accessdate = 2011-08-21
| work = Københavns praktiserende laegers laboratorium, AFASAK 2 Center; Koefoed BG, Gulløv AL, Petersen P.
}}</ref> Setelah terjadinya serangan strok ringan atau TIA, penggunaan [[warfarin]], salah satu obat yang digunakan untuk penderita [[fibrilasi atrial]],<ref>{{en}}{{cite web
| url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9932614
| title = Stroke risk factors and stroke prevention.
| accessdate = 2011-08-21
| work = Department of Neurology, College of Physicians and Surgeons, Columbia University; Elkind MS, Sacco RL.
}}</ref> akan menurunkan risiko serangan strok dari 12% menjadi 4% dalam satu tahun. Sedangkan penggunaan [[aspirin]], umumnya pada [[dosis]] harian sekitar 30 mg atau lebih, hanya akan memberikan perlindungan dengan penurunan faktor risiko menjadi 10,4%.<ref>{{en}}{{cite web
| url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12535415
| title = Dipyridamole for preventing stroke and other vascular events in patients with vascular disease
| accessdate = 2011-08-21
| work = Julius Center for General Practice and Patient Oriented Research / Univ. Department of Neurology, University Medical Center Utrecht; De Schryver EL, Algra A, van Gijn J.
}}</ref> Kombinasi aspirin dengan ''dipyridamole'' memberikan perlindungan lebih jauh dengan penurunan risiko tahunan menjadi 9,3%.
 
== Prognosis ==