Budi Susilo Soepandji: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kriswijoyo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Kriswijoyo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Tumbuh di lingkungan sekolah menengah dengan aktif berorganisasi (OSIS dan Pramuka) telah mengasahnya menjadi manusia yang menghargai perbedaan pendapat namun tetap berani membuat keputusan. Budi Susilo memperoleh gelar insinyur dari Universitas Indonesia tahun 1979. tahun 1981 hingga 1986, ia mengenyam pendidikan di Ecole Centrale Paris, sehingga memperoleh gelar Master dan Doktor. Tahun 1994, Budi Susilo mendapatkan penghargaan dari Presiden Suharto, sebagai peringkat I Dosen Teladan tingkat Nasional. Prestasi ini diikuti dengan memperoleh berbagai penghargaan atas keberhasilannya dalam melakukan penelitian-penelitan bersaing tingkat nasional. Pada tahun 1998, Universitas Indonesia menganugerahinya sebagai Guru Besar Tetap bidang Mekanika Tanah. Pendidikan lain yang Budi Susilo ikuti adalah Kursus Reguler Angkatan 37 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, lulus dengan predikat Andalan, selain itu pada tahun 2009 juga mengikuti kursus singkat Geostrategi dan Geopolitik di Jerman pada Marshall Center (2009) dan di Amerika Serikat pada Stanford University (2010).
Selain sibuk meneliti dan melaksanakan peran sebagai pendidik, Budi Susilo meniti karir di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dimulai dari Kepala Laboratorium Mekanika Tanah, Kepala Jurusan Teknik Sipil, Direktur Lembaga Teknologi Universitas Indonesia, Pembatu Dekan, dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2000-2004). Selama menjadi Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, pada tahun 2002, Budi Susilo berhasil menyelenggarakan Pameran Pertahanan kolaborasi Departemen Pertahanan Republik Indonesia dengan
Sejak tahun 2004, karier Budi Susilo berlanjut di lingkungan pemerintahan, diawali sebagai Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III Jakarta Ditjen DIKTI Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2004-2005) dan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (2005-2011). Selama menjadi Dirjen Pothan Budi Susilo gigih memperjuangkan pertahanan negara nir-militer, serta memacu komponen bangsa ikut dalam usaha membela negara, melalui Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan Pertahanan Negara.
|