Ritus Suriah Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stevenvictor (bicara | kontrib)
Baris 35:
Liturgi itu sendiri dimulai dengan ayat pertama ''Gloria in Excelsis'' dan [[doa Bapa Kami]], dengan tambahan-tambahan (''giyura''), terdiri atas suatu bentuk ''Sanctus''. Kemudian menyusul:
 
*[[Introit|Mazmur Pengantar]] (variabel), disebutatau ''Marmitha'' (berubah-ubah), didahului doa, bervariasi untuk hari-hari Minggu dan perayaan-perayaan yang lebih besar dan untuk "hari-hari peringatan" serta [[Feria|''feriae'']]. Dalam Ritus Malabar, ayat-ayat Mazmur 14, 150, dan 116 didaraskan bergantian oleh para imam dan diakon.
*"Antifon Tempat Kudus" (atau ''Unitha d' qanki''), variabel(berubah-ubah), dengan doa bervariasi yang sama.
*''Lakhumara'', sebuah antifon yang dimulai dengan kalimat "Kepada-Mu, Tuhan", yang juga terdapat dalam ibadat-ibadat lain, juga didahului doa bervariasi yang sama.
*[[Trisagion]]. Dupa digunakan sebelumnya. Dalam Ritus Timur pada Misa biasa, roti dan anggur diletakkan di atas altar sebelum didupai.
 
Ada empat atau lima bacaan Kitab Suci: (a) Hukum dan (b) Nubuat, dari [[Kitab Perjanjian Lama|Perjanjian Lama]], (c) [[Kisah Para Rasul]], (d) [[Epistola]], selalu dari surat-surat St. Paulus, dan (e) [[Injil]], dari [[Kitab Perjanjian Baru|Perjanjian Baru]]. pada hari-hari tertentu ada lima bacaan, ada pula yang empat bacaan, bahkan ada yang hanya tiga bacaan. Semuanya memiliki bacaan dari Epistola dan Injil,namun umumnya jika sudah ada bacaan Hukum maka tidak ada bacaan dari Kisah Para Rasul, demikian pula sebaliknya. Kadang-kadang tidak ada baik bacaan Hukum maupun Kisah Para Rasul. Tiga bacaan pertama disebut ''Qiryani'' (bacaan-bacaan), bacaan ketiga disbut ''Shlikha'' (Rasul). Sebelum Epistola dan Injil, didaraskan kidung-kidung yang disebut ''Turgama'' (interpretasi); kidung sebelum Epistola selalu sama, kidung sebelum Injil berubah-ubah setiap hari. kidung-kidung ini sama dengan prokeimena dalam Ritus Yunani. ''Turgama'' sebelum Epistola didahului ayat-ayat Mazmur tertentu yang disebut ''Shuraya'' (beginning), dan ''turgama '' sebelum pembacaan Injil didahului ayat-ayat Mazmur tertentu yang disebut ''Zumara'' (kidung). Untuk yang terakhir, diselipkan Alleluia di antara ayat-ayatnya. Litani Diakon atau Eklene, disebut ''Karazutha'' (pengumuman), sama dengan [[Ektenia|"Sinapte Agung"]] Ritus Yunani. Selama ''Karazutha'' umat menyanyikan "Antifon (Unitha) Injil".
 
;[[Persembahan]].
Para diakon mempersilahkan orang-orang yang belum dibaptis untuk keluar, dan menempatkan "para pendengar" untuk mengawasi pintu-pintu. Imam menaruh roti dan anggur di atas altar, dengan kata-kata (dalam ritus Gereja Nestorian, tapi tidak dalam ritus Gereja Katolik Kaldea) yang kedengarannya seakan-akan roti dan anggur tersebut sudah dikonsekrasi. Imam juga mengucapkan kalimat mengenang "Perawan Maria, Bunda Kristus" (dalam Gereja Kaldea dan Malabar, "Bunda Allah"; namun menurut Raulin dalam ''"Latin of the Malabar Rite"'', "Bunda Allah itu Sendiri dan Bunda Tuhan Yesus Kristus"), dan Pelindung Gereja (dalam Ritus Malabar, "St.Tomas"). Kemudian menyusul "Antifon Misteri" (''Unitha d' razi''), sebagai tanggapan atas persembahan.
 
;Kredo.
Kredo dalam ritus ini adalah sebuah varian dari [[Pengakuan Iman Nicea|Kredo Nicea]]. Sangatlah mungkin bahwa kalimat "dan menjelma oleh Roh Kudus, dikandung dan lahir dari [[Maria|Perawan Maria]]" menyelubungi sebuah gagasan Nestorianisme, akan tetapi umat Katolik Kaldea tampaknya tidak menyadari hal ini, satu-satunya perbedaan mereka adalah tambahan [[Filioque]]. Kredo dalam buku Misa Malabar adalah terjemahan dari Kredo Nicea Latin. Dalam Ritus malabar terjemahan Neale, persembahan dan dipersilahkankeluarnya orang-orang yang belum dibaptis berlangsung sebelum pembacaan Kitab Suci, dan Kredo langsung menyusul sesudah pembacaan Injil, tetapi dalam edisi 1774 dari Propaganda persembahan dilangsungkan sesudah Kredo, yang didoakan seusai pembacaan Injil.
 
== Penanggalan Liturgis ==