Alkimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BodhisattvaBot (bicara | kontrib)
k r2.4.3) (bot Mengubah: fa:کیمیا
Moch. Nachli (bicara | kontrib)
Baris 52:
 
=== Alkimia di dunia Yunani ===
Bangsa Yunani mengambil keyakinan hermetis bangsa Mesir dan memadukannya dengan filsafat [[Pythagoras|Pythagoreanisme]], [[ionianisme]], dan [[gnostisisme]]. Pada intinya, Filsafat Pythagorean adalah keyakinan bahwa bilangan mengatur alam semesta, keyakinan yang berasal dari pengamatan bunyi, bntang, bentuk geometris seperti segitiga, atau apa pun yang perhitungannya dapat menghasilkan angka [[rasio]].

Pemikiran [[Ionia]] didasarkan pada keyakinan bahwa alam semesta dapat dijelaskan melalui mempelajari [[fenomena|fenomena alam]]; filsafat ini diyakini diciptakan oleh [[Thales]] dan muridnya [[Anaximander]], dan kemudian dikembangkan oleh [[Plato]] dan [[Aristoteles]], yang karya-karyanya menjadi bagian alkimia.

Menurut keyakinan ini, alam semesta dapat digambarkan oleh beberapa [[hukum alam]] yang dapat diketahui melalui penjelajahan filosofis yang hati-hati, saksama, teliti. Komponen ketiga yang dimasukkan ke filsafat hermetis oleh bangsa Yunani adalah [[gnotisisme]], keyakinan yang tersebar luas di [[Kekaisaran Romawi]] Kristen, bahwa dunia itu tidak sempurna karena diciptakan dengan cara yang tercacat, dan bahwa mempelajari sifat materi spiritual akan menuntun kita ke keselamatan.

Mereka juga meyakini bahwa [[Tuhan]] tidak "menciptakan" alam semesta dalam makna klasik, tetapi bahwa alam semesta diciptakan "dari-Nya", tetapi kemudan rusak (bukan dirusakkan oleh pelanggaran Adam dan Hawa, yakni [[dosa waris]]). Menurut keyakinan Gnostisisme, memuja kosmos, alam, dan makhluk dunia, itulah memuja Tuhan Sejati. Kaum Gnostik tidak mencari keselamatan dari dosa, melainkan berupaya melepaskan diri dari ketidaktahuan, meyakini bahwa dosa hanyalah konsekuensi dari ketidaktahuan. Teori Platonis dan neo-Platonis tentang universal dan ke-Mahakuasa-an Tuhan juga diserap.
 
Sebuah konsep yang sangat penting yang diperkenalkan pada masa ini, berasal dari [[Empedocles]] dan dikembangkan [[Aristoteles]], adalah bahwa semua hal di alam semesta terbentuk dari hanya empat unsur: ''tanah'', ''udara'', ''air'', dan ''api''. Menurut Aristoteles, setiap unsur memiliki lingkup asalnya, tempatnya kembali jika tidak terganggu (Lindsay, h. 16) .