Sejarah Kalimantan Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 80:
* [[13 Agustus]] [[1787]], Sultan Tamjidullah I membuat kontrak perjanjian dengan VOC-Belanda.
* [[1792]], VOC menempatkan administrasi sipil (onderkoopman) di Banjarmasin seperti sebelumnya.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/voc1792.html?zoomview=1|title=VOC civil administration in Indonesia, 1792|publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* 24 April 1792, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] membicarakan harga barang-barang yang ditukar antara kedua pihak, serta keluhan bahwa hak Sultan atas separuh cukai tidak mau dibayar oleh Fetor setempat.<ref>[http://mcp.anu.edu.au/N/SRN_bib.html#D40 Surat Beriluminasi Raja Nusantara]</ref>
* 7 Oktober 1792, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] bahwa tugasnya sudah dijalankan sesuai dengan perjanjian, yaitu setiap kepala yang ditunjuk akan membuka kebun lada. Tiap kebun itu dikerjakan oleh 50 orang. Kalau tidak mengerjakan pekerjaan itu, mereka akan dihukum dengan hukuman berat. Juga dinyatakan bahwa mereka sudah menerima kiriman 10 tong obat bedil dan Raja Banjar juga minta dikirimi kertas air emas 12 lembar.
* 20 November 1794, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] tentang penyerangan yang diderita dari orang Pasir dan Kutai. Banyak rakyat dibunuh, yang lain dipaksa mendirikan benteng. Sultan menanti perintah dari Kompeni. Harapannya agar Gur. Jen. menulis surat kepada Sultan Pasir untuk mengajak damai. Kalau ditolak, rencananya Pasir akan diserang dari laut oleh Belanda dan dari darat oleh Banjar. Juga diberitahukan tentang kebun lada yang sedang dikerjakan.
* 17 Mei 1796, Sultan [[Sunan Nata Alam|Sulaiman I]] mengirim surat kepada Gubjen. [[Willem Arnold Alting]] tentang pemberitahuan bahwa Sultan sudah menerima bingkisan, yang isinya didaftarkan satu per satu.
* 1797, Pangeran Antasari dilahirkan.<ref>{{id}} {{cite book|pages= |url=http://books.google.co.id/books?id=prJr7nD9YO0C&lpg=PT27&dq=antasari&pg=PT27#v=onepage&q=antasari&f=false |title=Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler|publisher=Galangpress Group|isbn=6028620106}}ISBN 9786028620109</ref>
* 1801–1825, masa pemerintahan Sultan [[Sulaiman dari Banjar|Sulaiman Saidullah II]].
* 19 Mei 1809, Belanda meninggalkan Banjarmasin karena dianggap tidak menguntungkan.<ref>{{nl}} (1861){{cite book|pages=226|url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&pg=PA226#v=onepage&q=Iets%20Over%20De%20Munten%20Van%20Bandjarmasin%20En&f=false |title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië|volume=23|issue=1-2}}</ref>
* 1815–1816, Inggris menguasai [[Maluka Baulin, Kurau, Tanah Laut|Maluka]], [[Liang Anggang, Bati-Bati, Tanah Laut|Liang Anggang]], [[Kurau, Kurau, Tanah Laut|Kurau]] dan Pulau Lamai dibawah [[Alexander Hare]] yang menjadi ''Resident-commissioner'' sejak 1812. Kelak dinamakan [[Distrik Maluka]]<ref>{{id}} {{cite book|pages=137|url=http://books.google.co.id/books?id=nLOhIR3-TiMC&lpg=PA137&dq=borneo%20selatan&pg=PA137#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true |first=Rosihan |last=Anwar|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|volume=2|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2004|isbn=979-709-141-4}}ISBN 9789797091415</ref><ref>[http://blog.londoh.com/item/1335/catid/4 Alexander Hare en Maluka (II)]</ref><ref>{{en}} {{cite book|title=Far East and Australasia 2003|url=http://books.google.com.au/books?id=e5Az1lGCJwQC&pg=PA145&dq=%22alexander+hare%22+cocos&hl=en&ei=5c1eTa6xCIW6cZLL_JIK&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC8Q6AEwAA#v=onepage&q=%22alexander%20hare%22%20cocos&f=false|year=2002|publisher=Routledge|isbn=1857431332|page=145}}</ref><ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.abc.net.au/dynasties/txt/s1229016.htm|title=John Clunies Ross (1786-1854)|date=16 November 2004|work=[[ABC News (Australia)|ABC News]]|accessdate=1 August 2011}}</ref>
* 7 Oktober 1823, [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] mengirim surat kepada Gubjen.Pernyataan bahwa Mangkubumi bersedia diangkat sebagai kepala pemerintah Banjar dan telah bersumpah sesuai dengan perjajian antara Kompeni dan negeri Banjar.
* 1823, Pemerintah pusat Hindia Belanda melantik Pangeran Husin dengan gelar [[Pangeran Mangkoe Boemi Nata]] sebagai mangkubumi menggantikan [[Ratoe Anom Ismail]].
* 1825–1857, masa pemerintahan Sultan Adam al-Watsiqu billah.