Tritunggal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k robot Adding: et:Kolmainsus |
k sedikit merapikan dan mengurangi kesan subyektif |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Tritunggal''' adalah [[doktrin]] [[umat]] [[Kristiani]] mengenai tiga aspek kepribadian Tuhan yang esensinya (inti-Nya, Pribadi-Nya) adalah satu (esa). Tiga kepribadian dalam satu Tuhan tersebut adalah [[Allah Bapa]], [[Anak (Putra)]] dan [[Roh Kudus]]. Tuhan dalam bahasa latin disebut Kurios (Penguasa Tunggal) dan dalam bahasa Ibrani disebut Adonai.
Tritunggal juga dikenali dengan nama "Triniti". Di dalam Bahasa Inggris, ia disebut "Trinity" yaitu gabungan daripada dua perkataan; "Tri" atau "Three" yang berarti "tiga" dan "Unity" yang berarti "kesatuan".
Dalam [[Alkitab]], Allah (dalam bahasa Ibrani: Elohim) adalah Roh atau Pribadi. Itulah sebabnya nama dari YHVH (Yehovah) ialah AKU ADALAH AKU dan nama itu diletakkan, ditinggikan, dan dimuliakan di dalam sebuah nama, yaitu nama Yesus yang artinya "YHVH adalah Keselamatan" (Dalam bahasa Ibrani: Yeshua / Yeshu / Jeshua. Dalam bahasa Arab: Isa).
Dalam [[Alkitab]], Allah Tritunggal (Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus sangat sulit dipahami logika manusia karena memang ini adalah rahasia Allah. Dalam bahasa Indonesia mungkin dapat dijelaskan dengan Allah Tritunggal adalah Allah yang saling huni.
==Penjelasan Singkat Tritunggal==
▲Dalam [[Alkitab]], Allah Tritunggal (Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus sangat sulit dipahami logika manusia karena memang ini adalah rahasia Allah. Dalam bahasa Indonesia mungkin dapat dijelaskan dengan Allah Tritunggal adalah Allah yang saling huni.
Memang benar bahwa Allah tidak beranak (tidak membuat anak kekal (yang diciptakan), baik dalam arti anak secara roh dan anak daging secara khusus setingkat dan sama dengan diri-Nya) dan tidak memperanakkan (tidak membuat "Allah lain" yang setingkat dan sama dengan diri-Nya).▼
Yang ada ialah, Allah menciptakan manusia agar beriman pada diri-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus, agar Ia mengangkat manusia sebagai anak-anak-Nya (anak angkat Allah), sekalipun dalam hati, pikiran, dan tindakan kasih Allah sebagai Bapa yang Sejati telah menerima kita sebagai anak-anak kesayangan-Nya yang paling disayangi-Nya.▼
Allah Tritunggal adalah Allah yang saling huni, artinya Allah yang memiliki Kepribadian Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah sederajat, setingkat, setaraf, sehati, setujuan, tidak terpisahkan, dan berjalan bersama-sama. Kepribadian Allah dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (ke-tritunggal-an Allah) tidaklah pernah sama dengan manusia yang memiliki dua kepribadian, dimana tiap kepribadian tidak bisa berjalan bersama-sama dalam saat yang sama, sedangkan Allah kita berbeda. ▼
===Allah Bapa===
▲'''Bapa''': Allah sebagai Bapa yang memelihara, yang memberikan kasih seorang Bapa Sejati yang sangat mesra, begitu penyayang dan begitu tertib penuh ketegasan (disiplin). Bapa Sorgawi tidak pernah sama dengan para bapa (bapak-bapak / para ayah) dunia ini dalam hal kasih dan karakter yang tidak dapat terbandingi dengan kasih dan karakter Bapa Sorgawi. Allah sebagai Bapa Sorgawi merupakan Bapa yang sempurna dari segala bapa (bapak-bapak /para ayah) dunia ini yang adalah gambaran dan rupa (duplikat dan bayangan) dari Sang Bapa Sorgawi yang murni.
Bapa (Kepribadian Bapa) tidaklah lebih tinggi daripada Anak ataupun juga dengan Roh Kudus.
===Allah Anak===
Anak (Kepribadian Anak) tidak pernah lebih rendah daripada Bapa.
===Allah Roh Kudus===
Roh Kudus bukanlah tenaga aktif. Roh Kudus bukanlah kebijaksanaan (pikiran) tertinggi dari seluruh alam jagad kosmik. Roh Kudus bukanlah manusia tokoh pendiri suatu agama baru. Roh Kudus tidak pernah berbau hal yang mistik. Memang benar bahwa Allah itu maha kuasa, tetapi Roh Kudus itu bukan sekedar kuasa / kekuatan, tetapi Roh Kudus adalah Allah, sebab Allah itu Roh. Dengan demikian Roh Kudus adalah Pribadi Allah itu sendiri dan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari Allah.
Kepribadian Roh Kudus tidak pernah lebih rendah daripada Bapa maupun Anak.
▲Memang benar bahwa Allah tidak beranak (tidak membuat anak kekal (yang diciptakan), baik dalam arti anak secara roh dan anak daging secara khusus setingkat dan sama dengan diri-Nya) dan tidak memperanakkan (tidak membuat "Allah lain" yang setingkat dan sama dengan diri-Nya).
▲Yang ada ialah, Allah menciptakan manusia agar beriman pada diri-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus, agar Ia mengangkat manusia sebagai anak-anak-Nya (anak angkat Allah), sekalipun dalam hati, pikiran, dan tindakan kasih Allah sebagai Bapa yang Sejati telah menerima kita sebagai anak-anak kesayangan-Nya yang paling disayangi-Nya.
▲Allah Tritunggal adalah Allah yang saling huni, artinya Allah yang memiliki Kepribadian Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah sederajat, setingkat, setaraf, sehati, setujuan, tidak terpisahkan, dan berjalan bersama-sama. Kepribadian Allah dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus (ke-tritunggal-an Allah) tidaklah pernah sama dengan manusia yang memiliki dua kepribadian, dimana tiap kepribadian tidak bisa berjalan bersama-sama dalam saat yang sama, sedangkan Allah kita berbeda.
▲Contoh dalam Alkitab mengenai Tritunggal:
▲- Saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Ia menunjukan kepribadian-Nya pada saat yang sama dan bermunculan bersama-sama dengan Roh Kudus turun ke atas Anak, dan Bapa berfirman dengan lantang penuh kasih.
▲- Saat penciptaan, dimana Bapa mencipta, Anak berfirman, dan Roh Kudus yang memulihkan (melayang-layang) sempurna.
▲- Saat Pencurahan Pentakosta, dimana Bapa mengutus, Anak yang memberikan Roh Kudus, dan Roh Kudus tercurah pada murid-murid Yesus yang ada di atas loteng.
▲- Saat Yesus berada di atas gunung, setelah Ia meneladani manusia dengan berdoa, Ia menunjukkan kemuliaan-Nya dan menampakkan kepribadian-Nya dengan wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, kemudian Roh Kudus turun, dan awan yang terang menaungi 3 orang murid Yesus. Bapa dari dalam awan itu memperdengarkan suara-Nya dan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
==Masalah-masalah==
Adapun pengertian untuk mendalami ke-Tritunggal-an Allah akan semakin sulit dijelaskan pada seseorang, bila orang tersebut tidak mengalami ke-Tritunggal-an Allah. Tentunya pengalaman ke-tritunggal-an Allah ini hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus dalam kasih karunia Bapa Sorgawi, setelah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan hidup di dalam-Nya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa Yesus itu hidup.
Baris 49 ⟶ 40:
Masalah selanjutnya ada pada orang yang berbeda keyakinan iman dalam Kristus adalah karena kebanyakan keyakinan mereka masih baru, sekalipun mereka mungkin sudah lama menganutnya. Sebab keyakinan para nenek moyang mereka dulunya pemuja berhala dan setelah itu "bertobat" dan mengakui adanya satu Allah, satu Tuhan, sehingga sulit sekali untuk menerima iman Allah Tritunggal dalam Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan itu satu, Allah itu satu.
|