Astana Pajimatan Himagiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 180.241.6.178 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Mimihitam
Baris 103:
===Air Suci dari Empat Tempayan===
Sebelum memasuki areal makam [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]], terdapat empat buah tempayan yang berada di atas gerbang kedua. Tempayan-tempayan ini merupakan pemberian dari empat kerajaan kepada [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]].
* Tempayan pertama yang terletak di sisi [[Barat]] merupakan pemberian dari [[KesultananKerajaan Sriwijaya]] ([[Palembang]]) yang diberi nama ''Nyai Danumurti''.
* Tempayan kedua merupakan pemberian dari [[Kerajaan Samudera Pasai]] ([[Aceh]]) yang diberi nama ''Kyai Danumaya''.
* Tempayan ketiga merupakan pemberian dari [[Kerajaan Ngerum]] ([[Turki]]) yang diberi nama ''Kyai Mendung'''.
* Tempayan keempat merupakan pemberian dari [[Kerajaan SiamSyam]] ([[Thailand]]) yang diberi nama ''Nyai Syiem''.
Oleh [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]], keempat tempayan ini diisi air yang dipergunakan untuk berwudhu. Air dari keempat tempayan tersebut disebut air suci dan memiliki khasiat yang dapat memberi kekuatan dan sarana pengobatan. Pada awalnya tidak sembarang orang yang dapat meminum air dari tempayan-tempayan tersebut. Saat terjadinya [[Serangan Umum 1 Maret]] di [[Yogyakarta]], [[Soekarno|Presiden Soekarno]] mengirimkan surat kepada [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubuwana IX]] agar prajurit [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] yang bertempur di [[Yogyakarta]] diperbolehkan untuk meminum air suci tempayan tersebut. Sultan memperbolehkan para prajurit untuk meminum air tersebut. Usai meminum air tersebut, atas izin Allah SWT, kekuatan prajurit bertambah sehingga dapat memenangkat pertempuran melawan [[Belanda]].
 
Saat ini, masyarakat umum dapat diperbolehkan meminum air suci dari tempayan tersebut melalui juru kunci makam. Air ini bisa diambil selama masih ada air yang tersisa di dalam tempayan tersebut, karena tidak sembarang hari tempayan-tempayan ini dapat diisi air. Upacara khusus untuk mengisi keempat tempayan ini dengan air yang dilakukan setahun sekali dinamakan ''Nguras Enceh''. Upacara ini dilaksanakan setiap [[Jumat]] [[Kliwon]] di bulan [[Suro]] ([[Muharam]]). Jika dibulan [[Suro]] tidak ada [[Jumat]] [[Kliwon]], maka upacara pengisian air ini dapat dilaksanakan pada hari [[Selasa]] [[kliwon]]. Bagi yang mempunyai kepercayaan (percaya), air tersebut dapat menjadi sarana tolak bala serta dapat digunakan sebagai perantara untuk mengobati berbagai penyakit. Bagi pengunjung yang ingin mengambil air suci dan membawanya pulang, diperbolehan dengan beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut, yaitu:
Baris 114:
* Ketiga, jika ingin membawanya pulang, pengunjung diminta memberikan sumbangan seikhlasnya (Uang sumbangan ini digunakan untuk membantu pembiayaan upacara ''Nguras Enceh'').
 
Air suci tersebut jika dibawa pulang, khasiatnya dapat bertahan selama satu tahun, terhitung sejak diambil dari tempayan. Air suci tersebut dapat dicampur, namun harus menggunakan air mentah. Karena, jika dicampur dengan air yang sudah dimasak, khasiat dari air suci ini akan hilang. Namun, segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT.
 
===Cincin Kayu===
Baris 120:
 
===Daun Tujuh Macam===
Daun ini bisa digunakan sebagai pengobatan bagi suami-istri yang sudah lama menikah namun tidak punya anak.
 
==Referensi==