Gwanghaegun dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andyfeby (bicara | kontrib)
Andyfeby (bicara | kontrib)
Baris 23:
 
== Prestasi ==
Meskipun buruk reputasinya menjadi buruk di masa akhir pemerintahannya, ia tetaplah merupakan seorang politikus berbakat dan berpijak pada kenyataan. Ia berusaha untuk mengembalikan restorasi negara dan mensponsorimendukung restorasipemulihan kembali dokumen-dokumen kerajaan. Sebagai bagian dari rekonstruksi, ia merevisi peraturan tanah dan mendistribusikannyaberusaha untuk membagi-bagikannya kepada rakyat; ia juga memerintahkan pembangunan kembali [[Changdeokgung|Istana Changdeok]] bersamadan denganjuga beberapa istana lainnya. Ia juga bertanggung jawab atas pengenalan kembali sistem identifikasi ''[[hopae]]'' setelah tidak dipergunakan dalam periode yang panjanglama.<ref>{{cite book|title=Korea: A Historical and Cultural Dictionary|publisher=Routledge|location=United Kingdom|date=1999|last=Rutt|first=Richard|coauthors=Pratt, Keith L.; Hoare, James|isbn=0700704639}} (p252)</ref>
 
Dalam urusan luar negeri ia berusaha untuk mencari keseimbangan antara Kerajaan Ming dan [[Manchu]]. Karena ia menyadari kalau Joseon tidak akan mampu bersaing dengan kekuatan militer Manchu, ia berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan Manchu, sedangkan kerajaankerajaannya masih di bawah kekuasaan raja Ming, yang membuat Ming marah dan dogmatisrakyat Korea penganut dogma [[Konfusianisme]] marah. Tetapi hubungan Manchu - Ming memburuk sehingga memaksanya untuk mengirim sepuluh ribu tentara untuk membantu Ming di tahun 1619. Namun, [[Perang Sarhu|Perang Sarhū]] berakhir dengan kemenangan Manchu. Jenderal Korea [[Gang Hong-rip]] kehilangan dua pertiga dari pasukannya dan menyerah pada Nurhaci. Gwanghaegun bernegosiasi damai secara terpisah dengan Manchu dan berhasil menghindari perang yang lain. Ia juga memulihkan hubungan diplomatik dengan [[Jepang]] di tahun 1609 ketika ia membuka kembali pedagangan dengan Jepang lewat [[Perjanjian Giyu]], dan ia mengirimkan duta besar ke Jepang di tahun 1617.
 
Selama masa pemerintahannya, Gwanghaegun mendukung publikasi dengan maksud untuk mempercepat rekonstruksi dan untuk memulihkan kembali kemakmuran kerajaan seperti sediakala. Banyak buku yang diterbitkan di zaman pemerintahannya, termasuk sebuah buku obat-obatan yang terkenal bernama [[DonguibogamDongui bogam]], yang dibuat oleh [[Heo Jun]], seorang Tabib Raja, bersama para tabib dari Naeuiwon (Rumah Sakit Kerajaan). Banyak catatan sejarah yang ditulis kembali di dalam periode ini.
 
Di tahun 1616, tembakau pertama kali diperkenalkan di Korea dan segera populer di kalangan bangsawan kerajaan.