Sejarah homoseksualitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 77:
Namun, banyak akademisi menganggap penggunaan label sebagai masalah karena perbedaan masyarakat dalam mengkonstruksikan orientasi seksual dan karena konotasi istilah-istilah modern seperti "queer." Misalnya, di banyak masyarakat perilaku seks sesama jenis dan tidak ada identitas seksual yang dibangun. Akademisi biasanya bekerja menentukan kata-kata yang akan digunakan beserta konteksnya. Para pembacanya diingatkan untuk menghindari asumsi terhadap identitas tokoh-tokoh sejarah berdasarkan penggunaan istilah yang disebutkan di atas.
 
=== Yunani Kuno ===
Pria-pria Yunani memiliki kebebasan yang besar dalam ekspresi seksual mereka, sementara kebebasan istri-istri mereka sangat terbatas dan hampir tidak bisa bergerak tanpa pengawasan. Dikatakan bahwa seorang wanita bisa melakukan perjalanan dengan bebas di sekitar kota hanya jika ia sudah cukup tua hingga tidak dipertanyakan istri siapa, tapi ibu siapakah dia.
Pria juga dapat mencari remaja laki-laki sebagai pasangan seperti yang ditunjukkan dalam beberapa dokumen terdahulu tentang hubungan pederastik sesama jenis yang berasal dari Yunani Kuno. Seringnya, lelaki lebih disukai dibanding perempuan. Sebuah peribahasa kuno mengatakan, "Perempuan untuk bisnis, laki-laki untuk kesenangan." Meskipun budak laki-laki bisa dibeli, remaja laki-laki bebas harus dilamar, dan disebutkan bahwa ayah remaja laki-laki tersebut harus menyetujui hubungan itu. Hubungan homoseksual semacam itu tidak menggantikan pernikahan antara pria dan wanita, namun terjadi sebelum dan bersamaan dengan pernikahan lawan jenis. Seorang pria dewasa biasanya tidak memiliki pasangan laki-laki dewasa, meskipun sering ada pengecualian (di antaranya [[Alexander Agung]]) tetapi ia akan menjadi erastes (kekasih) ke eromenos muda (yang dicintai). Dover menyatakan bahwa eromenos tidak pantas untuk berhasrat, karena hal itu tidak bersifat maskulin. Didorong oleh keinginan dan kekaguman, seorang erastes akan mengabdikan dirinya untuk menyediakan pendidikan yang diperlukan eromenos-nya untuk tumbuh di masyarakat. Pada era sekarang ini, teori Dover dipertanyakan sehubungan dengan bukti-bukti berupa puisi cinta dan karya seni kuno yang menunjukkan ikatan emosional antara erastes dan eromenos, bertolak belakang dengan yang diakui para peneliti sejarah terdahulu. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penduduk Yunani kuno meyakini sperma adalah sumber pengetahuan, dan bahwa hubungan sesama jenis telah digunakan untuk menurunkan kearifan dari erastes ke eromenos.
 
=== Romawi Kuno ===
::''Pendewaan sosok Antinous, berserta pemujaan terhadap medali, patung, kuil, kota, ramalan, dan konstelasinya, sangatlah terkenal, tapi kenangan akan sosok Hadrian masih tidak dihormati. Namun, kita mencatat bahwa dari lima belas kaisar Roma pertama, Claudius adalah satu-satunya yang jatuh cinta dengan benar'' - Edward Gibbon.
 
* [[Tiberius]]
* [[Caligula]] dan [[Lepidus]]
* [[Nero]] dan [[Sporus]]
* [[Otho]]
* [[Elagabalus]]
* [[Hadrian]] dan [[Antinous]]
* [[Trajan]]
Dikatakan bahwa [[Yulius Caesar]], pada usia dua puluh, berselingkuh dengan [[Raja Nicomedes dari Bitinia]]. Seorang lawan politiknya pernah berkata, "Dia adalah pria yang diidamkan setiap wanita dan wanita yang diidamkan pria."
 
=== Abad Pertengahan ===
Melalui periode abad pertengahan, homoseksualitas pada umumnya dikutuk dan dianggap sebagai pesan moral dari kisah [[Sodom dan Gomora]]. Sejarawan memperdebatkan apakah ada tokoh homoseksual dan biseksual menonjol saat ini, namun juga masih diperdebatkan benar-tidaknya keterlibatan hubungan sesama jenis tokoh-tokoh seperti [[Edward II]], [[Richard si Hati Singa]], [[Philip II Augustus]], dan [[William Rufus]].
Sejarawan Allan A. Tulchin baru-baru ini berpendapat bahwa bentuk pernikahan sesama jenis oleh laki-laki terjadi di Prancis Abad Pertengahan, dan mungkin sejumlah daerah lainnya di Eropa. Ada kategori hukum yang disebut "enbrotherment" (affrèrement) yang memungkinkan dua orang untuk berbagi tempat tinggal, menggabungkan harta, dan hidup sebagai pasangan menikah. Pasangan berbagi "satu roti, satu anggur, satu tas."<ref>Allan A. Tulchin, "Same-Sex Couples Creating Households in Old Regime France: The Uses of the Affrèrement," ''The Journal of Modern History''. Volume 79, Issue 3, Page 613–647, Sep 2007. [http://www.journals.uchicago.edu/action/doSearch?searchText=tulchin&filter=all&x=0&y=0]</ref> Artikel ini mendapat perhatian cukup besar di pemberitaan berbahasa Inggris, mungkin karena Tulchin telah menemukan bentuk paling awal dari pernikahan sesama jenis.<ref>The Telegraph [http://my.telegraph.co.uk/go/tag/view/blog_post/humanity?num=10&pg=3], NPR [http://www.npr.org/blogs/news/2007/08/could_the_idea_of_civil_unions.html]</ref> Pandangan Tulchin telah juga memicu kontroversi, karena menentang pandangan umum bahwa periode abad pertengahan merupakan salah satu periode yang paling anti-gay dalam sejarah.
 
== Catatan kaki ==