Sejarah Kalimantan Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membatalkan revisi 4754945 oleh Sekar Tanjung (Bicara)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Baris 262:
* [[1919]], [[Banjarmasin]] mendapat otonom pemerintahan menjadi ''[[Gemeente]] Bandjermasin''.
* [[1920]]. Kandangan dan Banjarmasin berpenduduk lebih dari 10.000 jiwa.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/townsni1920.html?zoomview=1|title=Towns with population greater than 10,000, rest of the Netherlands Indies, 1920 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* [[1923]], ''[[National Borneo Congres]]'' ke-1.
* [[29]]-[[31]] [[Maret]] [[1924]], ''National Borneo Congres'' ke-2, dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan [[Sarekat Islam]] lokal.
* 1927, pemberontakan di Tabalong, dipimpin Darmawi atasuntuk menolak kerja paksa.
* [[5 Maret]] [[1930]], keluarnya ketetapan nomor 253 dan 254 tentang berdirinya cabang [[Muhammadiyah]] di Banjarmasin dan [[Distrik Alabio|Alabio]].
* 1937, kembalinya Ratu Zaleha dari pembuangan ke Martapura serta pemberontakan [[Hariang, Banua Lawas, Tabalong|Hariang]], sehingga Kepala Distrik Kyai Masdhulhak tewas.
Baris 272:
* [[25 Desember]] [[1941]], Jepang membom [[Lapangan Terbang Ulin]]
* [[21 Januari]] [[1942]], Jepang menembak jatuh pesawat Catalina milik Belanda di [[sungai Barito]] perairan [[Alalak, Barito Kuala]].
* [[8 Februari]] [[1942]], Jepang memasuki [[Muara Uya, Tabalong]], [[Gubernur Haga]] mengungsi ke [[Kuala Kapuas]] menuju [[Puruk Cahu]], [[Murung Raya]].
* [[10 Februari]] [[1942]], tentara [[Jepang]] memasuki Banjarmasin, sejak [[6 Februari]] [[1942]] pemerintahan kota sudah ''vacuum''.
* [[Februari]] [[1942]], dengan persetujuan walikota Banjarmasin H. Mulder dibentuk [[Pimpinan Pemerintahan Civil|Pimpinan Pemerintahan ''Civil'']] (PPC), diketuai Mr. Rusbandi, sebagai pemerintahan sementara.
* [[12 Februari]] [[1942]], tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota BajarmasinBanjarmasin dan daerahnya diserahkan kepada PPC (Pimpinan Pemerintahan ''Civil'').
* [[5 Maret]] [[1942]], A.A. Hamidhan menerbitkan surat kabar Kalimantan Raya.
* 17 Maret 1942, Gubernur A. Haga menyerah dengan Jepang di Puruk Cahu, kemudian ditahan di [[Benteng Tatas]].
* [[18 Maret]] [[1942]], [[Kiai]] [[Pangeran Musa Ardi Kesuma]] ditunjuk Jepang sebagai ''Ridzie'', penguasa penuh dan tertinggi pemerintah sipil, meliputi wilayah Banjarmasin, [[Hulu Sungai]] dan [[Kapuas]]-[[Barito]], ([[Dayak Besar]]).
{{col-css3-end}}