[[Berkas:ipad_ebook1-300x199.jpg|thumb|Piranti majalah elektronik]] '''Majalah elektronik''' ([[bahasa inggris]] ''electronic'' ''magazine''; disingkat ''e-magazine'') adalah bentuk elektronik dari majalah. Layaknya sebuah majalah, majalah elektronik ini berisi tentang berbagai informasi dalam bentuk artikel seperti politik, ekonomi, teknologi hingga gaya hidup yang dikemas dalam sebuah berkas [[digital]] yang dapat diakses dan dibaca lewat [[komputer]], [[handphone]], [[iPad]] dan media elektronik lainnya. Apabila pembaca masih belum puas atau mengalami kesulitan dalam membaca lewat sebuah [[gadget]], artikel yang terdapat dalam majalah elektronik tersebut dapat di cetak atau [[print]] menjadi bentuk lembaran kertas sehingga memberikan kepuasan yang sama dengan membaca dari majalah tradisional[http://majalah-elektronik.com/pengertian-majalah-elektronik/].
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung adalah sebuah sekolah tinggi negeri yang terletak di Kota Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Kampus 1) dan di Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung adalah sekolah tinggi agama Kristen Protestan pertama di Indonesia.
Majalah elektronik merupakan salah satu media baca yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957.
[[Berkas:Contoh.jpg]]
== Sejarah Majalah ==
'''SEJARAH STAKPN TARUTUNG'''
Awalnya, konsep sebuah majalah diibaratkan sebagai sebuah gudang. Tempat dimana berbagai jenis ketentuan dikumpulkan dalam satu atap. Ide majalah tersebut pertama kali dicetuskan oleh Ben Franklin pada periode kolonial. Sayangnya, pesaing yang bernama Andrew Bradford mencuri ide tersebut dan meluncurkan Bradford's American Magazine beberapa hari sebelum Franklin's general Magazine di terbitkan.<ref name="Dominick, J.R.(2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, Eleventh Edition, McGraw-Hill, International Edition"> [http://www.amazon.com/Dynamics-Mass-Communication-Media-Transition/dp/00733788870]</ref>
Majalah populer selama akhir tahun 18an dan awal tahun 19an<ref name="Dominick, J.R.(2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, Eleventh Edition, McGraw-Hill, International Edition" />
'''PENDAHULUAN'''
Rura Silindung meliputi Kecamatan Tarutung dan Sipoholon, di tempat inilah missionaris agama Kristen yang berasal dari Jerman DR.Ingwer Ludwig Nommensen memulai missinya di tanah Batak. Kini kota Tarutung sebagai Kota Wisata Rohani dimana berdiri dengan megah Salib Kasih dipuncak bukit Siatas Barita, tempat DR.IL Nommensen memandang kearah Rura Silindung dibawahnya.
Selain Salib Kasih, di kota ini pulalah lahir Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Tarutung. Perguruan Tinggi Kristen ini bertujuan untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang tangguh, handal dan beriman yang mampu berperan ditengah-tengah kehidupan bangsa, masyarakat dan gereja.
==Referensi==
'''1. Diawali dari Pendidikan Guru Agama Atas Kristen/Protestan (PGAA) dan PGAKP'''
<references /> Dominick, J.R.(2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, Eleventh Edition, McGraw-Hill, International Edition
Pada masa lalu, satu-satunya lembaga pendidikan tenaga keguruan Agama Kristen setingkat SLTA berstatus negeri di wilayah Indonesia bahagian barat adalah Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan (PGAKP) Negeri Tarutung. Sekolah ini berada di Jalan Pemuda ujung No. 17 Tangsi Tarutung-Sumatera Utara. Para siswa di PGAKP Negeri Tarutung adalah lulusan dari SLTP/SMP. Lulusan dari sekolah ini kemudian yang menjadi tenaga Guru Agama Kristen Protestan pada sekolah Dasar (SD). Dalam kenyataan tamatan sekolah inilah pada umumnya yang diangkat oleh pemerintah dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi Guru Agama Kristen Protestan pada sekolah-sekolah SD khususnya di wilayah Sumatera Utara dan di beberapa tempat di Indonesia.
PGAKP Negeri Tarutung awalnya berasal dari sekolah Pendidikan Guru Agama Atas Kristen/Protestan (PGAA) dengan status Swasta yang berdiri sekitar tahun 1968 di Sigompulon – Tarutung. Menurut informasi dari beberapa orang yang dapat dipercaya bahwa pendirian sekolah ini diprakarsai oleh beberapa orang Kristen yang memberi perhatian terhadap pendidikan agama Kristen bersama dengan pemerintah. Sekolah ini mendidik calon-calon tenaga Guru Agama Kristen yang memiliki kemampuan mengajar di sekolah dasar dan sekolah lainnya. Sekitar tahun 1970 PGAAP diserahkan kepada pemerintah untuk mengelolanya, maka sekolah ini berubah status dari swasta menjadi Negeri. Pemerintah membangun gedung baru dan sarana belajar dilokasi yang baru ber-alamat di jalan Raja Saul Lumbantobing No.108 Tarutung. Sekitar tahun 1971 lokasi belajar pindah dari Sigompulon –Tarutung menempati gedung yang baru dipergunakan menjadi tempat belajar siswa PGAAP. Lokasi sekolah yang baru ini sangat terbatas sehingga ruangan belajar tidak cukup memadai untuk menampung siswa yang berkeinginan belajar di PGAAP, maka sekitar tahun 1975 ditemukanlah lokasi sekolah yang lebih luas beralamat di jalan Pemuda Ujung-Tangsi No. 17 Tarutung di tempat yang baru ini dibangunlah gedung sekolah yang memadai, gedung perkantoran, ruangan aula dan rumah dinas. Dan fasilitas lainnya. Setelah selesai pembangunan dilaksanakan sekitar tahun 1977 tempat yang baru ini dipergunakan sebagai tempat belajar,
sedangkan gedung sekolah lama yang berada di jalan Raja Saul Lumbantobing No.108 Tarutung dipergunakan menjadi Asrama Putri.
==Pranala Dalam==
Menurut informasi dari beberapa orang yang dapat dipercaya sekolah ini sudah beberapa kali berubah nama antara lain:
[http://majalah-elektronik.com/pengertian-majalah-elektronik/]
• Pendidikan Guru Agama Atas Kristen / Protestan (PGAAP) status swasta
• Pendidikan Guru Agama Atas Kristen / Protestan (PGAAP) status Negeri
• Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan (PGAKP) Negeri<ref>Sumber Sejarah PGAK : Drs.Belvin Hutabarat salah seorang mantan Guru di PGAK dan M.Nainggolan mantan KTU dan Bendahara PGAA</ref>
# [[Bahasa Inggris]]
Kemudian muncul kebijakan pemerintah dibidang pendidikan dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Salah satu perubahan dalam pendidikan yang diakibatkan oleh undang-undang ini adalah bahwa yang menjadi tenaga Guru pada sekolah dasar minimal kualifikasi pendidikannya Diploma. Maka konsekuensinya seluruh sekolah keguruan setingkat SLTA ditutup antara lain SPG, SGO dan PGAKP.
# [[Komputer]]
# [[Majalah]]
==Pranala Luar==
'''2. PGAKP Negeri Tarutung ditingkatkan menjadi LPTK-PAK Negeri Tarutung'''
# [[Handphone]]
Sebelum PGAKP Negeri Tarutung ditutup, maka pengelola PGAKP Negeri Tarutung membuat perencanaan untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang menyediakan tenaga Guru Agama Kristen Protestan yang dapat menyelenggarakan program Diploma. Persiapan untuk itu maka didirikanlah suatu lembaga yang disebut Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan – Pendidikan Agama Kristen (LPTK-PAK) Negeri, Lembaga ini didirikan berdasarkan surat keputusan Menteri Agama RI No. 179 Tahun 1990, tanggal 15 Augustus 1990, dan surat Dirjen Bimas Kristen Protestan No.:F/101/2364/1991, tanggal 26 Augustus 1991. Kemudian pada tanggal 16 September 1991 LPTK-PAK Negeri Tarutung diresmikan oleh Dirjen Bimas Kristen Protestan Departemen Agama RI di Gedung Nasional-Tarutung yang dihadiri oleh Bupati Tapanuli Utara beserta Unsur Muspida, Pimpinan Gereja, Tokoh masyarakat Tapanuli Utara, pimpinan Instansi beserta masyarakat Tapanuli Utara. Acara peresmian ini dipimpin oleh salah seorang Dosen LPTK PAK Negeri Tarutung yaitu bapak Pdt. W.T.P.Simarmata, MA, sebagai protokol dan acara kebaktian dipimpin oleh Bapak Pdt.Dr. M.O.Tampubolon yang juga sebagai salah seorang dosen di LPTK-PAK Negeri Tarutung.
# [[IPad]]
# [[Gadget]]
Pada tahun 1991 LPTK-PAK Negeri Tarutung menerima mahasiswa baru Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) untuk program Diploma dua (D.2), sebanyak 100 orang program Diploma tiga (D.3) sebanyak 100 orang dan untuk program Strata satu (S.1) sebanyak 300 orang.
Kemudian muncullah pergumulan baru mengenai nama perguruan tinggi menggantikan LPTK-PAK Negeri Tarutung, sebab LPTK-PAK bukanlah nama perguruan Tinggi sesuai dengan UU Sisdiknas No.2 Tahun 1989, tetapi merupakan wadah atau lembaga yang mempersiapkan sebuah Perguruan Tinggi Tenaga kependidikan untuk Agama Kristen. Sebab menurut Sisdiknas bahwa Pendidikan Tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik , Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas.
'''3. LPTK-PAK Negeri Tarutung menjadi APGAKP Negeri Tarutung'''
Akhirnya Pemerintah memberikan perguruan tinggi mengganti LPTK-PAK setingkat Akademi dengan nama Akademi Pendidikan Guru Agama Kristen Protestan disingkat dengan (APGAKP) Negeri Tarutung. Akademi ini berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI nomor 58 A tahun 1993, tanggal 27 Pebruari 1993. Dengan keluarnya surat Keputusan Menteri Agama tersebut maka dengan sendirinya LPTK-PAK Negeri Tarutung ditutup dan diganti menjadi APGAKPN Tarutung.
Sesuai dengan ketentuan dalam Sisdiknas nomor 2 tahun 1989 “Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Akademi dan politeknik menyelenggarakan pendidikan professional”. Berdasarkan ketentuan tersebut APGAKPN Tarutung hanya dapat menyelenggarakan pendidikan professional yaitu Program Diploma, tidak dapat menyelenggarakan Program Akademik Strata satu (S.1) Mahasiswa pada program Diploma dari LPTK-PAK yaitu D.2 dan D.3 otomatis menjadi mahasiswa APGAKPN Tarutung.
'''4. Mahasiswa Program S.1 pada LPTK-PAK Negeri Tarutung dialihkan menjadi Mahasiswa IAKM Kampus Tarutung'''
Muncullah persoalan baru menyangkut mahasiswa program S.1 yang sudah diterima pada LPTK-PAK Negeri Tarutung. Persoalannya adalah Program S.1 tidak ada pada APGAKP Negeri Tarutung, lalu bagaimana dengan mahasiswa program S.1 yang diterima pada LPTK-PAK Negeri Tarutung yang jumlahnya sekitar 300 orang . Pimpinan APGAKP Negeri Tarutung berkonsultasi dengan Dirjen Bimas Kristen Protestan Departemen Agama di Jakarta untuk penyelesaian masalah ini. Jalan keluar penyelesaiannya adalah bahwa mahasiswa Program S.1, yang sudah sempat diterima pada LPTK-PAK Negeri Tarutung dialihkan menjadi mahasiswa Institut Agama Kristen Medan (IAKM) kampus Tarutung berdasarkan surat Dirjen Bimas Kristen Protestan Dep. Agama RI No.: F/PP.00.9/128/1373/1993.
'''5. Dari APGAKP Negeri Tarutung menjadi STAKPN Tarutung'''
Sejalan dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia khususnya dibidang pendidikan dalam rangka pemberdayaan peserta didik, pemenuhan kebutuhan tenaga kependidikan pada pendidikan tingkat dasar, menengah dan tinggi baik negeri maupun swasta, serta pemenuhan kebutuhan Gereja/Umat Kristen Protestan dalam bidang keagamaan (rohaniwan) Instansi Pemerintah / Swasta, Bintal ABRI dan lain sebagainya, terutama di wilayah berpenduduk mayoritas Kristen, maka APGAKPN Tarutung yang hanya dapat menyelenggarakan program pendidikan D.2 dan D.3., tidak cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru agama Kristen Prot¬estan yang semakin berkembang, khususnya di wilayah Indonesia Barat, diperlukan pendidikan Tinggi yang dapat menyelenggarakan Program Sarjana (S.1) dan Pasca sarjana S.2 dan S.3.
Perguruan tinggi yang dapat menyelenggarakan program tersebut adalah minimal Perguruan Tinggi setingkat Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas.
Para pengelola APGAKPN Tarutung bekerjasama dengan Masyarakat, Gereja, dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara berusaha meningkatkan APGAKPN Tarutung menjadi Sekolah Tinggi. Keinginan itu dituangkan dalam bentuk surat rekomendasi yang disampaikan kepada Menteri Agama RI.
Surat rekomendasi tersebut adalah :
1. Surat Rekomendasi dari Ephorus HKBP No.:355/L02/IX/1998, tanggal 9 September 1998.
2. Surat Rekomendasi dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tapanuli Utara No.:170/595/DPRD II/98, tanggal 12 September 1998.
3. Surat Rekomendasi dari Kakanwil Departemen Agama Provinsi Sumatera Utara No.:Wb/6-c/PP.032/2265/1998, tanggal 22 September 1998.
Keinginan itu terwujud dengan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 19 Thn 1999, tanggal 3 maret 1999, tentang pen¬dirian Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung. Surat Keputusan tersebut ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 83 Tahun 1999, tanggal 29 maret 1999, tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Tarutung.
STAKP Negeri Tarutung dipercayakan menyelenggarakan Program Pendidikan akademik dan professional yaitu program Diploma dua (D.2), Diploma tiga (D.3) dan Strata satu (S.1), dengan empat jurusan, yaitu:
1. Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK)
2. Jurusan Teologi
3. Jurusan Pastoral Konseling
4. Jurusan Musik Gerejawi
Pada Tanggal 29 Mei 1999 Menteri Agama RI meresmikan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung bertempat di Gedung Kesenian/Sopo Partungkoan Tarutung. Peresmian ini dihadiri Bupati dan unsur Muspida Tapanuli Utara, Pimpinan instansi pemerintah dan swasta, Pimpinan Gereja, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat Tapanuli Utara. Mahasiswa STAKPN Tarutung adalah mahasiswa program D.2 dan D.3 dari APGAKP Negeri Tarutung yang sudah ditingkatkan menjadi STAKPN Tarutung.
Pada Tahun itu juga, Tahun Akademi 1999/2000 STAKPN Tarutung menerima Mahasiswa Baru untuk 2 (dua) jurusan yaitu:
1. Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK)
1. Program Diploma Dua (D.2)
2. Program Diploma Tiga (D.3)
3. Program Strata Satu (S.1)
'''2. Jurusan Teologi: Program Strata Satu (S.1)'''
Pada tahun akademik 2003/2004 Jurusan Pendidikan Musik Gerewi (PMG) menerima mahasiswa baru untuk Program Diploma Tiga (D3). Kemudian pada tahun 2006 jurusan ini menerima mahasiswa baru untuk Program S.1. Pada Tahun akademik 2006/2007 Jurusan Pastoral Konseling menerima mahasiswa baru untuk program S.1
Kehadiran STAKPN Tarutung merupakan wujud nyata dari harapan dan doa umat Kristen yang sudah lama mendambakan kehadiran sebuah Perguruan Tinggi Agama Kristen dengan status Negeri. STAKPN Tarutung hadir untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi hamba Tuhan yang setia, memiliki kedewasaan dan ketangguhan iman, berwawasan oikumenis, mampu menguasai ilmu sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari dan program studi yang diikuti dan ilmu penetahuan lainnya yang terkait, serta mampu mengembangkan dan memanfaatkannya untuk pelaksanaan tugas pelayanan gereja maupun tugas pengabdiannya di berbagai bidang kehidupan.
Kehadiran STAKPN Tarutung melaksanakan pelayanan dibidang pendidikan tinggi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mempersiapkan lulusan yang berkualitas, mandiri, kreatif, inovatif, dan mempunyai kerinduan melayani untuk mewujudkan masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam melaksanakan kegiatanyan memiliki strategi pengembangan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengelola secara efektif kesempatan dan tantangan yang dihadapi.
'''VISI DAN MISI'''
'''Visi'''
Terwujudnya cendikiawan Kristen yang beriman, bermoral dan mampu menjawab tantangan zaman melalui penyelenggaraan tridarma Perguruan Tinggi.
'''Misi'''
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi keagamaan
2. Meningkatkan pengembangan lembaga pendidikan tinggi keagamaan Kristen
3. Mengembangkan kurikulum dan pembelajaran pendidikan tinggi keagamaan Kristen.
4. Meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan evaluasi dan supervisi kelas pendidikan tinggi keagamaan Kristen.
5. Meningkatkan penelitian dan pengembangan pendidikan tinggi keagamaan Kristen
6. Meningkatkan pengabdian masyarakat sebagai wujud keterpanggilan pendidikan tinggi keagamaan Kristen.
7. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan tinggi keagamaan Kristen
8. Mengembangkan kerja sama pendidikan tinggi keagamaan Kristen dengan instansi terkait di dalam dan di luar negeri.
9. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan tinggi keagamaan Kristen
10. Meningkatkan mutu manajemen pendidikan tinggi keagamaan Kristen berbasis masyarakat.
'''AKADEMIK'''
'''1. JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN'''
Jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) sebagai salah satu elemen dari bingkai kesatuan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung terpanggil untuk mewujudkan visi STAKPN Tarutung yang universal sesuai dengan ciri dan karakternya bidang PAK, menjadikan STAKPN Tarutung menjadi perguruan tinggi yang religius dan bermutu, yang dikembangkan semangat dan wawasan yang berorientasi ke masa depan serta mampu berperan untuk kepentingan bangsa, masyarakat dan negara.
Sesuai dengan bidangnya jurusan PAK STAKPN Tarutung menyiapkan peserta didiknya menjadi tenaga-tenaga pendidik dan professional sebagai calon guru Agama Kristen untuk sekolah, instansi pemerintah, swasta dan lembaga sosial keagamaan yang memenuhi syarat akademis yang dibutuhkan.
Keterandalan jurusan PAK STAKPN Tarutung telah dibuktikan melalui alumninya yang telah bekerja sebagai tenaga pendidik dibidang PAK pada lembaga-lembaga sekolah tingkat SD,SMP,SMA dan Perguruan Tinggi; instansi pemerintah maupun swasta, serta pada lembaga-lembaga sosial keagamaan lainnya.
'''2. JURUSAN TEOLOGI'''
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung adalah lembaga pemerintahan yang berada dibawah naungan Departemen Agama RI yang menyelenggarakan pendidikan bidang teologi.
Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada kurikulum yang ditetapkan Departemen Agama dan disusun oleh Badan Konsorsium Perguruan Tinggi Teologi yang terdiri dari tokoh-tokoh gereja dari berbagai interdenominasi dan berbagai pimpinan perguruan tinggi teologi di Indonesia.
Sifat lembaga STAKPN jurusan teologi adalah interdenominasi,dengan motto: ”satu untuk semua, semua untuk satu”. Artinya, satu lembaga STAKPN jurusan teologi adalah untuk semua denominasigereja dan semua lembaga gereja-gereja termasuk STAKPN jurusan Teologi untuk satu tujuan yakni memenuhi panggilan Allah dalam pelayanan secara holistic.
Keanekaragaman dalam kesatuan jurusan teologi terlihat dari tenaga pengajar dari berbagai alumni perguruan tinggi teologi dengan jenjang pendidikan S1, S2 dan kandidat Doktor. Tenaga pengajar juga dari berbagai denominasi gereja seperti pendeta, guru jemaat, penatua dan pelayanan non tahbisan.
'''3. JURUSAN MUSIK GEREJA'''
Jurusan Musik Gereja menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana (S–1) dengan masa studi 8 semester. Jurusan ini terdiri atas 4 program studi, yang terdiri dari:
1. Minat Utama Penata Vokal dan Paduan Suara, dengan kompetensi lulusan diharapkan mampu mengolah menata vokal dan paduan suara di gereja, maupun dalam mengajar di sekolah- sekolah dan lembaga lainnya.
2. Minat Utama Dalam Memainkan Alat Musik, dengan kompetensi lulusan mampu memainkan alat musik instrumen.
3. Minat Utama Mencipta Lagu, dengan kompetensi lulusan mampu menciptakan karya lagu yang didukung oleh kemampuan memainkan dan menyanyikan lagu dan mempertanggungjawabakannya dalam bentuk karya tulis.
4. d. Minat Utama Dalam Arransemen Musik dan Lagu, dengan kompetensi lulusan mampu mengarensemen musik dan lagu yang telah ada dalam bentuk kolosal yang dapat diterima di gereja, sekolah, lembaga, dan masyarakat.
Fasilitas yang dimiliki Jurusan Musik Gereja adalah:
• Gedung Musik yang permanen
• Laboratorium Peralatan Musik Organ dan Keyboard.
• Laboratorium Peralatan Musik BAND.
• Peralatan Gitar Akustik, Gitar Melodi elektrik, Gitar Bass elektrik.
• Peralatan Orkestra: Biola, Strings Bass/ Cello, Timpani.
• Peralatan Brass Band/Musik Tiup: Trompet, Trombon, Saxophone, Tuba, Harmonika.
• Studio Musik Kedap Suara.
• Beberapa perangkat Gondang Sabangunan (Musik Tradisonal dari Batak Toba).
'''4. JURUSAN PASTORAL KONSELING'''
Konseling adalah suatu disiplin ilmu medis yang sasarannya adalah untuk memberi fasilitas dan menimbulkan pertumbuhaan, serta perkembangan kepribadian, menolong pribadi-pribadi untuk mengubah pola kehidupan yang menyebabkan mereka mengalami kehidupan yang makin tidak bahagia dan menyedihkan.
Jurusan Pastoral Konseling mempunyai sasaran mempersiapkan calon pelayanan gereja yang mempunyai keahlian khususnya untuk membimbing anggota gerejanya atau individu, kepada pemahaman akan kemampuan masing-masing baik pada waktu menghadapi permasalahaan yang pribadi maupun untuk mengembangkan serta mendayagunakan potensi diri karunianNya dalam pelayanan gereja, melalui kualitas kepribadiannya selaku konselor pastoral.
'''5. PROGRAM AKTA IV'''
Program studi Akta mengajar IV PAK adalah program studi yang mempersiapkan calon guru PendidIkan Agama Kristen (PAK), dengan masa studi 2 semester, mata kuliah meliputi kemampuan dasar propesional menjadi guru pendidikan Guru Agama Kristen sebanyak 40 sks. Calon mahasiswa Akta Mengajar IV PAK yang diterima adalah lulusan sarjana Teologia berijazah negara. Program studi Akta Mengajar IV PAK diasuh para tenaga pengajar dengan jenjang pendidikan magister PAK serta kandidat doktor PAK dan umum yang berkualitas, lulusan dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.
[[Berkas:Contoh.jpg]]
|