Pantun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Pantun''' merupakan
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: ''[[sampiran]]'' dan ''[[isi]]''. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali tentang alam (flora dan fauna), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
====Pantun Adat====▼
[[Karmina]] dan [[Talibun]] merupakan bentuk puisi lain yang mirip dengan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi.
== Struktur Pantun ==
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun ini:
:Air dalam bertambah dalam
:Hujan di hulu belum lagi teduh
:Hati dendam bertambah dendam
:Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-5 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
1.
Baris 37 ⟶ 55:
::::Daerah berluhak alam beraja<br>
==
1.
Baris 73 ⟶ 91:
::::Teringat badan tidak sembahyang<br>
==
1.
Baris 109 ⟶ 127:
::::Hilang budi karena miskin<br>
==
1.
Baris 151 ⟶ 169:
Bujang bungkuk gadis belong<br>
==
1.
Baris 187 ⟶ 205:
::::Takkan Melayu hilang dibumi<br>
==
1.
Baris 223 ⟶ 241:
::::Kiranya hujan tengah hari<br>
==
1.
Baris 259 ⟶ 277:
::::Sembarang kerja boleh menjadi<br>
==
1.
Baris 295 ⟶ 313:
::::Kutunggu sampai beranak seorang<br>
==
1.
Baris 331 ⟶ 349:
::::Kawan menangis diharap jangan<br>
==
1.
Baris 367 ⟶ 385:
::::Bilalah dapat bertemu lagi<br>
==
1.
Baris 405 ⟶ 423:
==Lihat juga==
*[[Sastra Melayu]]
*[[Sastra Indonesia]]
|