Gereja Katolik Roma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36:
 
==Sejarah Gereja Katolik di Indonesia==
* '''===Era Portugis'''===
Di Indonesia, orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang [[Maluku]] pada tahun [[1534]]. Ketika itu pelaut-pelaut [[Portugal|Portugis]] baru menemukan pulau-pulau rempah itu dan bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu pendatang di Indonesia itu adalah [[Santo]] [[Fransiskus Xaverius]], yang pada tahun [[1546]] sampai [[1547]] datang mengunjungi pulau [[Ambon]], [[Saparua]] dan [[Ternate]]. Ia juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat.
 
* '''===Era VOC'''===
Sejak kedatangan dan kekuasaan [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC) di Indonesia tahun [[1619]] - [[1799]], akhirnya mengambil alih kekuasaan politik di Indonesia, Gereja Katolik dilarang secara mutlak dan hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk VOC yaitu [[Flores]] dan [[Timor]].
 
Baris 52:
Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara [[Perancis]] dan [[Britania Raya]] bersama sekutunya masing-masing. Simpati orang Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Britania, sampai negeri Belanda kehilangan kedaulatannya. Pada tahun [[1806]], [[Napoleon Bonaparte]] mengangkat adiknya, [[Lodewijk]] atau [[Louis Napoleon]], seorang Katolik, menjadi raja Belanda. Pada tahun [[1799]] VOC bangkrut dan dinyatakan bubar.
 
* '''===Era Hindia-Belanda'''===
Perubahan politik di Belanda, khususnya kenaikan tahta Raja Lodewijk, seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif. Kebebasan umat beragama mulai diakui pemerintah. Pada tanggal [[8 Mei]] [[1807]] pimpinan Gereja Katolik di [[Roma]] mendapat persetujuan Raja Louis Napoleon untuk mendirikan [[Prefektur apostolik|Prefektur Apostolik]] Hindia Belanda di Batavia (lihat: [[Gereja Katedral Jakarta#Sejarah|Sejarah Gereja Katedral Jakarta]])
 
Baris 59:
Gubernur Jendral [[Daendels]] (1808-1811) berkuasa menggantikan VOC dengan pemerintah [[Hindia Belanda]]. Kebebasan beragama kemudian diberlakukan, walaupun agama Katolik saat itu agak dipersukar. Imam saat itu hanya 5 orang untuk memelihara umat sebanyak 9.000 orang yang hidup berjauhan satu sama lainnya. Akan tetapi pada tahun [[1889]], kondisi ini membaik, di mana ada 50 orang imam di Indonesia. Di daerah [[Yogyakarta]], misi Katolik dilarang sampai tahun [[1891]].
 
* '''===Van Lith'''===
Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. [[van Lith]], SJ yang datang ke Muntilan pada tahun [[1896]]. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggal [[15 Desember]] [[1904]], rombongan pertama orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah [[Sendangsono]].
 
Baris 66:
Pada [[1911]] Van Lith mendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun [[1926]] dan [[1928]], yaitu Romo F.X.Satiman, SJ, A. [[Djajasepoetra]], SJ, dan Alb. [[Soegijapranata]], SJ.
 
* '''===Era Perjuangan Kemerdekaan'''===
[[Albertus Soegijapranata]] menjadi Uskup Indonesia yang pertama ditahbiskan pada tahun [[1940]].
 
Baris 75:
Banyak di antara pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Katolik, seperti [[Adisucipto%2C_Agustinus]] (1947), [[Slamet Riyadi|Ignatius Slamet Riyadi]] (1945) dan [[Yos Sudarso]] (1961).
 
* '''===Era Kemerdekaan'''===
Kardinal pertama di Indonesia adalah [[Justinus Kardinal Darmojuwono]] diangkat pada tanggal [[29 Juni]] [[1967]]. Gereja Katolik Indonesia aktif dalam kehidupan Gereja Katolik dunia. Uskup Indonesia mengambil bagian dalam [[Konsili Vatikan II]] (1962-1965).