Kerajaan Pagaruyung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k +kat
Gombang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Kerajaan Pagaruyung''' adalah sebuah kerajaan yang dulunyameliputi terletak di Kecamatanprovinsi [[TanjungSumatra EmasBarat]] sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini berasal dari ibukotanya, Kotayakni [[Batusangkarnagari]], Kabupaten [[Tanah DatarPagaruyung]]. Kerajaan ini didirikan oleh Pangeran [[Adityawarman]] dari [[Majapahit]] pada tahun [[1347]].
 
Kerajaan Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam di tahun 1600-an. Kerajaan ini runtuh pada masa [[Perang Padri]] pada pertengahan abad ke-19.
==Silsilah==
Adityawarman adalah anak dari [[Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang]] dan [[Dara Jingga]].
===Dara Jingga dan Bundo Kanduang===
[[Dara Jingga]] adalah putri dari [[Mauliwarmadhewa]], raja [[Kerajaan Melayu Jambi]], Dharmasraya. [[Kerajaan Dharmasraya]] menaklukkan [[Kerajaan Sriwijaya]] di tahun 1088 dan menguasainya sampai dengan 2 abad berikutnya. [[Dara Jingga]] dikenal sebagai [[Bundo Kanduang]] dalam Hikayat [[Minangkabau]].
 
==Sistem Pemerintahan==
===Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang===
Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang adalah seorang senopati [[Kerajaan Singasari]] yang diutus untuk menaklukan tlatah Melayu, dan dikenal sebagai [[Ekspedisi Pamalayu]]. Di tahun 1288, Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang telah menaklukan seluruh wilayah Kerajaan Melayu termasuk Kerajaan Melayu Jambi dan Sriwijaya.
 
Raja Pagaruyung memerintah dibantu oleh dua orang raja lain, [[Raja Adat]] yang berkedudukan di [[Buo]], dan [[Raja Ibadat]] yang berkedudukan di [[Sumpur Kudus]]. Raja Adat memutuskan masalah-masalah adat sedangkan Raja Ibadat mengurus masalah-masalah agama. Bila ada masalah yang tidak selesai barulah dibawa ke Raja Pagaruyung yang disebut sebagai [[Raja Alam]].
Setelah melaksanakan tugasnya dengan sebaik baiknya, Mahesa/Kebo/Lembu Anabrang yang telah mempersunting Dara Jingga yang melahirkan Adityawarman kembali ke pulau Jawa untuk menemui Baginda Kertanegara. Setelah sampai di pulau Jawa, ternyata Baginda Kertanegara telah tewas, dan Kerajaan Singasari telah musnah oleh Jayakatwang, Raja Kediri. Jayakatwang itu sendiri telah tewas dibunuh pasukan Mongol yang akhirnya diserang oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit yang merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari.
 
Selain kedua raja tadi Raja Alam dibantu pula oleh ''Basa Ampek Balai'', artinya orang besar yang berempat. Mereka adalah:
Oleh karena itu, Dara Petak, adik Dara Jingga kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya, yang kemudian memberikan keturunan Raden Kalagemet/Sri Jayanegara, Raja Majapahit ke-2. Dengan kata lain Raja Majapahit ke-2 adalah sepupu Adityawarman.
# ''Bandaro'' (bendahara) atau ''Tuanku Titah'' yang berkedudukan di [[Sungai Tarab]]. Kedudukannya hampir sama seperti Perdana Menteri. Bendahara ini dapat dibandingkan dengan jabatan bernama sama di [[Kesultanan Melaka]]
# ''Makhudum'' yang berkedudukan di [[Sumani]]. Bertugas memelihara hubungan dengan rantau dan kerajaan lain.
# ''Indomo'' yang berkedudukan di [[Saruaso]]. Bertugas memelihara adat-istiadat
# ''Tuan Kadi'' berkedudukan di [[Padang Ganting]]. Bertugas menjaga syariah agama
 
''Tuan Gadang'' di [[Batipuh]] tidak termasuk dalam Basa Ampek Balai, namun derajatnya sama. Tuan Gadang bertugas sebagai panglima angkatan perang.
==Adityawarman dan Pagar Ruyung==
 
Dalam rangka melakukan politik ekspansi Kerajaan Majapahit, Adityawarman diberi tanggung jawab ditlatah Melayu. Oleh karena itu beliau kembali ke Sumatra, mendirikan Kerajaan Pagaruyung, mendirikan kembali Kerajaan Melayu Jambi, Dharmasraya, dan termasuk menaklukan sisa sisa wilayah Sriwijaya.
Kerajaan Pagaruyung memerintah 500 lebih nagari yang merupakan satuan wilayah otonom. Nagari-nagari ini diperintah oleh para penghulu yang dipilih oleh warga nagari. Di daerah [[rantau]] kekuasaan penghulu ini sering berpindah kepada raja-raja kecil. Nagari-nagari dan kerajaan kecil tersebut berwenang mengatur daerahnya sendiri.
 
Kekuasaan raja Pagaruyung sudah sangat lemah pada saat menjelang perang Padri, meskipun raja masih tetap dihormati. Daerah-daerah di pesisir barat jatuh ke dalam pengaruh [[Aceh]]. [[Inderapura]] di Pesisir Selatan praktis menjadi kerajaan merdeka meskipun resminya masih tunduk pada raja Pagaruyung
 
Kerajaan Pagar Ruyung menjadi Kesultanan Islam di tahun 1600-an.
 
{{indo-stub}}