Kerajaan Pagaruyung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k +kat |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Kerajaan Pagaruyung''' adalah sebuah kerajaan yang
Kerajaan Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam di tahun 1600-an. Kerajaan ini runtuh pada masa [[Perang Padri]] pada pertengahan abad ke-19.
==Sistem Pemerintahan==
Raja Pagaruyung memerintah dibantu oleh dua orang raja lain, [[Raja Adat]] yang berkedudukan di [[Buo]], dan [[Raja Ibadat]] yang berkedudukan di [[Sumpur Kudus]]. Raja Adat memutuskan masalah-masalah adat sedangkan Raja Ibadat mengurus masalah-masalah agama. Bila ada masalah yang tidak selesai barulah dibawa ke Raja Pagaruyung yang disebut sebagai [[Raja Alam]].
Selain kedua raja tadi Raja Alam dibantu pula oleh ''Basa Ampek Balai'', artinya orang besar yang berempat. Mereka adalah:
# ''Bandaro'' (bendahara) atau ''Tuanku Titah'' yang berkedudukan di [[Sungai Tarab]]. Kedudukannya hampir sama seperti Perdana Menteri. Bendahara ini dapat dibandingkan dengan jabatan bernama sama di [[Kesultanan Melaka]]
# ''Makhudum'' yang berkedudukan di [[Sumani]]. Bertugas memelihara hubungan dengan rantau dan kerajaan lain.
# ''Indomo'' yang berkedudukan di [[Saruaso]]. Bertugas memelihara adat-istiadat
# ''Tuan Kadi'' berkedudukan di [[Padang Ganting]]. Bertugas menjaga syariah agama
''Tuan Gadang'' di [[Batipuh]] tidak termasuk dalam Basa Ampek Balai, namun derajatnya sama. Tuan Gadang bertugas sebagai panglima angkatan perang.
Kerajaan Pagaruyung memerintah 500 lebih nagari yang merupakan satuan wilayah otonom. Nagari-nagari ini diperintah oleh para penghulu yang dipilih oleh warga nagari. Di daerah [[rantau]] kekuasaan penghulu ini sering berpindah kepada raja-raja kecil. Nagari-nagari dan kerajaan kecil tersebut berwenang mengatur daerahnya sendiri.
Kekuasaan raja Pagaruyung sudah sangat lemah pada saat menjelang perang Padri, meskipun raja masih tetap dihormati. Daerah-daerah di pesisir barat jatuh ke dalam pengaruh [[Aceh]]. [[Inderapura]] di Pesisir Selatan praktis menjadi kerajaan merdeka meskipun resminya masih tunduk pada raja Pagaruyung
{{indo-stub}}
|