Disentri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-terkadang +kadang-kadang)
ESCa (bicara | kontrib)
k sort
Baris 15:
# Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan ''Entamoeba hystolitica'', lebih sering pada anak usia > 5 tahun
 
== PatogenesisPatofisiologi ==
 
:''Referensi:''<ref name="ref4">Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. UK : Saunders; 2004</ref><ref name="ref5">Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Jakarta : Bagian IKA FK-UI; 1998.</ref><ref name="ref6">Gandahusada, Srisasi, et al. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : FK-UI; 2000.</ref><ref name="ref11">Kumpulan catatan kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2004-2005.</ref>
 
Baris 22 ⟶ 21:
 
=== Disentri basiler ===
 
==== Shigella dan EIEC ====
 
MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon distal  invasi ke sel epitel mukosa usus --> multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel --> produksi enterotoksin --> ↑ cAMP --> hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi).--> produksi eksotoksin (Shiga toxin) --> sitotoksik --> infiltrasi sel radang --> nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus kecil --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus --> tinja bercampur darah.--> invasi ke lamina propia ? --> bakteremia (terutama pada infeksi S.dysenteriae serotype 1)
 
==== Salmonella ====
 
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> sintesis Prostaglandin --> produksi heat-labile cholera-like enterotoksin --> invasi ke Plak Peyeri --> penyebaran ke KGB mesenterium -->hipertrofi --> penurunan aliran darah ke mukosa --> nekrosis mukosa --> ulkus menggaung --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.
 
==== Campylobacter jejuni ====
 
MO --> kolonisasi di jejunum/ileum/kolon --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> invasi ke lamina propia --> infiltrasi sel-sel radang --> Prostaglandin --> produksi heat-stabile cholera-like enterotoksin --> produksi sitotoksin ?? --> nekrosis mukosa --> ulkus --> eritrosit dan plasma keluar ke lumen --> tinja bercampur darah.--> masuk ke sirkulasi (bakteremia).
 
=== Disentri amoeba ===
 
Bentuk histolitika (trofozoit) --> invasi ke sel epitel mukosa usus --> produksi enzim histolisin  nekrosis jaringan mukosa usus --> invasi ke jaringan submukosa --> ulkus amoeba --> ulkus melebar dan saling berhubungan membentuk sinus-sinus submukosa --> kerusakan permukaan absorpsi  malabsorpsi --> ↑ massa intraluminal --> tekanan osmotik intraluminal --> diare osmotik.
 
=== Manifestasi KlinisKomplikasi ===
 
=== Disentri basiler ===
 
* Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
* Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
* Muntah-muntah.
* Anoreksia.
* Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
* Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
 
=== Disentri amoeba ===
 
* Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
* Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
* Sakit perut hebat (kolik)
* Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
 
== Diagnosis ==
 
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7">Lengkong, John B. Prosedur Tetap (Standard Operating Procedure) Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; 2004.</ref><ref name="ref11"/>
 
Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.
 
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
* Pemeriksaan tinja
** Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk trofozoit dalam tinja
** Benzidin test
** Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .
* Biakan tinja :
** Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.
* Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat ditemukan leukopenia.
 
== Komplikasi ==
 
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7"/>
Baris 92 ⟶ 53:
# Peritonitis
 
== PenatalaksanaanDiagnosis ==
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7">Lengkong, John B. Prosedur Tetap (Standard Operating Procedure) Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; 2004.</ref><ref name="ref11"/>
 
Diagnosis klinis dapat ditegakkan semata-mata dengan menemukan tinja bercampur darah. Diagnosis etiologi biasanya sukar ditegakkan. Penegakan diagnosis etiologi melalui gambaran klinis semata sukar, sedangkan pemeriksaan biakan tinja untuk mengetahui agen penyebab seringkali tidak perlu dilakukan karena memakan waktu lama (minimal 2 hari) dan umumnya gejala membaik dengan terapi antibiotika empiris.
 
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
* Pemeriksaan tinja
** Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk trofozoit dalam tinja
** Benzidin test
** Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .
* Biakan tinja :
** Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.
* Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat ditemukan leukopenia.
 
=== Simtoma klinis ===
==== Disentri basiler ====
* Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
* Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik.
* Muntah-muntah.
* Anoreksia.
* Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
* Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
 
==== Disentri amoeba ====
* Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
* Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)
* Sakit perut hebat (kolik)
* Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).
 
== Penanganan ==
:''Referensi:''<ref name="ref3"/><ref name="ref4"/><ref name="ref5"/><ref name="ref7"/><ref name="ref8">A, Dini, et al. Pengaruh Pemberian Preparat Seng Oral Terhadap Perjalanan Diare Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004</ref><ref name="ref9">Nafianti, Selvi, et al. Efektivitas Pemberian Trimetoprim-Sulfametoksazol pada Anak dengan Diare Disentri Akut, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004</ref><ref name="ref10">Cahyono, Haryudi Aji, et al. Manipulasi Perjalanan Diare Pada Anak dengan Bakteri Hidup, dalam Abstrak Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Kesehatan Anak II Ikatan Dokter Anak Indonesia. Batam; 2004</ref><ref name="ref11"/>