Vickers Vimy: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
[[Berkas:Vickers Vimy.jpg|thumb|250px|right|Vickers Vimy, british bomber in WWI 1918]]
Vickers Vimy F.B.27 adalah pesawat pertama yang melakukan penerbangan tanpa henti melintasi Samudra Atlantik.<ref name="kapal">{{en}} Caper, William. 100 Ships and Planes That Shaped World History. Blue Woods Books, 2000, California. Page 106-107</ref>
In a modified Vimy IV they made the first non-stop aerial crossing of the Atlantic. They took off from Lester's Field, near St. Johns, Newfoundland on June 14,1919. The Vimy landed June 15,1919 at Clifden in Ireland. The time for the crossing was sixteen hours, and twenty seven minutes.
Pesawat tersebut bermesin dan bersayap ganda (''biplane''), yang memiliki ekor ganda pula, serta tempat duduk untuk tiga orang awak. <ref name="kapal"/> Pesawat yang dilengkapi dengan dua mesin Rolls Royce Eagle VIII dengan kekuatan 360 tenaga kuda tersebut dirancang untuk mengangkut sebuah bom berbobot 2.000 ton dan merupakan salah satu pesawat terbesar pada masanya.<ref name="kapal"/>
Meskipun Perang Dunia I membawa kemajuan dalam perkembangan pesawat, lautan yang memisahkan benua-benua yang ada tetap merupakan jarak luar biasa yang belum pernah diterbangi manusia. Akan tetapi pada tahun 1919, dua orang pilot menerbangkan sebuah pesawat pengebom Inggris melintasi Samudra Atlantik tanpa henti dari Kanada ke Irlandia. <ref name="kapal"/>
Baris 9 ⟶ 30:
Vickers F.B.27 adalah sebuah
Penerbangan pertama tanpa henti melintasi Samudra Atlantik terjadi pada tanggal 14-15 Juni 1919.<ref name="kapal"/>
Alcock dan Brown terbang 1.890 mil (3.024 km) dengan kecepatan rata-rata 119 mph (190 km).<ref name="kapal"/> Total waktu penerbangan mereka adalah 16 jam 12 menit. Kokpitnya yang terbuka membuat mereka tidak dapat bercakap-cakap, dan mereka harus berhadapan dengan awan dan kabut hampir sepanjang perjalanan.<ref name="kapal"/> Panel instrumen Vimy dipasang di luar pesawat di atas penutup mesinnya ('''cowling'''), sehingga saat para penerbang itu terhadang hujan, salju dan hujan es, instrumen tersebut tidak terbaca. <ref name="kapal"/>Karena instrumen tak berfungsi dan tidak bisa melihat bintang, matahari atau bulan, Brown menavigasi pesawat tersebut menggunakan perkiraan dengan menghitung arah dan jarak yang telah ditempuh ('''dead reckoning''').<ref name="kapal"/>
|