Tutur Tinular: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 28:
Setelah Kerajaan Kadiri runtuh, Raden Wijaya berbalik menyerang dan mengusir pasukan Mongolia tersebut. Arya Kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah pasukan Kerajaan Yuan kembali ke negerinya, Raden Wijaya pun meresmikan berdirinya [[Kerajaan Majapahit]].
Kisah Tutur Tinular kembali diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Arya Kamanadanu juga menyaksikan pemberontakan [[Ranggalawe]] dan [[Lembu Sora]] akibat hasutan tokoh licik yang bernama [[Ramapati]] (sejarawan Slamet [[Muljana]] menyebutkan bernama [[Mahapati]] atau identik dengan [[Dyah Halayuda]]). Di samping itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain bagaimana ia menumpas musuh bebuyutannya yaitu [[Mpu Tong Bajil]], serta menghadapi kakak kandungnya sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar [[Pendekar Syair Berdarah]].
Kisah Tutur Tinular berakhir dengan meninggalnya [[Raden Wijaya]], di mana [[Arya Kamandanu]] mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama [[Jambu Nada]]. Putranya itu lahir dari perkawinannya yang kedua dengan [[Sakawuni]] yang meninggal setelah melahirkan. Kisah [[Tutur Tinular]] kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul [[Mahkota Mayangkara]].
==Para pemain==
|