Tutur Tinular adalah judul sebuah sandiwara radio karya [[S. Tijab]] yang mengisahkan perjalanan hidup seorang pendekar bernama [[Arya Kamandanu]] dengan latar belakang runtuhnya [[Kerajaan Singhasari]] dan berdirinya [[Kerajaan Majapahit]]. Kisah ini pertama kali dikumandangkan di beberapa stasiun radio pada pertengahan tahun 1980-an.
Tutur Tinular sendiri berasal dari [[bahasa Jawa]] yang berarti " Nasehatcerita atau petuahlisan yang disebarluaskan". ▼
[[Cerita]] [[sandiwara Radio]] ini pertama kali diputar di beberapa stasiun radio pada tahun [[1989]] dengan jumlah waktu itu mencapai 512 stasiun radio di seluruh [[Indonesia]] bahkan pada bulan oktober [[2011]], tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti 103,3 FM [[Radio KARIMATA]] Pamekasan [[Madura]], 95.6 FM [[Radio BINTANG TENGGARA]] [[Banyuwangi]], dan 95,2 FM [[Radio OISVIRA]] [[Sumbawa]]
▲Tutur Tinular sendiri berasal dari [[bahasa Jawa]] yang berarti "Nasehat atau petuah yang disebarluaskan".
{{untuk|episode lainnya dari Tutur Tinular|Tutur Tinular (disambiguasi)}}
Kegagalan cinta tersebut justru membuat Arya Kamandanu serius mendalami ilmu bela diri di bawah asuhan saudara seperguruan ayahnya yang bernama [[Mpu Ranubhaya]]. Berkat kesabaran sang paman, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar muda pilih tanding yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa kesatria.
Kisah Tutur Tinular ini diselingi oleh peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan [[Kubilai Khan]] kaisar [[Dinasti Yuan]] yang meminta penyerahan [[Kertanagara]], di mana [[Mpu Ranubhaya]] tanpa sengaja terbawa ke negeri Cina. Di dalam istana Kubilai Khan, Ranubhaya menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Nagapuspa.
[[Pedang Nagapuspa]] tersebut kemudian diserahkan kepada pasangan pendekar suami-istri bernama Lo Shi Shan dan [[Mei Shin]] di mana keduanya pun terlunta-lunta di [[Jawa|Tanah Jawa]]. Lo Shi Shan akhirnya tewas di tangan para pendekar jahat yang menginginkan pedang Nagapuspa di bawah pimpinan [[Mpu Tong Bajil]].
Mei Shin yang sebatang kara akhirnya ditolong oleh Arya Kamandanu. Keduanya akhirnya saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka. Mei Shin pun mengandung anak Dwipangga. Namun demikian, Kamandanu berjiwa besar tetap mengambil Perempuan dari [[Cina]] itu sebagai istrinya.
Saat itu Kerajaan Singhasari telah runtuh akibat pemberontakan [[Jayakatwang]] raja [[Kerajaan Gelang-Gelang]] yang kemudian mendirikan kembali [[Kerajaan Kadiri]]. [[Arya Dwipangga]] yang merasa dendam akhirnya mengkhianati keluarganya dengan melaporkan ayahnya sendiri selaku pengikut [[Kertanagara]] kepada pihak Kadiri.
Mpu Hanggareksa pun tewas oleh serangan para prajurit Kadiri di bawah pimpinan Mpu Tong Bajil. Sebaliknya, Dwipangga si anak durhaka jatuh ke dalam jurang setelah dihajar Kamandanu. Setelah itu Kamandanu kembali berpetualang untuk mencari Mei Shin yang lolos sambil mengasuh keponakannya, bernama Panji Ketawang, putra Arya Dwipangga.
Setelah Kerajaan Kadiri runtuh, Raden Wijaya berbalik menyerang dan mengusir pasukan Mongolia tersebut. Arya Kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah pasukan Kerajaan Yuan kembali ke negerinya, Raden Wijaya pun meresmikan berdirinya [[Kerajaan Majapahit]].
Kisah Tutur Tinular kembali diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Arya Kamanadanu juga menyaksikan pemberontakan [[Ranggalawe]], dan [[Lembu Sora]] dan [[Patih]] [[Nambi]] akibat hasutan tokoh licik yang bernama [[Ramapati]] (sejarawan [[Slamet Muljana]] menyebutkan bernama [[Mahapati]] atau identik dengan [[Dyah Halayudha]]). Di samping itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain bagaimana ia menumpas musuh bebuyutannya yaitu [[Mpu Tong Bajil]], serta menghadapi kakak kandungnya sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar [[Pendekar Syair Berdarah]].
Kisah Tutur Tinular berakhir dengan meninggalnya [[Raden Wijaya]], di mana [[Arya Kamandanu]] mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama [[Jambu Nada]]. Putranya itu lahir dari perkawinannya yang kedua dengan [[Sakawuni]] yang meninggal setelah melahirkan. Kisah [[Tutur Tinular]] kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul [[Mahkota Mayangkara]].
==Para pemain==
Para pengisi suara dalam sandiwara Tutur Tinular tersebut adalah para artis dari [[Sanggar Prathivi]], antara lain:
Fery Fadli sebagai [[Arya Kamandanu]]
M. Aboed sebagai [[Arya Dwipangga]]
Elly Ermawati sebagai [[Mei Shin]]
Ivone Rose sebagai [[Sakawuni]]
Asdi Suhastra sebagai [[Mpu Ranubhaya]]
Hari Akik sebagai [[Mpu Hanggareksa]]
Lukman Tambose sebagai [[Mpu Tong Bajil]]
MargarethHeri Setiono sebagai [[DewiRaden Sambi]]Wijaya.
Heri Setiono sebagai [[Raden Wijaya]]
==Daftar episode==
Selain itu, S. Tijab juga meluncurkan sekuel kelanjutan Tutur Tinular yang berjudul [[Mahkota Mayangkara]], berkisah tentang [[Kerajaan Majapahit]] di bawah pimpinan [[Jayanagara]], di mana pada akhirnya terjadi pemberontakan [[Ra Kuti]] yang berhasil ditumpas oleh [[Gajah Mada]].
Sebagai lanjutan dari Mahkota Mayangkara, [[S. Tijab]] telah mempersiapkan sekuel ketiga berjudul [[Satria Kekasih Dewa]], yang menceritakan generasi anak-anak dari tokoh Tutur Tinular. Namun produksi sekuel yang ketiga ini terhambat karena belum adanya sponsor sebagai penyandang dana.
Tutur Tinular merupakan salah satu Sandiwara yang meraih sukses besar di Tanah Air yang mempunyai penggemar fanatik, sukses tersebut membuat beberapa pihak beberapakali mengangkat kembali ceritanya dalam bentuk Film, dan Serial TV secara bersambung.
* ''[[Tutur Tinular 1 (Pedang Naga Puspa)]]'' - Pedang Naga Puspa - film buatan tahun 1989
Arya Dwipangga (Baron Hermanto) senang olah sastra, sedangkan adiknya, [[Arya Kamandanu]] ([[Benny G. Rahardja]]) senang olah kanuraganbersilat.
KekasihPacar Kamandanu, Loh Jingan direbut oleh Dwipangga. DalamIa kesedihannyalari kemudiandan iadiperangkap meninggalkanmasuk rumahgua danahli akhirnyasenjata terperangkapEmpu masuk guaRanubaya dan kemudiandijadikan bertemumurid. denganRanubaya ahliadalah senjata,kawan seperguruan Empu RanubayaHanggareksa, danayah dijadikannya muridKamandanu.
SaatTetapi itudua empu ini bertolak belakang dalam sikap. Hanggareksa mengabdi raja Singasari, Kartanegara (Aspar Paturusi), Ranubaya tidak mau. Kertanegara kedatangan utusan Kubilai Khan dari Mongolia yang ingin menjalin hubungan damai. Namun tawaranTawaran itu ditampik. Sehingga utusanUtusan Mongolia kecewa dan pulang sambil menculik Empu Ranubaya (Yoseph Hungan). ▼
Ranubaya adalah kawan seperguruan Empu Hanggareksa, ayah Kamandanu.
Tetapi dua empu ini bertolak belakang dalam sikap. Hanggareksa mengabdi raja Singasari, Kartanegara (Aspar Paturusi), sedangkan Ranubaya berpegang teguh kepada wasiat gurunya untuk tidak bekerjasama dengan kerajaan Singhasari.
Di Mongolia Empu Ranubaya sangat diperhatikan Kubilai Khan (Syarief Friant), dan disuruh membuat Pedang sehingga membuat cemburu perwira tinggi lain. Pada akhirnya merekaMereka merencanakan melenyapkan Empu Ranubaya. TetapiUntung datangada kelompok lain yang menyelamatkan Empu Ranubaya dan pedangnya, yaitu Lou Shisan (Lamting) dan istrinya Mei Shin (Elly Ermawati), yang kemudian disuruh berlayar membawa pedang itu dan terdampar di Jawa. ▼
▲Saat itu, Kertanegara kedatangan utusan Kubilai Khan dari Mongolia yang ingin menjalin hubungan damai. Namun tawaran itu ditampik. Sehingga utusan Mongolia kecewa dan pulang sambil menculik Empu Ranubaya (Yoseph Hungan).
▲Di Mongolia Empu Ranubaya sangat diperhatikan Kubilai Khan (Syarief Friant), dan disuruh membuat Pedang sehingga membuat cemburu perwira tinggi lain. Pada akhirnya mereka merencanakan melenyapkan Empu Ranubaya. Tetapi datang kelompok lain yang menyelamatkan Empu Ranubaya dan pedangnya, yaitu Lou Shisan (Lamting) dan istrinya Mei Shin (Elly Ermawati), yang kemudian disuruh berlayar membawa pedang itu dan terdampar di Jawa.
Pedang lalu diperebutkan para pendekar aliran hitam kerajaan Kediri yang baru saja mengalahkandibangun Singhasarimenggantikan Singasari. Dalam pelarian, Lou dan Mei Shin dibantu oleh Kamandanu. Kemudian Lou meninggal dan. Mei Shin berniat membalasbalas dendam.
Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.
* ''[[Tutur Tinular II|Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna)]]'' - film buatan tahun 1991
- Sukses dengan Tutur Tinular 1, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Kresna. Akan tetapi dalamDalam Film Ini PT Kanta Indah Film tidak mempercayakan pada aktor dari Tutur Tinular 1.
Dalam Film keduanya Arya Dwi Pangga diperankan oleh Hans Wanaghi sedangkan Mei Shin diperankan oleh Linda Yanoman.
Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.
Melihat kecantikankemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, Aryaagaknya Dwipangga yang sudah mempunyai istri menjadi gelaptidak matatahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akhirnya terjadilah perselisihan yang hebat antara kedua kakak beradik ini. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu tetap mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.
Karena mempunyai karakter yang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah Ayahnya, mpu Hanggareksa di obrak abrik oleh prajurit Kediri.
* ''[[Tutur Tinular III|Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah)]]'' - film buatan tahun 1992
Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang aktor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu masih mencari-cari actor yang tepat. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto aktingacting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini aktingacting Sandy Nayoan cukuplumayan berhasil memikat penonton.
Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana,. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.
Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.
Panji ketawang adalah kemenakan dari Arya Kamandanu. Dengan dibantu istrinya Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Mpu Tong Bajil karena ia jugayang memang mengembanditugaskan tugaspula dari Kerajaanoleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil tersebut.
Sementara Arya Dwipangga tetapdengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam.
* '' [[Tutur Tinular IV|Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung di Atas Majapahit)]]'' - film buatan tahun 1992
Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kembali menyandingkan Beny G Raharja untuk memerankan Arya Kamandanu. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi dan Sandy Nayoan.
Mpu Bajil (Wingky Haroen) dibunuh Ramapati (Remy Sylado) yang dendam pada Kamandanu (Benny G. Rahardja), karena yang terakhir ini lebih dipercaya raja. Dan berita yang tersiar, Kamandanulah yang membunuh Mpu Bajil.
Walaupun agak berbeda dengan cerita versi Sandiwaranya, film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena mampu memerankan karakter yang culas dan licik.
Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah meracuni raja.
Ramapati ingin menggulingkan Kamandanu, sekaligus membunuh raja. Dia ingin Jayanegara (Agyl Shahriar), putra mahkota, yang naik menjadi raja boneka bagi dirinya. Untuk melicinkan jalan dia minta bantuan Dewanggi (Fitria Anwar) yang memberi syarat tak ada korban. Dewanggi terpaksa meluluskan permintaan Ramapati, karena rahasianya ada di tangan Ramapati. Ia istri seorang pemberontak. Dewanggi memaksa Sambi (Hesty Syani), istri Bajil, untuk mencari racun dengan menculik bayinya yang baru lahir.
Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. Kemudian pertemuan Kamandanu dengan Nyai Paricara yang dulunya adalah Mei Shin akan tetapi setelah menjadi tabib, Mei Shin menggunakan nama tersebut. Dan Mei Shin pun sudah trauma dengan masa lalu, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paricara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.
Begitu rencana dijalankan, Ramapati menjalankan intrik sendiri. Ia juga mendatangi Sambi dengan permintaan sama. Imbalannya, yaitu kepala Kamandanu. Raja teracuni. Kamandanu mencari obat penawar. Ramapati juga meracuni Kamandanu, lewat Panji (Sawung Sembadha), anak Dwipangga (Baron Hermanto), kakaknya, yang diasuhnya. Kamandanu berhasil memperoleh penawar racun, begitu juga cucu Ramapati yang bersahabat dengan Mei Shin, yang kini mewarisi ahli obat dan ternyata belum mati. Usaha Mei Shin dan Kamandanu berhasil mengobati raja.
== Serial TV ==
Sukses menjadi sandiwara radio dan di layar lebar, Tutur Tinular kembali diangkat ke Layar Perak. Adalah [[PT. Gentabuana Pitaloka]] yang membuat Tutur Tinular versi sinetron laga yang kemudian ditanyangkan oleh [[ANTV]] dan [[Indosiar]].
Versi [[Sinetron]] laga justru lebih menarik dibandingkan dengan versi film [[layar lebar]] nyalebarnya. Agaknya teknologi sangat mempengaruhi dari trik-trik yang ditimbulkan.
Karena sukses besar pada serial TV sebelumnya, pada akhir tahun [[2011]], Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah cerita denganyang warna yangagak berbeda menjadi sebuah Serial laga di TV oleh [[PT. Gentabuana Paramitha]], dan ditayangkan oleh [[Indosiar]].
Dalam produksinya, [[PT. Gentabuana Paramitha]] juga melibatkan aktor-aktor pendatang baru. Proses sulih suara yang biasanya dilakukan oleh Rumah Produksi sebelumnya yang melibatkan pemain asli sandiwara radio ini pun ditiadakan.
Pada awal-awal penayangannya, Serial laga ini sudah masuk rating 10 besar program TV pilihan di Indonesia.
Namun Serial Laga produksi [[PT. Gentabuana Paramitha]]Film ini banyak menuai Kritik dan protes keras oleh para pecinta fanatik serial sandiwara [[Tutur Tinular]], karena alur cerita banyak melenceng dari cerita aslinya, ada selingan lagu dangdut seperti halnya [[film]] [[India]], bahkan banyak tokoh-tokoh baru yang bermunculan seperti Pangeran [[bentar]] yang nota bene dari cerita [[Saursaur Sepuh]]sepuh. Disamping itu kostum yang digunakan juga tidak mencerminkan setting pada zaman [[Kerajaan Majapahit]]majapahit, melainkan malah mirip seperti budaya adat budaya [[Melayu]].
== Referensi ==
|