Pendidikan luar sekolah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
←Membatalkan revisi 4831318 oleh 222.124.250.36 (Bicara)
Baris 8:
 
{{budaya-stub}}
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Ife long edu cation. Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum bekerja maupun mereka yang telah bekerja.
Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan pada umumnya dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni sistem pendidikan sekolah disatu pihak dan system pendidikan luar sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan seumur hidup, sistem pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang
 
1.2 Permasalahan
Dengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka sasaran pendidikan luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa permasalahan dalam makalah ini diantaranya adalah.
1 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk pemuda?
2 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa?
 
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada para pemuda.
2 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada orang dewasa.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Alasan-alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar Sekolah
Secara terperinci dapat diungkapkan bahwa alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah adalah:
1 Alasan dari Segi Faktual-Historis
a. Kesejarahan
Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila memperbincangkan masalah pendidikan maka arientasinya ke dunia sekolah dan menghubungkan guru dengan murid.
Mereka kurang menyadari bahwa sebelum seseorang anak menjadi murid, anak-anak telah memperoleh pendidikan yang telah diberikan oleh keluarganya terutama ayah dan ibunya
Anak-anak bayak belajar di rumah dari ibunya atau orang tuanya di mana dan kapan saja serta menyangkut berbagai hal yang mereka perlukan di dalam petumbuhannya ke arah sempurna
Hal ini seperti diungkapkan oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di dalam keluargalah anak pertama-tama menerima pendidikan, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak”.
Jadi jelas, anggapan sementara orang seperti tersebut di atas merupakan pengingkaran terhadap kenyataan yang ada
Di samping itu, sudah selayaknya orang tua mempunyai tanggung jawab moral terhadap pendidikan anak-anaknya agar mereka kelak menjadi orang desa yang tidak tercela
b. Kebutuhan Pendidikan
Kesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas seiring dengan munculnya Negara-negara yang baru merdeka dengan segala kekurangannya akibat penjajahan di masa lampau yang berlangsung berpuluh-puluh tahun atau bahkan beratus-ratus tahun
Sisi lain yang berpengaruh akan kesadaran kebutuhan pendidikan ini adalah kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan politik, yang melanda hampir di semua belahan dunia
Realitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian
Hal ini berimplikasi pada system dan bentuk-bentuk pendidikan yang dilaksanakan seterusnya dikenal adanya system pendidikan sekolah dan system pendidikan luar sekolah serta ada bentuk pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal
c. Keterbatasan Sistem Persekolahan
Di sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada dalam bentuk menyeluruh dan kahlian yang sejenis sehingga mereka terasing dari pengetahuan dan keahlian lain
Kekurang / kelemahan sistem persekolahan inilah yang memungkinkan kegiatan pendidikan luar sekolah menerobosnya sehingga terungkaplah pengetahuan dan keahlian yang selama ini dirasakan sebagai kekurangan.
d. Potensi Sumber Belajar
Di masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak terbilang banyaknya dan sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk hidup maupun benda-benda mati
Orang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang terampil penuh pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat manusiawi sedangkan kepustakaan desa, Koran, Majalah, Kaset, Film, dan bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar yang bisa memperoleh ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi seseorang.
Sumber-sumber belajar tersebut, memberi lapangan bagi penyelenggaraan pendidikan luar sekolah baik berupa kursus dan latihan yang selama ini belum mereka dapatkan dan alami
 
e. Keterlantaran Pendidikan Luar Sekolah
Pada mulanya orang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan yang pada hakikatnya menggunakan system di luar dunia sekolah dan dilaksanakan bersamaan denga pendidikan sekolah biasa, namun kegiatan-kegiatan banyak yang telah ditinggalkan orang
1 Masseducation pendidikan yang memberikan kecakapan
2 Adult Enducation
a. Pendidikan Lanjutan
b. Pendidikan Pembaruan
c. Pendidikan Kader Organisasi
d. Pendidikan Populer
3 Fundamental Education
 Kecakapan berfikir dan bergaul dan berumah tangga
 Kecakapan kerajinan dan kesenian
 Kecakapan kejujuran
 Pengetahuan tentang Lingkungan alam
 Pendidikan jiwa, akhlak dan kesehatan
4 Pendidikan Masyarakat
 Kursus dan Latihan
 Kumpulan Belajar
 Kelas Bebas
 Pama dan Pami
 Sekolah Keliling
5 Pendidikan kemasyarakatan dapat dicontohkan Balai Pengetahuan Rakyat
6 Extention Education
 Amerika Serikat dengan nama Defartemen of Continuation Education, University Extention Departement
 Inggris dengan nama Departemen of Extra Mural Studies
 
 
 
2 Alasan dari segi Analisa-Perspektif
a. Palestarian Indentitas Bangsa
Perubahan-perubahan yang bermakna ditekankan pada adanya isi perubahan yang berhubunhan dengan identitas bangsa yakni penerusan kebudayaan nasional dari satu generasi ke generasi selanjutnya
Tujuan perubahan ini menyangkut keselarasan dan keseniam perkembangan bangsa yang bersangkutan di tengah-tengah kemajuan zaman sekarang ini sehingga bangsa tersebut dapat hidup dan berperan aktif di dunia
Perubahan secara sistemtis dimaksudkan bahwa perubahan tersebut melalui langkah-langkah dan saluran-saluran sehingga perubahan dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan tercapainya tujuan yang diinginkan
b. Kecenderungan Belajar Individual-Madiri
Kecenderungan belajar seseorang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan keinginan untuk belajar ini dapat timbul kapan saja dengan tidak memendang Jenis Kelamin, Usia, Latar belakang pendidikan, tempat tinggal dan kecenderungan ini juga diperkuat oleh kemajuan ilmu dan teknologi seperti: Radio, Televisi, Mass media cetak dan kemudahan komunikasi antar daerah. Tersebarnya ahli pengetahuan yang lebih propesional semakin dapat memenuhi keinginan belajar mendiri.
3 Alasan dari Segi Formal-Kebijakan
a. Undang-undang Dasar 1945
1 Pembukaan UUD 1945 menyebutkan
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
2 Batang tubuh UUD 1945 menyebutkan pula:
Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.
Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.
b. Garis-garis Besar Haluan Negara
1 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat
2 Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, termasuk kepramukaan, latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf dengan mendaya gunakan sarana dan prasarana yang ada
c. Pelita Ketiga
PLS merupakan salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan nasional, yang turut membentuk manusia seutuhnya dan membina pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. Kedua subsistem pendidikan sekolah dan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling melengkapi
 
2.2 Definisi Pendidikan Luar Sekolah
Penbahasan tentang pendidikan luar sekolah memang merupakan hal yang menarik, karena:
1 Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang sudah ada
2 Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama-sama pentingnya bila dibandingkan dengan pendidikan luar sekolah, seperti: bentuk pendidikan, tujuannya, sasarannya, pelaksanaannya dan sebagainya.
3 Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsure yang disyaratkan oleh sesuatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan. Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan pekerjaan / fungsi system pendidikan formal.
4 Mengajar bagaimana caranya belajar
5 Peranan guru makin sebagai partner anak didik dalam hal belajar
6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing dari masyarakat
7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam hubungannya dengan penerapan asas pendidikan seumur hidup “ sistem pendidikan di sekolah disebut multi ezit etry system ”. Sebab dalam asas pendidikan seumur hidup ini semua orang dapat saja disebutkan sebagai anak didik. Sehingga pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah dapat dipandang sebagai makro maupun mikro dalam hubungannya dengan sistem pendidikan.
 
2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah
1. The diverse types of out-of school education are designed to accomplish many purposes
2. The boundary is a skifting one between what many be considered as formal education and these many complementary types of education.
3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekoalah di bagi oleh pengawasan umum / masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya.
4. Beberapa lembaga pedidikan luar sekolah disiplinkan secara ketat tehadap waktu pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan
5. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai kualifikasi professional di mana tidak termasuk identitas guru
6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relatif dari pada pendidikan luar sekolah
7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem pendidikan luar sekolah terbatas yang diberikan kredensial.
 
2.4 Sasaran Pendidikan Luar Sekolah
Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu:
1 Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda
a. Sebab-sebab timbulnya
1) Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup
2) Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3) Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4) Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat.
b. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain
1) Klub Pemuda
2) Klub-klub Pemuda tani
3) Kelompok Pergaulan
2 Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena:
a. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
b. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.
Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
1) Khursus-khursus Pendek
2) In Service-training
3) Surat-menyurat
Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat meliputi:
 Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa:
1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun)
Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga.
2) Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun)
Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu
3) Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun)
Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai pelenggkap dan penambah program pendidikan bagi mereka
4) Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun)
Pendidikan luar sekolah menyiapakan mereka untuk siap bekerja melalui pemberian berbagai keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri
 Ditinjau dari Jenis Kelamin
Program ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas dan eferiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membanntu mereka melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya
 Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya
Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa:
1) Masyarakat Pendesaan
Masyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indunesia dan program diarahkan pada program-program mata pencarian dan projgran pendayagunaan sumber-sumber alam
2) Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut melalui pemberian informasi dan khursus-khursus kilat
3) Masyarakat Terpencil
Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan luar sekolah yang mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan nasional
 Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar
1) Peseta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu
2) Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan
 
 
 
 Berdasarkan Pranata
Dalam pendidikan luar sekolah memiliki pranata yang bermacam-macam seperti: pendidikan keluarga, pendidikan perluasan wawasan dasa dan pendidikan keterampilan
 
 Berdasarkan Sistem Pengajaran
Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah meliputi:
1) Kelompok, organisasi dan lembaga
2) Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan
3) Kesenian tradisioanal, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagaimana
4) Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.
 
 Berdasarkan Segi Pelembangan Program
Pelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian anhtara program pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat
1) Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS.
2) Kordinasi perencanaan dasa atau pelaksana program pembangunan
3) Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa
 
2.5 Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah
1 Kursus
Kursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar, sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem pengajaran dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB
2 Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar
3 Pusat Pemagangan
Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja
Dalam hal ini ada 2 macam
a) Apprenti peship
b) Internaship
4 Pusat Kegiatan Belajar
PKB terdapat di dalam masyarakat lyas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, took, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembega-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan
5 Keluarga
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai sosial-budaya, sosial politik, agama, idielogi, dan pertahanan keamanan.
6 Belajar Sendiri
Di pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya
7 Kegiatan-kegiatan Lain
Kegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebgainya
 
 
BAB III
KONTRIBUSI
 
3.1 Kajian Secara Teoritis
Kajian secara teoritis pada makalah yang berjudul “ Pendidikan Luar Sekolah” ini yaitu. Fundamental Education artinya Pendidikan Dasar yang dilancarkan sendiri oleh UNESCO, terutama menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial-ekonomi, agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang lanyak dalam dunia modern. Pendidikan ini jelas ditujukan kepada masyarakat dan daerah yang terbelakang agar masyarakat dan daerah ini dapat menyamai dengan masyarakat sekitarnya yang telah maju
 
3.2 Kajian Secara Praktis
Kajian secara praktis pada makalah ini yaitu wahana untuk meleksanakan program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitanya dengan perluasan wawasan peningkatan keterampilan dan kesejahteraan keluarga. Adapun bentuk-bentuknya yaitu:
a. Kursus
b. Kelompok Belajar
c. Pusat Pemagangan
 
 
BAB IV
PENUTUP
 
4.1 Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling berhungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan
Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak
 
4.2 Saran
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi
Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar.
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Joesoef, Prof Drs. Soeleiman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta
[[Kategori:Pendidikan khusus]]