Alfito Deannova: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k perbaiki berkas
Baris 35:
Tugas pertamanya ketika terjun dengan status wartawan magang, adalah meliput meledaknya bom di kediaman Kedubes Filipina, di Jakarta pada Agustus 2000. Sejak saat itu, ayah dari Laqisya Phillianova Gintings dan suami dari penyiar berita TPI (sekarang [[MNCTV]]), Rencany Indra Martani ini bertanggung jawab melakukan peliputan pada bidang hukum dan kriminal. Beberapa bulan kemudian, tepatnya Desember 2000, ia mulai berkenalan dengan lensa kamera dalam tugas menyampaikan laporan langsung Arus Balik - Mudik Lebaran di [[Pelabuhan Merak|Pelabuhan Penyeberangan Merak]]. Sejak saat itu, kemampuan pelaporan langsungnya terus terasah, untuk menghadirkan laporan langsung dari berbagai peristiwa, termasuk suasana genting transisi kepemimpinan nasional dari Abdurrahman Wahid kepada Megawati Soekarnoputri.
 
Setelah penanggung jawab Liputan 6, Kala itu di bawah Karni Ilyas sebagai Pemimpin Redaksi menilainya cukup memahami dunia jurnalistik, ia mulai dipercaya membacakan berita di Program Liputan 6 Pagi. Politik menjadi bidang yang menarik minatnya bahkan sejak ia kanak – kanak. Dibangku sekolah dasar, ketika bocah sebayanya memilih untuk membaca komik atau buku – buku cerita, Fito kecil sibuk bertanya dan meneliti peristiwa G 30 S/PKI dan memaksakan diri membaca kumpulan pidato Soekarno “Dibawah bendera revolusi” milik kakeknya. Di usia remaja ia aktif berperkiprah sebagai pengurus organisasi siswa. Tercatat sebagai wakil ketua OSIS di SMP 3 Depok dan di SMA 1 Bogor pernah memegang posisi sebagai ketua pasukan pengibar bendera Pandawa 16 dan Juru Adat Dewan Ambalan Gudep 25. ekskul pramuka yaitu LSWK
 
Berbagai pelatihan dan studi singkat dienyamnya sebagai bekal dalam melaksanakan tugas. Salah satunya pada tahun 2003 di ABC Sydney, Australia. Kegiatan peliputan lapangan selama 4 tahun membuatnya dipercaya untuk menggawangi sejumlah acara sebagai produser. Liputan 6 Petang, Dari Titik Nadir untuk korban Tsunami Aceh dan program khusus Pilpres 2004, Selangkah ke Istana.