Belenggu (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Daftar belenggu: +terjemahan |
k →Referensi: +terjemahan |
||
Baris 28:
Sebagaimana ditampilkan pada tabel disebelah kanan, di dalam Sutta Pitaka, lima belenggu pertama dirujuk sebagai "belenggu rendah" (''orambhāgiyāni saṃyojanāni'') dan diberantas segera setelah menjadi seorang [[pemasuk-arus]]; dan lima belenggu terakhir dirujuk sebagai "belenggu-belenggu tinggi" (''uddhambhāgiyāni saṃyojanāni''), diberantas oleh seorang [[arahat]].<ref>Untuk referensi sutta-tunggal baik untuk "belenggu-belenggu tinggi" dan "belenggu-belenggu rendah," lihat, [[Digha Nikaya|DN]] 33 (bagian kelima) dan [[Anguttara Nikaya|AN]] 1.13. Dalam hal lainnya, sebuah sutta mengenai belenggu-belenggu rendah diikuti dengan sebuah sutta mengenai belenggu-belenggu tinggi, seperti dalam: [[Samyutta Nikaya|SN]] 45.179 and 45.180; SN 46.129 and 46.130; SN 46.183 dan 46.184; SN 47.103 dan 47.104; SN 48.123 dan 48.124; SN 49.53 dan 49.54; SN 50.53 dan 50.54; SN 51.85 dan 51.86; SN 53.53 dan 53.54; dan, AN 9.67 dan 9.70. Sebagai tambahana, lima belenggu rendah sendiri (tanpa rujukan akan belenggu-belenggu tinggi) didiskusikan, contoh, dalam [[Majjhima Nikaya|MN]] 64.</ref>
===Tiga belenggu ===
Baik dalam Sa{{IAST|ṅ}}gīti Sutta ([[Digha Nikaya|DN]] 33) dan Dhammasa{{IAST|ṅgaṇ}}i (Dhs. 1002-1006) merujuk kepada "tiga belenggu" sebagai tiga belenggu pertama dari sepuluh belenggu dalam Sutta Pitaka sebagaimana disebutkan di atas:
#percaya pada diri (''{{IAST|sakkāya-diṭṭhi}}'')
#keraguan (''vicikicchā'')
#kemelekatan pada ritual dan kebiasaan (''sīlabbata-parāmāso'')<ref>Untuk daftar dalam Sa{{IAST|ṅ}}gīti Sutta mengenai tiga belenggu-belenggu, lihat, contoh, Walshe (1995), p. 484. Untuk daftar tiga belenggu dalam Dhammasa{{IAST|ṅgaṇ}}i, lihat : Rhys Davids (1900), pp. 256-61. Lihat pula, [http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.3:1:2509.pali Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 656, entry for "Saŋyojana"] (retrieved 2008-04-09), mengenai ''tī{{IAST|ṇ}}i saŋyojanāni''. (C.A.F. Rhys Davids (1900), p. 257, menerjemahkan ketiga istilah ini sebagai "teori kepribadian, kebingungan, dan penularan akan hal-hal yang semata-mata merupakan peraturan dan ritual" (''"the theory of individuality, perplexity, and the contagion of mere rule and ritual."))</ref>
Menurut Kanon, tiga belenggu-belenggu telah diberantas oleh para [[pemasuk-arus]] dan [[kembali-sekali.<ref>See, e.g., [[Majjhima Nikaya|MN]] 6 and MN 22.</ref>
== Referensi ==
|