Belenggu (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: +terjemahan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: +terjemahan
Baris 105:
* Ia yang memotong lima belenggu pertama (''orambhāgiyāni samyojanāni'') menjadi seorang [[Anagami|"tidak-kembali" (''anagami'')]];
* Ia yang memotong seluruh sepuluh belenggu menjadi seorang [[arahat]].<ref>See, e.g., Bhikkhu Bodhi's introduction in Ñā{{IAST|ṇ}}amoli & Bodhi (2001), pp. 41-43. Bodhi in turn cites, for example, MN 6 and MN 22.</ref>
 
== Hubungan dengan konsep inti lainnya ==
 
Sama dengan konsep Buddhis yang ditemukan di seluruh Kanon Pali termasuk [[lima hambatan]] (''nīvara{{IAST|ṇ}}āni'') dan sepuluh kekotoran ([[kilesa|''kilesā'']]). Dengan perbandingan, dalam tradisi [[Theravada]], belenggu-belenggu menjangkau kehidupan berlipat kali dan sangat sulit untuk dihapus, sedangkan hambatan bersifat rintangan sementara. Kekotoran mencakup ''seluruh'' kekotoran batin termasuk belenggu dan hambatan.<ref>Gunaratana (2003), dhamma talk entitled "Dhamma [Satipatthana] - Ten Fetters."</ref>
 
== Lihat pula ==
*[[Anatta]], mengenai belenggu pertama (''{{IAST|sakkāya-diṭṭhi}}'')
*[[Empat tingkat pencerahan]], mengenai penghapusan belenggu-belenggu
*[[Lima hambatan]], juga termasuk belenggu keempat (''kamacchanda''), kelima (''vyapada''), kesembilan (''uddhacca'') dan kedua (''vicikiccha'')
*[[Upadana]] (Kemelekatan), dimana empat jenis kemelekatan awal adalah kemelekatan untuk merasakan kesenangan (''kamupadana''), pandangan salah (''ditthupadana''), kebiasaan dan ritual (''silabbatupadana'') dan doktrin-diri (''attavadupadana'').
 
== Referensi ==