Kuntowijoyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 34:
==Riwayat==
Kuntowijoyo mendapatkan pendidikan formal keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah di Ngawonggo, [[Klaten]]. Ia lulus [[SMP]] di [[Klaten]] dan [[SMA]] di [[Surakarta|Solo]], sebelum lulus sarjana Sejarah [[Universitas Gadjah Mada]] pada tahun [[1969]]. Gelar MA ''American History'' diperoleh dari [[Universitas Connecticut]], [[Amerika Serikat]] pada tahun [[1974]], dan [[Ph.D]] Ilmu Sejarah dari [[Universitas Columbia]] pada tahun 1980. Ia mengajar di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada dan terakhir menjadi Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya, dan menjadi peneliti senior di Pusat Studi dan Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Ia meninggal dunia akibat komplikasi penyakit sesak napas, diare, dan ginjal yang diderita setelah untuk beberapa tahun mengalami serangan virus ''[[meningo enchephalitis]]''. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak.
===Kepenulisan==
Kalau kebanyakan pengarang lain mulai dengan menulis sajak, kemudian menjadi mantap dalam menulis [[prosa]], maka sebaliknya dengan Kuntowijoyo. Ia sejak masih duduk di SMA menulis cerita pendek, kemudian [[drama]], [[esai]], roman. Baru ketika ia bermukim di Amerika Serikat untuk mencapai gelar MA dan [[Ph.D.]], ia menulis sajak, sekaligus dua buah kumpulan ''Isyarat'' (1976) dan ''Suluk Awang Uwung'' (1976). <ref name="kuntowijoyo2">{{id}} Rosidi, Ajip. ''Laut Biru Langit Biru''. Pustaka Jaya, 1977, Jakarta. Halaman 543</ref>
Cerpennya dimuat dalam majalah [[''Horison'']], harian [[''Kompas'']], dan terpilih menjadi cerpen terbaik harian
Gagasannya yang sangat penting bagi pengembangan [[ilmu sosial]] di Indonesia adalah idenya tentang [[Ilmu Sosial Profetik]] (ISP). Bagi Kuntowijoyo, [[ilmu sosial]] tidak boleh berpuas diri dalam usaha untuk menjelaskan atau memahami [[realitas]] dan kemudian memaafkannya begitu saja tapi lebih dari itu, ilmu sosial harus juga mengemban tugas [[transformasi]] menuju cita-cita yang diidealkan masyarakatnya. Ia kemudian merumuskan tiga nilai dasar sebagai pijakan ilmu sosial profetik, yaitu: [[humanisasi]], [[liberasi]] dan [[transendensi]]. Ide ini kini mulai banyak dikaji. Di bidang [[sosiologi]] misalnya muncul gagasan [[Sosiologi Profetik]] yang dimaksudkan sebagai [[sosiologi]] berparadigma ISP.
==Penghargaan==
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya adalah cerpen ''Dilarang Mencintai Bunga-Bunga'' pemenang pertama sayembara majalah Sastra tahun 1968, tahun 1999 ia menerima [[SEA Write Award]] dari kerajaan [[Thailand]], [[Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia]] ([[1999]]), dan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) atas novel ''Mantra Pejinak Ular'' (2001).
Tahun 1986 ia mendapat Hadiah Seni dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. <ref name="kuntowijoyo3">{{id}} Rampan, Korrie. ''Leksikon Sastra Indonesia''. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 251</ref>
|