Perenjak jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 180.244.115.14 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh AABot
Baris 39:
Cara lain adalah dengan memasang jerat atau rajut di sekitar sarangnya, atau dengan perangkap getah (''pulut'') pada tempat-tempat tidurnya di waktu malam. Para penangkap burung yang terampil, bahkan, kerap hanya bermodalkan senter, kehati-hatian dan kecepatan tangan menangkap burung yang tidur di malam hari.
 
Sayang sekali burung ini mudah stres dan mati dalam pemeliharaan, terutama apabila yang ditangkap adalah burung dewasa. Belum lagi jika pemeliharanya tidak berpengalaman. Namun ini agaknya tidak menyurutkan minat para penangkap burung untuk terus memburunya. Sampai sekarang, burung ini belummasih berhasilsulit untuk dibiakkan. dalamSejak tangkaran.Tahun Para2010, penggemarsalah seorang penghobi burung masihpekicau bergantungIwan padaLippo tangkapanCikarang berhasil darimenangkarkan alamciblek.
 
Eksploitasi yang berlebihan inisangat segeraberbahaya terlihatbagi akibatnyapopulasi ciblek. Di wilayah-wilayah tertentu seperti di pinggiran [[Jakarta]] dan [[Bogor]], kini seolah ‘kehabisan stok’ padahal sebelum tahun 90-an burung ini masih melimpah. Perenjak jawa semakin jarang terlihat di taman-taman, dan hadir terbatas di tempat-tempat tertentu yang masih dekat hutan.
 
Dalam pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi makanan berupa [[kroto]] ([[tempayak]] dan anak [[semut rangrang]]), [[ulat hongkong]], serta pelet (voer).