Peristiwa Manzikert: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agusnaim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Agusnaim (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
'''Peristiwa Manzikert''' sebagian lain menyebutkan [[pertempuran Manzikert]]
 
Dalam rentetan tragedi yang terjadi kisaran tahun '''463 Hijriyah''', para sejarawan mengisahkan bahwa Sulthan Muslim dari [[Turki]] yang bernama [[Alib Arselan]] As-Saljuqi, adalah salah seorang Mujahid yang baru saja pulang dari sebuah peperangan menuju ibukota negerinya di [[Thabaristan]]. Adapun bala tentaranya baru saja dilelahkan oleh peperangan yang sangat panjang dan pahit. Banyak di antara mereka yang tewas dan terluka. Dan jumlah mereka tidak lebih dari 15000 prajurit. Maka [[Armanus]] sang raja Romawi Barat(1) mendengar kepulangan bala tentaranya Sulthan [[Alib Arselan]] dengan kekuatan yang sangat terkuras dan letih. Dengan serta merta dia bertolak bersama iring-iringan pasukan gabungan yang berasal dari Kurkh(2), Franka(3), Saxons(4) dan sebagian wilayah Romawi timur yang belum dikuasai oleh kaum Muslimin dengan jumlah yang sangat besar.
 
Jumlah pasukannya mencapai 35 ribu [[beatrix]] (panglima), dan setiap beatrix mengomandoi 200 ribu pasukan berkuda dari Romawi Barat. Sementara pasukan yang berasal dari Kurkh, Franka dan Saxons berjumlah 35 ribu prajurit perang. Dan dari wilayah Romawi timur dan yang berdomisili di [[Konstantinopel]] berjumlah 15 ribu prajurit. Dia juga membawa 1.000 orang pelubang tembok dan pasukan penggali. Sedangkan jumlah perbekalan perang yang dia bawa adalah 400 kereta yang dilengkapi dengan roda dengan besi berduri, 1.000 kereta yang membawa senjata-senjata pelontar dan majaniq[[manjaniq]] (sejenis [[catapult]])serta berbagai macam alat perang modern (pada zaman itu). Salah satunya adalah sebuah meriam yang harus didorong oleh 1.200 orang.
 
[[Armanus]] si raja [[Romawi]] tertipu dengan kekuatan dari pasukannya. Sebelum dia mulai menyerang dan menaklukkan negeri-negeri kaum muslimin, terlebih dahulu dia membagi-bagi negeri tersebut. Lantas dia berujar kepada panglimanya, “Bagianmu adalah [[syam]] dan bagianmu ini dan itu!” Hingga kota [[Baghdad]]. Dia juga berkata kepada para pengikutnya bahwa dia yakin akan berhasil menguasainya. Salah satunya, dia berkata kepada orang yang dia tunjuk akan berkuasa di [[Baghdad]], “Mintalah wasiat yang baik kepada sang Khalifah, karena dia adalah sobat kita!”