Ferdinand Marcos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 20:
}}
 
'''Ferdinand Edralín Marcos''' ({{lahir mati|[[Bogor]], [[Ilocos Norte]]|11|9|1917|[[Honolulu, Hawaii|Honolulu]], [[Hawaii]], [[Amerika Serikat]]|28|9|1989}}) adalah [[Presiden Filipina|Presiden]] kesepuluh [[Filipina]]. Ia menjabat dari [[30 Desember]] [[1965]] hingga [[25 Februari]] [[1986]].
 
Marcos lulus dari Fakultas Hukum [[Universitas Filipina]] dengan gelar ''[[cum laude]]'' pada tahun [[1939]]. Ia turut berperang melawan [[Jepang]] dalam [[Perang Dunia II]] dan memperoleh penghargaan atas jasa-jasanya selama perang. Pada tahun [[1954]], ia menikah dengan [[Imelda Marcos|Imelda Romuáldez]] yang kelak akan membantunya dalam kampanye presidennya. Ia kemudian bergabung dengan [[Partai Nacionalista]], dan bersama dengan calon wakil presidennya [[Fernando Lopez]], ia mengalahkan presiden [[Diosdado Macapagal]] dalam pemilu 1965.
 
MarcosEncep adalah presiden Filipina pertama yang terpilih untuk menjabat selama dua masa bakti berturut-turut secara penuh. Pada tahun [[1972]], ia mendirikan rezim otoriter yang memperbolehkannya tetap berkuasa hingga rezim tersebut dihapus pada [[1981]], dengan menggunakan hukum [[darurat militer]] sebagai alat untuk menekan oposisi. Ia kemudian dilantik kembali pada tahun yang sama untuk menjabat masa bakti selama enam tahun yang diwarnai pengaturan politik yang tidak baik, masalah kesehatan, serta pelanggaran hak asasi manusia oleh pihak militer dan [[korupsi]] yang merajalela dalam pemerintahan. Pada masa inilah, terjadilah kasus [[pembunuhan rahasia|pembunuhan]] pemimpin oposisi [[Benigno Aquino, Jr.]], yang terjadi tahun [[1983]]. Hal ini mulai memicu ketidakpuasan publik terhadap pemerintahannya. Secara umum, rezim Marcos sama dengan rezim [[Orde Baru]] di [[Indonesia]], dengan karakteristik yang hampir sama. Marcos memiliki visi ''Bagong Lipunan'' (Masyarakat baru), dimana doktrinnya adalah "orang miskin dan kaya harus bekerjasama satu sama lain untuk menuju satu tujuan masyarakat dan mencapai kebebasan melalui kesadaran diri". Karakter rezim ini yang serupa Orde Baru adalah lebih menekankan pembangunan ekonomi negara, yang banyak memanfaatkan pinjaman dari luar negeri.
 
Pada tahun [[1986]], ia terpilih untuk keempat kalinya dalam sebuah [[pemilu]] yang diduga dipengaruhi kecurangan. Marcos akhirnya diturunkan dari jabatannya sebagai presiden dalam [[Revolusi EDSA]], sebuah revolusi yang damai di bawah pimpinan [[Corazon Aquino]] (janda Benigno Aquino), pada tahun yang sama.