Teuku Nyak Arif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Minopueblo (bicara | kontrib)
Minopueblo (bicara | kontrib)
Baris 124:
 
==Masa Kemerdekaan Indonesia==
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah[[Menyerahnya Jepang|menyerah pada sekutu tanpa syarat]].
bersamaanBersamaan dengan kekalahan Jepang, Soekarno dan Hatta sebagai pemimpin Indonesia
segera mengadakan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Indonesia lainnya, mereka
mengadakan persiapan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal
[[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|17 Agustus 1945]] di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tepatnya jam 10.00 pagi
diproklamasikan kemerdekaan Indonesia keseluruh pelosok tanah air<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-5.html Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein]</ref>. Namun berita
proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh<ref>[http://virtualaceh.com/artikel.php?artid=149&arttype=18 Berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh]</ref>.
 
Berita proklamasi kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis yang
kemudian disampaikan pada Teuku Nyak Arief. Berita selanjutnya diterima melalui [[telegram]] dari [[Bukit Tinggi]] yang dikirim oleh Adionegoro. Kemudian Teuku Nyak Arief memanggil
tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin
itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]].
dan dilakukanlah pengibaran [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] pada tanggal 24 Agustus 1945 didepan Kantor Polisi Kepang
Seiring dengan diterimanya berita proklamasi kemerdekaan Indonesia, maka
dilakukanlah pengibaran Sang Merah Putih pada tanggal 24 Agustus 1945 didepan Kantor Polisi Kepang
(Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.
 
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Teuku Nyak Arief diangkat menjadi [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Ketua Komite
Nasional Indonesia]] (K.N.I) daerah Aceh,. untukUntuk memikul biaya perang (perjuangan) yang
semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala
perhiasan emas milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah