Barisan Bambu Runcing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nashrul Hakiem (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Nashrul Hakiem (bicara | kontrib)
Baris 45:
 
== Sejarah ==
Bapak Kyai R. Sumomihardho, yang nama kecilnya Abu Hasan R. Gunardho, mula-mula menyuruh H. Abdurrahman bin Subchi, yang terkenal pula dengan nama H. Baghowi, memanggil pemuda-pemuda desa Parakan Kauman agar mencari bambu "Wulung" untuk dibuat bambu runcing. Setelah didapatkan para hari Selasa [[Kliwon]] jam 12.00 WIB bulan Oktober 1945, saat bedug Dhuhur mulai berbunyi. Kemudian dibawa langsung ke rumah KR. Sumo mihardho untuk diberi do’a atau disepuh, agar ada tuahnya yang kemudian dapat dijadikan senjata untuk melawan musuh.
Pembagian kerja di antara para kyai yaitu:
 
Pada hari Selasa [[Wage]] sekitar 40 pemuda-pemuda Parakan Kauman sowan (datang) minta ijazah do'a dan gemblengan. Maka didawuhi seperti tersebut di atas, yakni agar supaya pada hari Selasa Kliwon datang dengan membawa bambu runcing. Maka pada hari Selasa Kliwon yang telah ditentukan pemuda-pemuda tersebut menghadap dengan membawa bambu runcing kerumah kediaman Ki Sumoamihardho, di Kauman Parakan untuk minta disepuhi diberi do' a.
 
Pada hari Jum'at Kliwon berikutnya berdatangan pula orang-orang untuk meminta berkah dan penyepuhan bambu runcing, yang jumlahnya sudah mencapai ratusan orang. Bahkan pada hari Selasa Kliwon berikutnya sudah tidak dapat dihitung lagi mereka yang datang, balk siang maupun malam. Selain membawa Bambu Runcing, ada pula yang membawa tombak, lentes, keris, dan senjata-senjata lain untuk mendapatkan, berkah atau disepuh.
 
Karena banyaknya pejuang yang minta disepuh senjatanya dan ampuh memberikan kekuatan spiritual dan sugesti kepada para pejuang, maka terdapat pembagian kerja di antara para kyai yaitu:
# KR. Abdurrahman mengasma'i nasi manis di rumah ke­diamannya. Setelah selesai nasi manis dibawa di gedung BMT untuk diberikan kepada para pendatang.
# K. Ali begitu juga mengasma'i Banyu Wani (Air Berani) di rumah kediamannya kemudian air wani tersebut setelah diberi asma' dibawa ke gedung BMT untuk dibagikan.