Bukit Seguntang tampaknya telah dianggap sebagai tempat penting sejak masa [[Kerajaan Sriwijaya]]. Pada tahun 1920-an di lerng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati. Arca berukuran cukup besar ini ditemukan dalam beberapa pecahan. Bagian yang pertama kali ditemukan adalah bagian kepalanya,beberapayang langsung dibawa ke Museum Nasional di Batavia. Beberapa bulan kemudian bagian tubuhnya ditemukan, hanyakemudian bagian kakinyakepala yangdan kinitubuhnya masih hilangdisatukan. ArcaAkan setinggitetapi 277hanya cmbagian ini dibuat dari batu granitkakinya yang banyakkini ditemukanmasih di pulau Bangkahilang. Arca ini mengikuti langgam Amarawati yang berkembang di India Selatan abad II sampai V masehi. LanggamPengaruh langgam Amarawati berkembang sampai ke Kerajaan Sriwijaya melalui hubungan dagang dan keagamaan dengan India. Arca setinggi 277 cm ini dibuat dari batu granit yang banyak ditemukan di pulau [[Bangka]], diperkirakanmaka disimpulkan bahwa arca ini berasaladalah buatan setempat, bukan didatangkan dari India. Diperkirakan arca ini dibuat sekitar abad VII sampai VIII masehi. ArcaKini iniarca kiniini dipamerkan di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dekat Benteng Kuto Besak, Palembang.
Di sisi selatan terdapat situs Karanganyar, yang menunjukkan bekas pemukiman. Dua prasasti dari abad ke-7 ditemukan di dekatnya pada tahun 1920, berangka tahun 682 ([[Prasasti Kedukan Bukit]]) dan 684 ([[Prasasti Talang Tuwo]]). Di dekade yang sama ditemukan arca [[Buddha]] berukuran besar di lereng selatan bukit ini, yang diduga berasal dari abad ke-7 atau ke-8 Masehi. Pada tahun 1978, 1980, dan 1982 berbagai peninggalan [[keramik]] dari masa [[dinasti T'ang]] dan [[Dinasti Sung|Sung]] awal diangkat dari area di lereng dan sekitar Bukit Seguntang.<ref>Wolters, O.W. 1986. Restudying Some Chinese Writings on Sriwijaya. ''Indonesia'' 42:1-41.</ref>
Bukit seguntang adalah gundukan tanah yang paling menonjol di kota Palembang. Bukit ini dipenuhi taman dan pepohonan besar. Pada bagian puncak bukit terdapat beberapa makam yang menurut penduduk lokal dikaitkan dengan tokoh-tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Sriwijaya. Terdapat tujuh makam di bukit ini, yaitu makam: