Sejarah Kalimantan Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 6 perubahan terakhir (oleh Ilhamulub) dan mengembalikan revisi 4929442 oleh 110.139.117.90: tanpa referensi - diragukan |
|||
Baris 246:
* [[1899]], [[Residen]] C.A Kroesen memimpin ''[[Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo]]''.
* 1899, peristiwa Amuk Hantarukung dipimpin [[Bukhari dari Hantarukung|Bukhari]]
* 1903, Banjarmasin dan Amuntai sudah mendapatkan jalur telegraf.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/telegraph1903.html?zoomview=1|title=TTelegraph lines in the Netherlands Indies, 1903 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* 1904, wafatnya Pangeran Hidayatullah di [[Cianjur]] serta dibuangnya Gt. Muhammad Arsyad ke Bogor.
* [[24 Januari]] [[1905]], [[Sultan Muhammad Seman]], putra Pangeran Antasari gugur melawan Belanda di benteng Baras Kuning.
* 24 Agustus 1905, [[Panglima Batur]] ditangkap di [[Muara Teweh]].
Baris 260 ⟶ 258:
{{col-css3-begin|2}}
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret tijdens een officiële gebeurtenis Bandjermasin TMnr 60051432.jpg|thumb|right|250px|Pegawai Kantor Governurment Borneo di Banjarmasin]]
* [[1913]], Belanda tetap menempatkan kekuatan militernya di Banjarmasin.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/garrisons1913.html?zoomview=1|title=Military garrisons in the outer islands, 1913 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* [[1915]], [[Sarekat Islam]] mendirikan Madrasah Darussalam di Martapura.
* [[1919]], [[Banjarmasin]] mendapat otonom pemerintahan menjadi ''[[Gemeente]] Bandjermasin''.
* [[1920]]. Kandangan dan Banjarmasin berpenduduk lebih dari 10.000 jiwa.<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/townsni1920.html?zoomview=1|title=Towns with population greater than 10,000, rest of the Netherlands Indies, 1920 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=11 August 2011}}</ref>
* [[1923]], ''[[National Borneo Congres]]'' ke-1
* [[29]]-[[31]] [[Maret]] [[1924]], ''National Borneo Congres'' ke-2, dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan [[Sarekat Islam]] lokal
▲* [[29]]-[[31]] [[Maret]] [[1924]], ''National Borneo Congres'' ke-2, dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan [[Sarekat Islam]] lokal, yang menghasilkan Mosi Keberatan terhadap kebijakan Belanda bagi rakyat
* 1927, pemberontakan di Tabalong, dipimpin Darmawi untuk menolak kerja paksa.
* [[5 Maret]] [[1930]], keluarnya ketetapan nomor 253 dan 254 tentang berdirinya cabang [[Muhammadiyah]] di Banjarmasin dan [[Distrik Alabio|Alabio]].
* 1937, kembalinya Ratu Zaleha dari pembuangan ke Martapura serta pemberontakan [[Hariang, Banua Lawas, Tabalong|Hariang]], sehingga Kepala Distrik Kyai Masdhulhak tewas.
* 1937, Dewan rakyat terdapat di Banjarmasin dan Barabai<ref>{{en}} (2007){{cite web|url=http://www.indonesianhistory.info/map/councilnei1937.html?zoomview=1|title=Representative councils in the Netherlands Indies, 1937 |publisher=Robert Cribb|date= |work= Digital Atlas of Indonesian History|accessdate=30 August 2011}}</ref>
* 1938 – 1942, masa Gubernur Borneo dr. [[A. Haga]].
* 1938: Hindia Belanda mendirikan tiga provinsi atas ''eilandgewest'' yaitu Sumatera beribukota di Medan, Borneo beribukota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribukota di Makassar.<ref>{{id}} {{cite book|pages=38 |url=http://books.google.co.id/books?id=ANTjlSOpK0cC&lpg=PA38&dq=sejarah%20banjarMASIN&pg=PA38#v=onepage&q&f=false |authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman Kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda|publisher=PT Balai Pustaka|year=1992|isbn=979407411X}}ISBN 9789794074114</ref>
* [[25 Desember]] [[1941]], Jepang membom [[Lapangan Terbang Ulin]]
* [[21 Januari]] [[1942]], Jepang menembak jatuh pesawat Catalina milik Belanda di [[sungai Barito]] perairan [[Alalak, Barito Kuala]].
Baris 299 ⟶ 285:
* [[17 April]] [[1945]], rakyat Banjarmasin mulai diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara Jepang, baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.
* [[6 Mei]] [[1945]], pembentukan TRI pasukan MN 1001, MKTI (MN adalah singkatan dari Mohamad Noor).
* [[23 Agustus]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran GEMIRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia) di [[Kandangan, Hulu Sungai Selatan|Kandangan]].
* [[Agustus]] [[1945]], berdirinya organisasi kelaskaran Badan Pemberontak Rakyat Kalimantan di Kandangan.
Baris 315 ⟶ 299:
==== Tahun 1946-1949 ====
{{col-css3-begin|2}}
* 24 September 1946, penangkapan laskar Saifullah oleh Belanda di Kandangan pada saat pasar malam.
* 18 November 1946, pembentukan Batalyon TNI AL RI DIVISI IV (A) oleh [[Hasan Basry]] dengan melebur Banteng Indonesia dan organisasi kemiliteran lainnya.
* Mei 1947, pertempuran di [[Telang, Batang Alai Utara, Hulu Sungai Tengah|Hambawang Pulasan]], Barabai, dipimpin H. Aberanie Sulaiman, 48 serdadu Belanda tewas sedangkan 1 orang pejuang gugur, yaitu Made Kawis.<ref>http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/pertempuran-hambawang-pulasan-1.html</ref>
* 14 Januari 1948, terbentuknya satuan kenegaraan [[Daerah Banjar]].
* 3 Juli 1948, Belanda melantik Dewan Banjar. <ref>[http://books.google.co.id/books?id=a_uaI-Au4I4C&lpg=PA401&dq=borneo%20selatan&pg=PA402#v=onepage&q=borneo%20selatan&f=true {{id}} Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, Kronik revolusi Indonesia, Jilid 4, Kepustakaan Populer Gramedia, 1999, ISBN 979-9023-88-2, 9789799023889]</ref>
* 18 Juli 1948, peristiwa pertempuran di [[Wawai, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah|Wawai]], 16 orang pejuang gugur.
Baris 336 ⟶ 317:
* [[3 Juni]] [[1949]], Pertempuran Serangan Umum Kota [[Tanjung, Tabalong|Tanjung]] di [[Tabalong]].
* [[8 Agustus]] [[1949]], Pertempuran Garis Demarkasi di [[Karang Jawa, Padang Batung, Hulu Sungai Selatan|Karang Jawa]].
* 2 September 1949, perundingan antara TNI AL RI DIVISI (A), yaitu Hasan Basry dengan Belanda diwakili Mayor Jenderal Suharjo dan UNCI sebagai penengah di Munggu Raya, Kandangan.
* 2 September 1949, pengakuan Angkatan Perang Republik Indonesia terhadap TNI AL RI DIVISI (A) sebagai bagian dari angkatan perang dan mengangkat Hasan Basry sebagai Komandan Batalyon dengan pangkat Letnan Kolonel.
Baris 397 ⟶ 377:
* 3 November 2001, pemberian gelar Pahlawan kemerdekaan untuk Brigjen [[Hasan Basry]].
* 15 Desember 2004, banjir besar di Amuntai, korban mencapai 200 jiwa.
* 8 April 2006, pembentukan Kabupaten
* 21 Desember 2006, peresmian Taman Siring di sempadan Sungai Martapura dengan panjang 320 meter.
* [[2005]]-2010, masa Gubernur Rudy Ariffin - H.M. Rosehan NB.
* 25 April 2008, peresmian
* Oktober 2008, dimulainya pembangunan ''runway'' Bandara Syamsudin Noor menuju Bandara Internasional.
* 11 Februari 2009, pemancangan tiang pembangunan Kantor Gubernur di Banjarbaru.
Baris 410 ⟶ 390:
* 12 Desember 2010, penobatan Ir. Gt. Khairul Saleh sebagai Raja Muda Kesultanan Banjar dengan gelar Pangeran Khairul Saleh.
* 14 Agustus 2011, peresmian Sekretariat Daerah Propinsi Kalimantan Selatan yang baru di kecamatan [[Cempaka, Banjarbaru|Cempaka]] ([[Banjarbaru]]) yang berdiri pada perbukitan dengan ketinggian elevasi 44 meter di atas permukaan laut serta berjarak sekitar 60 km dari tapak kantor lama yang bersejarah sejak masa kolonial berlokasi di titik 0 km Banjarmasin di tepi [[sungai Martapura]].<ref>[http://kalsel.antaranews.com/berita/3447/dewan-jangan-jual-kantor-gubernur Dewan: Jangan Jual Kantor Gubernur ]</ref><ref>[http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/59/15135 Sore Ini Gedung Pemprov Diresmikan ]</ref> <ref>[http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=6407 DPRD Kalsel Tetap Berkantor Di Banjarmasin ]</ref><ref>[http://www.youtube.com/watch?v=u00QEmgF_rE Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dilihat dari udara]</ref>
*
{{col-css3-end}}
|