Ikatan polar molekul anorganik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Amandacika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Amandacika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
[[Kategori:Ikatan kimia| ]]
 
'''Ikatan polar molekul anorganik''' adalah ikatan yang umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan [[keelektronegatifan]] pada [[molekul]] anorganik. Ikatan polar dapat terjadi pada senyawa yang memiliki [[ikatan ion]] (ikatan yang disebabkanterjadi olehkarena serah terima pasangan elektron) ataupun [[ikatan kovalen]] (ikatan yang disebabkanterjadi olehkarena pemakaian pasangan elektron bersama). Selain keelektronegatifan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan timbulnya sifat kepolaran yaitu momen dipol, momen ikatan, momen pasangan elektron bebas, kation, anion, serta konfigurasi [[elektron]]. Faktor-faktor ini merupakan faktor-faktor yang disebabkan karena keberadaan molekul itu sendiri.
 
Kepolaran tidak hanya terjadi karena keberadaan molekul itu sendiri, tetapi juga karena keberadaan molekul tetangganya. Hal ini dijelaskan melalui gaya antar molekul yang terjadi dalam molekul tersebut.
 
== Kepolaran yang disebabkan karena keberadaan diri molekul ==
 
=== Kepolaran senyawa kovalen ===
 
==== Keelektronegatifan ====
 
[[Linus Pauling]] mendefinisikan keelektronegatifan sebagai kemampuan [[atom]] untuk menarik elektron-elektron atom lain ke dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul.<ref>House, J. E dan Kathleen A. House. (2010) Descriptive Inorganic Chemistry Second Edition, p. 64</ref>
[[File:Tabel elektronegatifan Paulingupload 2.jpg|center|Tabel Keelektronegatifan Pauling]]
 
 
Jika suatu atom-atom bergabung membentuk senyawa dan atom-atom tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan maka akan membentuk suatu ikatan kovalen yang [[polar]]. Hal ini dapat terjadi karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan [[rapatan elektron]] sehingga pada atom yang elektropositif tersebut akan menghasilkan [[muatan parsial]] positif (δ+) dan atom yang lebih elektronegatif akan menghasilkan muatan parsial negatif (δ- ). Muatan parsial yang dihasilkan akan menyebabkan timbulnya [[momen ikatan]] yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di antara dua atom yang berikatan. Sebagai contoh yaitu HCl.
[[File:Momen Ikatan HCl 2.jpg|center|Momen Ikatan HCl]]
 
 
==== Pengaruh momen dipol dalam kepolaran molekul anorganik ====
 
[[Momen dipol]] (µ) adalah jumlah [[vektor]] dari momen ikatan ikatan dan momen [[pasangan elektron bebas]] dalam suatu molekul.<ref>Effendy. (2008) Teori VSEPR, Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul, p. 159</ref> Suatu molekul dikatakan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dikatakan bersifat [[nonpolar]] jika memiliki µ = 0 .
[[File:Tabel momen dipol anorganikupload 2.jpg|center|Tabel Momenmomen Dipoldipol Beberapabeberapa Molekulmolekul Anorganikanorganik]]
 
 
Molekul yang memiliki atom yang sama seperti Cl<sub>2</sub>, Br<sub>2</sub>, I<sub>2</sub>, dan H<sub>2</sub> bersifat nonpolar karena molekul tersebut tidak memiliki momen ikatan maupun maupun momen pasangan elektron bebas (PEB) sehingga momen dipolnya bernilai 0. Tidak hanya yang memiliki atom-atom yang sama yang bersifat nonpolar. Pada molekul yang memiliki atom-atom yang berbeda pun dapat bersifat nonpolar, misalnya pada molekul PCl<sub>5</sub>, CO<sub>2</sub>,SF<sub>6</sub>, dan COCl<sub>2</sub>. Pada molekul CO<sub>2</sub>, muatanparsial positif terdapat pada atom karbon sedangkan muatan parsial negatif terdapat pada atom [[oksigen]], sehingga momen ikatan pada CO<sub>2</sub> memiliki arah dari atom C ke O. Momen ikatan saling meniadakan sehingga momen dipolnya bernilai nol.
Baris 27 ⟶ 34:
ini.
[[File:H20 2222.jpg|center|Momen Ikatan dan Momen Pasangan Elektron Bebas H<sub>2</sub>O]]
 
 
 
==== Pengaruh arah momen elektron ikatan dan momen pasangan elektron bebas terhadap kepolaran molekul anorganik ====
 
Arah momen pasangan elektron bebas dan momen ikatan yang searah memiliki tingkat kepolaran yang lebih tinggi dibandingkan arah momen pasangan elektron bebas dan momen ikatan yang berlawanan . Contohnya, NH<sub>3</sub> dan PCl<sub>3</sub> bersifat polar, namun tingkat kepolarannya berbeda. Pada molekul NH<sub>3</sub> momen ikatan N-H dan momen pasangan elektron bebas arahnya searah (seperti gambar di bawah), sedangkan pada molekul PCl<sub>3</sub> memiliki momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas yang berlawanan(seperti gambar di bawah) , sehingga kepolaran NH<sub>3</sub> lebih tinggi daripada PCl<sub>3</sub>.
[[File:PCl3 dan NH3 upload.jpg|center|Arah momen pasangan ikatan dan momen pasangan elektron bebas yang searah pada molekul NH<sub>3</sub> dan arah momen pasangan ikatan dan momen pasangan elektron bebas yang berlawanan pada molekul PCl<sub>3</sub>]]
 
 
=== Kepolaran senyawa ion ===
 
Tidak semua ikatan antara [[logam]] dengan [[nonlogam]] mempunyai ikatan ionik. Senyawa ionik akan lebih mengarah ke sifat kovalen ketika elektron terluar dari anion ditarik kuat oleh kation, sehingga kerapatan elektron dari [[anion]] akan mengalami [[distorsi]] terhadap [[kation]].<ref>Rayner, Geoff dan Tina Overton (2010). Descriptive Inorganic Chemistry Fifth Edition, p.96</ref> Akibat dari distorsi ini maka [[senyawa]] yang mulanya bersifat ionik akan berubah menjadi kovalen dan akan terjadi polarisasi.
Menurut Kasimir Fajans, ahli kimia, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi senyawa ionik akan lebih mengarah ke sifat kovalen dan akan mengalami polarisasi, yaitu:
Baris 43 ⟶ 55:
 
== Kepolaran yang disebabkan oleh karena keberadaan molekul tetangganya ==
 
=== Molekul nonpolar dengan molekul nonpolar ===
 
Suatu molekul [[monoatomik]] yang bersifat nonpolar akan menghasilkan muatan positif dan muatan negatif yang berimpit yang disebabkan distribusi rata-rata inti atom dan elektron-elektron yang bergerak di sekitar inti atom. Rapatan elekton dari molekul tersebut berupa bola [[simetri]].
[[File:Dipol Sesaat.jpg|center|Molekul Yangyang Memilikimemiliki Dipoldipol Sesaatsesaat]]
 
Keadaan elektron yang selalu dalam keadaan bergerak menyebabkan polarisasi rapatan elektron dan menyebabkan deviasi dari simetri bola, sehingga pusat muatan positif dan muatan negatif memisah dan molekul tersebut dikatakan memiliki [[dipol sesaat]] (temporary dipole)
[[File:Gambar Dipol Sesaatsesaat upload.jpg|center|Molekul nonpolar membentuk dipolsesaatdipol sesaat]]
 
Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi molekul nonpolar tersebut. Adanya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut, maka akan terjadi gaya elektrostatik atau yang disebut gaya London di
antara kedua molekul tersebut.
 
Jika di dekat molekul yang memiliki dipol sesaat terdapat molekul nonpolar, molekul yang memilki dipol sesaat akan menginduksi molekul nonpolar tersebut. Adanya dipol sesaat dan dipol induksian tersebut, maka akan terjadi gaya elektrostatik atau yang disebut gaya London di antara kedua molekul tersebut.
[[File:Gaya london 3.jpg|center|Molekul-molekul nonpolar mengalami gaya dipol]]
 
Kemampuan [[polarisasi]] atau ''polarizabilities'' molekul dinyatakan dengan simbol α. Pada molekul-molekul yang memiliki bentuk yang sama, bertambahnya massa molekul akan menyebabkan bertambahnya jumlah elektron. Hal ini menyebabkan pengaruh [[inti atom]] terhadap [[awan elektron]] semakin lemah, sehingga akan mudah dipolarisasi dan gaya London yang terjadi akan semakin kuat. [[Gaya London]] yang semakin kuat menyebabkan proses peleburan dan pendidihan memerlukan [[energi]] yang besar untuk memperbesar jarak antarmolekul nonpolar.
[[File:Tabel kemampuanpolarisabilitas polarisasi 3uplo2d.jpg|center|Tabel Kemampuan Polarisasi (α), Titik Lbur, dan Titik Didih Beberapa Molekul]]
 
 
Selain itu akibat dari gaya London juga menyebabkan molekul nonpolar dapat larut dalam [[pelarut]] non polar. Misalnya, senyawa BI<sub>3</sub> yang mempunyai kemampuan polarisasi yang tinggi akan larut dalam senyawa CCl<sub>4</sub> yang juga mempunyai kemampuan polarisasi yang tinggi.
 
 
=== Molekul polar dengan molekul nonpolar ===
 
Molekul polar yang memiliki dipol permanen akan menginduksi molekul nonpolar yang tidak memiliki dipol, sehingga akan terjadi [[gaya elektrostatik]] di antara keduanya atau yang disebut [[gaya dipol-dipol]] induksi. Gaya ini menyebabkan senyawa nonpolar dapat larut atau sedikit larut dalam pelarut polar. Misalnya, gaya dipol-dipol induksi antara H<sub>2</sub>O yang bersifat polar dan O<sub>2</sub> yang bersifat nonpolar akan menyebabkan O<sub>2</sub> dapat larut sedikt dalam H<sub>2</sub>O (gas O<sub>2</sub> yang dilarutkan dalam 100 gram air memiliki kelarutan 0,006945 pada suhu 0°C).
[[File:Dipol induksi neh.jpg|center|Molekul polar dan nonplar membentuk dipol sesaat]]
 
 
 
=== Molekul polar dengan molekul polar ===
 
Ketika molekul yang polar berdekatan dengan molekul yang polar, maka akan timbul gaya elektrostatik di antara keduanya. Gaya ini disebut gaya dipol-dipol. Melalui gaya ini, zat terlarut yang bersifat polar dapat larut dalam pelarut polar yang mempunyai konstanta dielektrik yang besar dan bersifat polar.
[[File:Fasa cair 7.jpg|center|Molkul-molekul polar mngalami interaksi paralel dan antiparalel]]
Baris 70 ⟶ 90:
tarik-manarik dan gaya tolak-menolak molekul-molekul polar dalam fasa
cair]]
 
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
 
== Daftar pustaka ==
 
* Effendy. (2008). Teori VSEPR, Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul. Malang: Bayumedia Publishing. ISBN 979-3323-06-4.
* House, J. E. (2008). Inorganic Chemistry. USA: Academic Press. ISBN 978-0-12-356786-4.
Baris 83 ⟶ 106:
* Rayner, Geoff dan Tina Overton (2010). Descriptive Inorganic Chemistrym Fifth Edition. New York: W.H. Freeman and Company. ISBN-13: 978-1-4292-2434-5 dan ISBN-10: 1-4292-1814-2.
* Shriver dan Atkins. (2010). Inorganic Chemistry Fifth Edition. Oxford University Press: New York. ISBN 978–1–42–921820–7.
 
 
== Pranala luar ==
 
* D.C. Krause (2000). [http://www.khayma.com/muhannad/FlashTutorials/IMForces.swf Intermolecular Forces]. Retrieved December 1, 2011.