Injil Tomas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 59:
 
== Injil Tomas dan kanon Perjanjian Baru ==
Kenyataan bahwa Injil Tomas tampaknya tidak pernah dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam [[Perjanjian Baru]] dipandang sebagian orang sebagai petunjuk bahwa kitab ini berasal dari waktu yang belakangan — bila memang kitab ini ditulis oleh rasul Tomas, demikian pendapat mereka, argue, tentu setidak-tidaknya kitab ini telah dipertimbangkan dengan serius pada abad segera setelah [[kematian Yesus]]. Pandangan ini lebih populer di antara orang-orang [[Kristen]] yang menerima [[Kanon Alkitab|kanon]] Perjanjian Baru yang diilhamkan secara ilahi sebagai pernyataan iman mereka — khususnya mereka yang menganggap dirinya orang Kristen yang [[fundamentalis]] atau [[evangelikalisme|evangelikal]].
 
Reaksi yang keras dan meluas terhadap kanon [[Marcion]], kanon Perjanjian Baru pertama yang diketahui pernah diciptakan, mungkin memperlihatkan bahwa pada 140 M., telah diterima secara luas bahwa teks-teks yang lain merupakan bagian dari catatan mengenai kehidupan dan pelayanan Yesus.
 
Meskipun argumen-argumen mengenai sejumlah kitab yang berpotensi masuk ke dalam Perjanjian Baru, seperti misalnya [[Gembala dari Hermas]] dan [[Kitab Wahyu]], berlanjut terus hingga [[abad ke-4]] M., empat Injil kanonik, yang diyakini berasal dari Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, secara universal diterima di antara orang-orang Kristen ortodoks sekurang-kurangnya sejak pertengahan abad ke-2. Karya [[Diatessaron]] Tatian yang luas digunakan, dan disusun antara 160 dan 175 M., memanfaatken keempat Injil tanpa mempertimbangkan kitab-kitab yang lainnya. Irenaeus dari Lyons menulis pada akhir abad ke-2 M. bahwa ''karena ada empat penjuru bumi, … sungguh tepatlah bila Gereja mempunyai empat tiang, … keempat Kitab Injil'' (''Melawan Ajaran-ajaran Sesat'', 3:1), dan tak lama kemudian membuat kutipan pertama yang diketahui dari Injil yang keempat – versi kanonik dari Injil Yohanes. [[Fragmen Muratoria]] dari akhir abad ke-2 M. juga mengakui hanya ketiga Injil Sinoptik dan Yohanes. Pakar Alkitab [[Bruce Metzger]] menulis mengenai pembentukan kanon Perjanjian Baru, "Meskipun batas-batas pinggir dari kanon yang sedang muncul itu belum ditetapkan selama beberapa generasi, terdapat kesepakatan yang tinggi mengenai bagian terbesar dari Perjanjian Baru di antara begitu banyak jemaat orang percaya yang sangat beraneka ragam dan tersebar di mana-mana, bukan hanya di seluruh dunia Laut Tengah tetapi juga meluas hingga mencakup wilayah yang merentang dari Britania hingga ke Mesopotamia."
 
Perlu dicatat bahwa informasi tentang Yesus historis saja bukanlah satu-satunya kriteria untuk menerima sebuah kitab ke dalam kanon Perjanjian Baru. Para penyusun kanon memilih untuk memasukkan banyak itabkitab yang tidak memuat informasi tentang Yesus historis ataupun ajaran-ajaran dari Yesus historis, seperti misalnya Surat-surat dan Kitab Wahyu.
 
Injil Tomas mungkin tidak dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru karena:
Baris 72:
* Tidak dikenal oleh para penyusun Kanon.
* Dianggap dikalahkan oleh Injil-injil Naratif.
* Tergolong dalam suatu cabang kekristenan yang berada di luar lingkaran [[Atanasius dari Alexandria]] yang menangdominan.
* Penekanannya pada spiritualitas pribadi di luar Gereja dianggap [[anatema]] bagi kepentingan agama yang terorganisasi.