Keraton Surakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aditreeslime (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aditreeslime (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
 
== Kemegahan Arsitektural ==
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De pendopo van de kraton van de Soesoehoenan in Soerakarta TMnr 60004295.jpg|thumb|300px|Pendopo Keraton pada zaman pemerintahan Susuhunan Pakubuwono X, foto diambil tahun 1910. Koleksi [[Tropenmuseum]], Belanda.]] Keraton (Istana) Surakarta merupakan salah satu bangunan yang eksotis di zamannya. Salah satu arsitek istana ini adalah [[Pangeran Mangkubumi]] (kelak bergelar Sultan [[Hamengkubuwono I]]) yang juga menjadi arsitek utama [[Keraton Yogyakarta]]. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika pola dasar tata ruang kedua keraton tersebut ([[Yogyakarta]] dan Surakarta) banyak memiliki persamaan umum. Keraton Surakarta sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang ini tidaklah dibangun serentak pada 1744-45, namun dibangun secara bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama dengan awalnya. Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh Susuhunan [[Pakubuwono X]] (Sunan PB X) yang bertahta [[1893]]-[[1939]]. Sebagian besar keraton ini bernuansa warna putih dan biru dengan arsitekrur gaya campuran [[Jawa]]-[[Eropa]]. [[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Interieur van de tussenhal tussen voorhal en binnenhuis van de rijksbestuurder van Soerakarta in de kraton van de Susuhunan van Surakarta TMnr 60004294.jpg|left|thumb|300px|Salah satu ruangan Keraton pada zaman Pakubuwono X, gaya arsitektur jawa dipertahankan dalam bentuk bangunan namun di dalamnya diisi dengan berbagai macam perabotan Eropa, foto diambil tahun 1910. Koleksi Tropenmuseum, Belanda.]]
 
Secara umum pembagian keraton meliputi: Kompleks ''Alun-alun Lor''/Utara, Kompleks ''Sasana Sumewa'', Kompleks ''Sitihinggil Lor''/Utara, Kompleks ''Kamandungan Lor''/Utara, Kompleks ''Sri Manganti'', Kompleks ''Kedhaton'', Kompleks ''Kamagangan'', Kompleks ''Srimanganti Kidul''/Selatan (?) dan ''Kemandungan Kidul''/Selatan, serta Kompleks ''Sitihinggil Kidul'' dan ''Alun-alun Kidul''. Kompleks keraton ini juga dikelilingi dengan baluwarti, sebuah dinding pertahanan dengan tinggi sekitar tiga sampai lima meter dan tebal sekitar satu meter tanpa anjungan. Dinding ini melingkungi sebuah daerah dengan bentuk persegi panjang. Daerah itu berukuran lebar sekitar lima ratus meter dan panjang sekitar tujuh ratus meter. Kompleks keraton yang berada di dalam dinding adalah dari ''Kemandungan Lor''/Utara sampai ''Kemandungan Kidul''/Selatan. Kedua kompleks ''Sitihinggil'' dan ''Alun-alun'' tidak dilingkungi tembok pertahanan ini.
Baris 36:
 
Bangunan berikutnya adalah ''Sasana Handrawina''. Tempat ini digunakan sebagai tempat perjamuan makan resmi kerajaan. Kini bangunan ini biasa digunakan sebagi tempat seminar maupun gala dinner tamu asing yang datang ke kota Solo. Bangunan utama lainnya adalah ''Panggung Sangga Buwana''. Menara ini digunakan sebagai tempat meditasi Susuhunan sekaligus untuk mengawasi benteng VOC/[[Hindia Belanda]] yang berada tidak jauh dari istana. Bangunan yang memiliki lima lantai ini juga digunakan untuk melihat posisi bulan untuk menentukan awal suatu bulan. Di puncak atap teratas terdapat ornamen yang melambangkan tahun dibangunnya menara tertua di kota Surakarta.
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De malige het voorportaal van de kraton Soerakarta. TMnr 60002678.jpg|left|thumb|280px|Bangunan ''Sasana Handrawina'' pada zaman Pakubuwono X, bangunan ini dikelilingi dengan patung-patung bergaya Eropa, foto diambil tahun 1910. Koleksi Tropenmuseum, Belanda.]]
 
Sebelah barat kompleks Kedhaton merupakan tempat tertutup bagi masyarakat umum dan terlarang untuk dipublikasikan sehingga tidak banyak yang mengetahui kepastian sesungguhnya. Kawasan ini merupakan tempat tinggal resmi raja dan keluarga kerajaan yang masih digunakan hingga sekarang.