Kewiraswastaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tony Widodo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{wikify}}
'''Kewirausahaan''' ([[bahasa Inggris|Inggris]]: '''''Entrepreneurship''''') adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.{{fact}} Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.{{fact}} Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.{{fact}}
 
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).{{fact}} Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.{{fact}} Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.{{fact}} Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.{{fact}} Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut [[wirausahawan]].{{fact}}Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Istilah ''entrepreneur'' pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, [[Richard Cantillon]]. Menurutnya, ''"entrepreneur is agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”''. Ekonom Perancis lainnya [[Jean Baptista Say]] menambahkan definisi Cantillon dengan konsep ''entrepreneur'' sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif.
 
== Kewirausahaan menurut para ahli ==
* Richard Cantillon ([[1775]])
Kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (''self-employment''). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
* Thomas W Zimmer
Kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang - peluang yang dihadapi orang setiap hari.
* Peter Drucker
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (''ability to create the new and different'').
 
== Etimologi ==
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.{{fact}} Wira berarti pejuang, [[pahlawan]], manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.{{fact}} Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.{{fact}} Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.{{fact}}
 
== Sejarah kewirausahaan ==
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun [[1755]].{{fact}} Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di [[Indonesia]] baru dikenal pada akhir abad 20.{{fact}} Beberapa istilah wirausaha seperti di [[Belanda]] dikenadengan ''ondernemer'', di Jerman dikenal dengan ''unternehmer.''.{{fact}} Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak [[1950-an]] di beberapa negara seperti [[Eropa]], [[Amerika]], dan [[Kanada]].{{fact}} Bahkan sejak [[1970-an]] banyak [[universitas]] yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.{{fact}} Pada tahun [[1980-an]], hampir 500 sekolah di [[Amerika Serikat]] memberikan pendidikan kewirausahaan.{{fact}}DiDI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.{{fact}} Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.{{fact}}
 
== Proses kewirausahaan ==
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.{{fact}} Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.{{fact}} Faktor-faktor tersebut membentuk ''locus‘’locus of control''control’’, [[kreativitas]], keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi [[wirausahawan]] yang besar.{{fact}} Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ''locus of control'', toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.{{fact}} Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, [[organisasi]], dan [[keluarga]].{{fact}}
 
== Tahap-tahap kewirausahaan ==
Baris 24 ⟶ 17:
 
=== Tahap memulai ===
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ''franchising''‘’franchising’’. {{fact}}Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang [[pertanian]], [[industri]], atau jasa.{{fact}}
 
=== Tahap melaksanakan usaha ===
Dalam tahap ini seorang [[wirausahawan]] mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.{{fact}}
 
=== Tahap mempertahankan usaha ===
Tahap di mana [[wirausahawan]] berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.{{fact}}
 
* '''Tahap mengembangkan usaha'''{{br}}
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.{{fact}}
 
== Faktor-faktor motivasi berwirausaha ==
Baris 44 ⟶ 37:
* Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang.{{fact}} Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga [[moral]] kepada berbagai pihak.{{fact}}
* Komitmen pada berbagai pihak.{{fact}}
* Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.{{fact}} Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, [[pemerintah]], pemasok, serta masyarakat luas.{{fact}}
 
=== Sikap wirausaha ===
Baris 57 ⟶ 50:
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.{{fact}} Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.{{fact}} Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.{{fact}} Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.{{fact}}
* '''Mandiri'''{{br}}
Seseorang dikatakan mandiri“mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.{{fact}} Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. {{fact}}Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.{{fact}}
* '''Realistis'''{{br}}
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. {{fact}}Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. {{fact}}Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.{{fact}}
 
== Sifat-sifat Wirausaha ==
* Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme
* Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
* Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
* Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
* Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
* Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
* Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
 
== Faktor-faktor Kegagalan dalam Wirausaha ==
Menurut Zimmerer ([[1996]]) dalam Suryana ([[2001]]) menyatakan bahwa kegagalan wirausahawan dalam mengelola bisnisnya dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut.
* Tidak kompeten dalam manajerial{{br}}
Faktor tersebut dicirikan dengan rendahnya kemampuan serta kinerja di dalam pengelolaan usahanya.
* Kurang memiliki pengalaman dalam berbagai segi{{br}}
Hal ini bisa terjadi dalam beberapa kemampuan, misalnya dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mensinergikan operasionalisasi perusahaan.
* Kurang dapat mengendalikan keuangan{{br}}
Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik maka aspek keuangan harus betul-betul diperhatikan, misalnya menjaga likuiditas perusahaan melalui pengendalian arus kas. Mengendalikan setiap pengeluaran biaya dan penerimaan baik dari pinjaman maupun dari hasil penjualan produk.
* Adanya kegagalan dalam perencanaan{{br}}
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, apabila suatu rencana gagal maka akan berdampak terhadap terhambatnya operasi perusahaan.
* Lokasi kurang memadai{{br}}
Lokasi usaha merupakan faktor yang strategis, apabila salah dalam memilih lokasi maka berakibat terhadap terhambatnya operasi perusahaan.
* Kurangnya pengawasan peralatan{{br}}
Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
* Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha{{br}}
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dijalankan menjadi labil dan dapat mengakibatkan kegagalan fatal.
* Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan{{br}}
Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, cepat atau lambat akan tergusur oleh zaman dan mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan usaha. Keberhasilan usaha hanya dapat diperoleh apabila wirausahawan memiliki keberanian mengadakan perubahan dan adaptif terhadap peralihan waktu.,ref>[http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2184064-faktor-penyebab-kegagalan-wirausaha/ Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha]</ref>
 
== Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional ==
* Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
* Mengembangkan sumber bahan mentah
* Memperluas pasar
* Mempertinggi efisiensi produksi suatu barang
* Mengadakan inovasi (perubahan) dalam suatu produk<ref>[http://books.google.co.id/books?id=NKFggvHkN3oC&pg=RA1-PR22&dq=ekonomi;+peran+wirausaha+dalam+perekonomian+nasional&hl=id&ei=z5XdTpGoF8imrAeY3_nhCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEoQ6AEwBg#v=onepage&q&f=false Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional]</ref>
 
== Referensi ==