Liem Seeng Tee: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jfkjaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jfkjaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
Liem Seeng Tee kembali memulai usahanya, dan kembali mengusung merek “Dji Sam Soe” ke pasar. Perlahan tapi pasti usahanya kembali berkembang, kapasitas produksinya semakin baik, dan pasar mulai kembali berhasil dikuasainya. Tetapi hambatan kembali muncul, kali ini dari iklim politik berupa suburnya perkambangan ideologi [[komunisme]], yang berhasil memutuskan hubungan kekeluargaan yang selama ini berhasil dirintisnya dengan para karyawannya. Sedemikian dahsyat penyusupan komunisme di dalam pabriknya, sehingga Liem Seeng Tee tak bisa mengunjungi pabriknya untuk menyapa para karyawannya, hingga ajal menjemputnya. Liem Seeng Tee meninggal pada tahun [[1956]].
 
==HM Sampoerna sepeninggal Liem Seeng Tee==
 
HM Sampoerna mengalami kesulitan besar sepeninggal Liem Seeng Tee, ketika usaha itu dikelola oleh dua putri Liem Seeng Tee (Sien dan Hwee) dan menantunya, yakni suami kedua putrinya tersebut. Kesulitan besar itu muncul karena datangnya investor asing yang masuk ke Indonesia membangun industri rokok putih dengan teknologi linting mesin. Sementara itu dua putra Seeng Tee, [[Sie Hua]] dan [[Aga Sampoerna|Liem Swie Ling]], tidak tertarik meneruskan usaha HM Sampoerna. [[Sie Hua]], si sulung, lebih suka membuka usaha tembakau, sedangkan adiknya, [[Liem Swie Ling]], membuka pabrik rokok di [[Denpasar]] dengan merek [[Panamas]], yang produksinya ternyata ikut menggerogoti pasar HM Sampoerna di [[Jawa Timur]].