Fabel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ricky Setiawan (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 202.70.58.82 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Kenrick95Bot
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
fabel PERLOMBAAN ANTARA KELINCI DAN KURA-KURA
'''Fabel''', diambil dari [[bahasa Belanda]] adalah cerita yang menggunakan [[hewan]] sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita [[kancil]] atau cerita [[Tantri]] di [[Indonesia]].
Di sebuah hutan kecil di pinggir desa ada seekor kelinci yang sombong. Dia suka mengejek hewan – hewan lain yang lebih lemah. Hewan – hewan lain seperti kura – kura, siput, semut dan hewan – hewan kecil lain tidak ada yang suka pada kelinci yang sombong itu.
Suatu hari, si kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untuk diejeknya. Kebetulan dia bertemu dengan kura – kura.
 
Kelinci : “Hei, kura – kura, si lambat, kamu jangan jalan aja dong…..lari begitu, biar cepat sampai.”
Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah [[Michael de La Fontaine]] dari [[Perancis]]. Penyair Sufi [[Fariduddin Attar]] dari [[Persia]] juga menuliskan karyanya yang termashur yakni [[Musyawarah Burung]] dalam bentuk fabel.
Kura – kura : “Biarlah kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting aku sampai dengan selamat ke tempat tujuanku, daripada cepat – cepat nanti jatuh dan terluka.”
Kelinci : “Hei kura – kura, bagaimana kalau kita adu lari. Kalau kau bisa menang, aku akan beri hadiah apapun yang kau minta.”
 
Padahal di dalam hati kelinci berkata.
Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam.
 
Kelinci : “Mana mungkin dia akan bisa mengalahkanku.”
== Lihat pula ==
Kura – kura : “Wah, kelinci mana mungkin aku bertanding adu cepat denganmu, kamu bisa lari dan loncat dengan cepat, sedangkan aku berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa rumahku yang berat ini.”
* [[Pañcatantra]]
Kelinci : “Nggak bisa, kamu nggak boleh menolak tantanganku ini. Pokoknya besok pagi aku tunggu kau di bawah pohon beringin. Aku akan menghubungi pak serigala untuk menjadi wasitnya.”
 
Kura – kura hanya bisa diam melongo. Di dalam hatinya berkata.
{{bahasa-stub}}
 
Kura – kura : “Mana mungkin aku bisa mengalahkan kelinci ?”
[[Kategori:Majas]]
 
Keesokan harinya si kelinci menunggu dengan sombongnya di bawah pohon beringin. Pak serigala juga sudah datang untuk menjadi wasit. Setelah kura – kura datang pak serigala berkata.
 
Pak serigala : “Peraturannya begini, kalian mulai dari pohon garis di sebelah sana yang di bawah pohon mangga itu. Kalian bisa lihat nggak ?”
Kelinci : “Bisa….”
Kura – kura : “Bisa….”
Pak serigala : “Nah siapa yang bisa datang duluan di bawah pohon beringin ini, itulah yang menang.” Oke,……satu……dua……tiga……mulai !”
Kelinci segera meloncat mendahului kura – kura, yang mulai melangkah pelan karena dia tidak bisa meninggalkan rumahnya.
 
Kelinci : “Ayo kura – kura, lari dong !” Baiklah aku tunggu disini ya….”
 
Kelinci duduk sambil bernyanyi. Angin waktu itu berhembus pelan dan sejuk, sehingga membuat kelinci mengantuk dan tak lama kemudian kelinci pun tertidur.
Dengan pelan tapi pasti kura – kura melangkah sekuat tenaga. Dengan diam – diam dia melewati kelinci yang tertidur pulas. Beberapa langkah lagi dia akan mencapai garis finish. Ketika itulah kelinci bangun. Betapa terkejutnya dia melihat kura – kura sudah hampir mencapai finish sekuat tenaga dia berlari dan meloncat untuk mengejar kura – kura. Namun sudah terlambat, kaki kura – kura telah menyentuh garis finish dan pak serigala telah memutuskan bahwa pemenangnya adalah kura – kura. Si kelinci sombong terdiam terhenyak, seolah tak percaya bahwa dia bisa tertidur. Jadi siapa pemenangnya ya kura – kura.