Kota Surabaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jokodolog (bicara | kontrib)
Jokodolog (bicara | kontrib)
Baris 99:
[[Berkas:Peta soerabaja 1897.jpg|thumb|upright|right| Peta Surabaya dari buku panduan perjalanan dari Inggris tahun 1897]]
 
Pada zaman [[Hindia-Belanda]], Surabaya berstatus sebagai ibukota Karesidenan Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah Kabupaten [[Gresik]], [[Sidoarjo]], [[Mojokerto]], dan [[Jombang]]. Pada tahun [[1905]], Surabaya mendapat status [[kotamadyaKotamadya]] (''Gemeente''). Pada tahun [[1926]], Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah [[Batavia]].
 
Sebelum tahun [[1900]], pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar [[Jembatan Merah]] saja. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerah [[Darmo, Wonokromo, Surabaya|Darmo]], [[Gubeng, Surabaya|Gubeng]], [[Sawahan, Surabaya|Sawahan]], dan [[Ketabang, Genteng, Surabaya|Ketabang]]. Pada tahun [[1917]] dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.
 
Tanggal [[3 Februari]] [[1942]], [[Jepang]] menjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulan [[Maret]] [[1942]], Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal [[17 Mei]] [[1944]].